Ticker

4/recent/ticker-posts

MTEL Catat Laba Bersih Rp1,78 Triliun Selama 2022

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in
- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), anak usaha Telkom, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,78 triliun sepanjang tahun 2022. Angka ini naik sebesar 29,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,38 triliun.

Pencapaian tersebut didorong oleh pendapatan sepanjang tahun 2022 senilai Rp 7,72 triliun, naik 12,5% dari tahun 2021 yang sebesar Rp 6,87 triliun. Selain itu, EBITDA Mitratel juga naik 18,5% menjadi Rp 6,142 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,185 triliun.

Menurut Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, pencapaian ini didorong oleh program pengembangan bisnis organik dan inorganik, yang berdampak positif terhadap kinerja keuangan. Selain itu, perusahaan juga terus fokus dalam melakukan efisiensi biaya operasional sehingga profitabilitas disisi marjin meningkat.

"Pendapatan yang tumbuh 12,5% dan laba bersih melonjak 29,3% di tahun 2022 merupakan hasil nyata dari eksekusi strategi dan rencana-rencana bisnis Mitratel," ujarnya dalam keterangannya pada Rabu (8/3).

Mitratel juga mencatatkan pendapatan dari segmen penyewaan menara yang masih mendominasi di tahun 2022 dengan nilai Rp 6,37 triliun, naik 17,4% dari tahun sebelumnya. "Pendapatan sewa menara ini merupakan pertumbuhan yang berkelanjutan didorong oleh menara baru (built to suit) dan kolokasi, termasuk dari hasil akuisisi menara telekomunikasi Telkomsel di Juli 2022," ungkap Teddy.

Total penambahan menara baru yang dimiliki oleh Mitratel pada tahun 2022 adalah sebanyak 7.212 menara dan penambahan jumlah tenant (penyewa) sebesar 9.412. Dimana 6.000 menara baru tersebut datang dari proses akuisisi menara operator Telkomsel.

Selain itu, Mitratel juga mengembangkan jaringan fiber optic sebagai bagian penting dari ekosistem menara, dan telah memiliki fiber optic sepanjang 16.641 km, dimana 6.012 km diantaranya merupakan hasil akuisisi. Strategi organik dan aksi korporasi di tahun 2022 ini menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan kinerja perusahaan.

Di sisi lain, utang perseroan juga turun menjadi Rp 15,29 triliun dari Rp 18,07 triliun. Alhasil, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pada 2022 turun menjadi 0,45 kali dari sebelumnya 0,54 kali (yoy).


Posting Komentar

0 Komentar