Ticker

4/recent/ticker-posts

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal 3-2023 di Bawah Harapan

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA - Perekonomian Indonesia mengakhiri tujuh kuartal berturut-turut pertumbuhan di atas 5% seiring dengan menyusutnya ekspor dan belanja pemerintah. 

Data resmi Badan Pusat Statistk (BPS) yang dirilis pada hari Senin (6/11/2023) menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sebesar 4,94% pada kuartal ketiga dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di bawah perkiraan median 5% dari para analis yang disurvei oleh Bloomberg. 

Perekonomian tumbuh sebesar 1,6% dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, juga lebih rendah dari perkiraan survei sebesar 1,67%.

Meskipun pasar mengabaikan pertumbuhan yang lebih lemah dari yang diharapkan yang dibanjiri oleh optimisme bahwa Federal Reserve mendekati akhir siklus perketatannya, data PDB terbaru menunjukkan tantangan dalam pemulihan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

Belanja pemerintah turun sebesar 3,76% selama periode Juli-September dibandingkan dengan lonjakan sebesar 10,6% yang diberikan pada kuartal kedua, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Penurunan belanja ini mengurangi pertumbuhan kuartal ketiga sebesar 0,28 poin persentase, kata badan statistik. Penurunan belanja ini juga terjadi ketika kesehatan fiskal Indonesia terus membaik.

Ekspor, yang juga merupakan pendorong pertumbuhan utama bagi negara ini, menyusut sebesar 4,26% pada kuartal ketiga. Ini adalah penurunan terbesar sejak akhir 2020, di tengah permintaan global yang lesu terhadap komoditas Indonesia seperti batu bara dan minyak kelapa sawit.

Rupiah menguat, menguat sebesar 1,3% pada pukul 12:18 waktu setempat menjadi 15.526 terhadap dolar Amerika Serikat. Indeks saham acuan naik sebesar 0,7%.

Konsumsi pribadi, yang menyumbang lebih dari separuh ekonomi Indonesia, tumbuh lebih lambat sebesar 5,06%. Formasi modal tetap bruto, atau investasi untuk menciptakan aset, berkembang dengan kecepatan tertinggi dalam dua tahun terakhir sebesar 5,77%, berkat peningkatan pembangunan, kendaraan, dan barang modal.

Namun, biaya pinjaman yang lebih tinggi berisiko membatasi konsumsi dan investasi. Bank sentral Indonesia secara tak terduga menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir, yaitu 6%, bulan lalu untuk mendukung pelemahan rupiah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bulan lalu bahwa bantuan sosial tambahan dan insentif pajak seharusnya dapat membawa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,1% pada tahun 2023.

Pemerintah mencatat surplus fiskal pada bulan September senilai hampir 68 triliun rupiah (4,4 miliar dolar AS), dan mereka mengharapkan defisit tahun penuh akan berada di bawah perkiraan sebesar 2,28% dari PDB. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil menjaga keuangan publik dengan baik, yang menjadi faktor positif di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Namun, data PDB yang lebih rendah dari perkiraan dan penurunan belanja pemerintah menunjukkan adanya tantangan yang perlu dihadapi dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Ekspor yang turun juga menjadi perhatian serius, terutama karena ekspor merupakan salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Para analis dan pengamat akan terus memantau perkembangan perekonomian Indonesia, serta langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintah dan bank sentral dalam menghadapi tantangan ini. Kebijakan fiskal dan moneter yang bijaksana dapat membantu mengatasi ketidakpastian dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Dalam situasi ini, penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus mendorong reformasi struktural yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi, mengurangi hambatan bisnis, dan meningkatkan investasi. Peningkatan investasi dalam infrastruktur dan sumber daya manusia juga dapat membantu menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat.

Ketidakpastian global juga tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai. Fluktuasi dalam permintaan global, perubahan dalam kebijakan perdagangan internasional, dan gejolak pasar keuangan global dapat mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pelaku bisnis di Indonesia untuk tetap waspada dan siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

Dalam rangka menghadapi ketidakpastian ekonomi, penting bagi Indonesia untuk tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Ini termasuk menjaga disiplin fiskal, menjaga stabilitas moneter, dan terus mendorong reformasi struktural yang dapat memperbaiki iklim investasi dan menciptakan lapangan kerja.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, Indonesia dapat membangun dasar yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, Indonesia memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang dalam beberapa tahun mendatang.

Posting Komentar

0 Komentar