Ticker

4/recent/ticker-posts

China Hadapi Dampak Utang Properti: Penurunan Permintaan Baja

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Harga kontrak berjangka baja tulangan (steel rebar) di China mengalami penurunan tajam mencapai CNY 3,580 per ton, nilai terendah dalam dua bulan terakhir. 

Hal ini terjadi karena pasar terus mengukur dampak dari utang properti yang tidak berkelanjutan di sektor properti China terhadap permintaan sumber daya.

Pengembang properti raksasa, Country Garden, diperkirakan akan gagal membayar kupon untuk salah satu obligasinya. Kejadian ini memicu putaran baru restrukturisasi yang meningkatkan risiko kontagion keuangan bagi perusahaan lain yang memiliki eksposur terhadap utang besar.


Penjualan Properti China Anjlok

Sektor konstruksi perumahan di China terus mendapatkan tekanan. Dalam bulan September saja, penjualan properti mengalami penurunan sebesar 19,8%. 

Dengan situasi ini, pelaku pasar mencatat bahwa kapasitas tanur tiup (blast furnace) di China menurun untuk pekan ketiga berturut-turut pada akhir Oktober.

Meskipun demikian, ada harapan bahwa Beijing akan terus mendukung ekonomi untuk membatasi kerugian lebih lanjut. Pihak berwenang China sedang mempertimbangkan penerbitan utang tambahan sebesar $137 miliar untuk diinvestasikan pada infrastruktur. 

Langkah ini diharapkan dapat menggantikan penurunan tajam dalam konstruksi perumahan dan mendukung permintaan baja di negara konsumen terbesar di dunia.

China sebagai konsumen baja terbesar di dunia memiliki peranan penting dalam dinamika pasar baja global. Setiap perubahan signifikan dalam permintaan dan suplai baja di China akan berdampak pada harga dan permintaan baja di pasar global. 

Oleh karena itu, pemulihan sektor konstruksi dan properti di China menjadi hal yang sangat penting bagi industri baja dunia.

Sebagai upaya pemulihan, diperkirakan pemerintah China akan meningkatkan investasi infrastruktur dalam jangka pendek untuk menggantikan kontribusi sektor properti. 

Selain itu, dukungan kebijakan moneter dan fiskal juga akan terus diberikan untuk memastikan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sementara itu, pengembang properti besar lainnya di China juga sedang memonitor situasi ini dengan cermat. Setiap kebijakan dan langkah yang diambil oleh pemerintah China akan menjadi pertimbangan penting bagi mereka dalam menentukan strategi bisnis di masa depan.

Dalam jangka panjang, sektor properti China diharapkan dapat pulih dan kembali stabil. Namun, proses pemulihannya membutuhkan waktu dan didukung oleh kebijakan yang tepat dari pemerintah serta kolaborasi dengan pelaku industri properti. 

Hingga saat ini, pelaku pasar masih menunggu dengan cermat langkah-langkah selanjutnya dari pemerintah China dalam menghadapi situasi ini.


Posting Komentar

0 Komentar