Ticker

4/recent/ticker-posts

Ekspor Jepang Kembali Tumbuh, Meningkat 4,3% Pada September

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Kementerian Keuangan Jepang melaporkan ekspor negara itu tumbuh 4,3% pada September dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan tahunan pertama dalam tiga bulan.

Lapran pada Kamis (19/10) itu menyebut bahwa ekspor meningkat menjadi 9,19 triliun yen (US$61 miliar), sedangkan impor mencapai 9,13 triliun yen, turun 16,3% terutama karena penurunan harga sumber daya, menghasilkan surplus perdagangan bulanan sebesar 62,4 miliar yen. Kuantitas ekspor meningkat 0,7%, kenaikan pertama dalam setahun.

Ekspor Jepang turun pada Juli untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, mencerminkan perlambatan ekonomi global termasuk di mitra dagang utama, China. Penurunan lain terjadi pada Agustus.

Data September menunjukkan bahwa ekspor otomotif dan farmasi meningkat, mendukung pertumbuhan.


Namun, Chisato Oshiba, seorang ekonom dari Dai-ichi Life Research Institute, memperingatkan bahwa kelemahan potensial mungkin bersembunyi di balik angka ekspor.

“Otomobil telah memimpin ekspor nyata Jepang, tetapi produk lain, seperti semikonduktor dan peralatan pembuatan semikonduktor, lesu. Ke depannya, jika laju produksi otomobil melambat, itu bisa menjadi kekhawatiran,” katanya dilansir Nikkei Asia. 

Pengiriman ke China semakin menurun, sebesar 6,2% pada September untuk bulan kesepuluh berturut-turut penurunannya, dengan penurunan makanan dan komponen elektronik masing-masing 58% dan 22,9%. Penurunan tersebut juga menunjukkan dampak dari langkah kontrol perdagangan yang diberlakukan oleh kedua negara.

Jepang pada akhir Juli memulai kontrol ekspor pada peralatan pembuatan semikonduktor canggih. China pada akhir Agustus menghentikan semua impor seafood dari Jepang sebagai respons atas pelepasan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak ke Samudra Pasifik.

Oshiba bertanya-tanya apakah China mungkin berhenti membeli lebih dari sekedar seafood dari Jepang. “Faktor politik bisa memiliki konsekuensi jangka panjang ke depan,” katanya, sambil menambahkan bahwa regulasi ekspor mungkin diperketat lebih lanjut.

Ekspor Jepang ke AS dan Uni Eropa meningkat 13% dan 12,9% masing-masing pada September, didorong oleh otomotif. Ekspor ke anggota ASEAN turun 8,1%, sedangkan ke Korea Selatan turun 4,2%.

Menurut angka awal yang dirilis pada hari yang sama untuk periode April-September, defisit perdagangan untuk paruh pertama tahun fiskal 2023 adalah 2,71 triliun yen, penurunan 75,1% dari periode yang sama pada 2022.


Posting Komentar

0 Komentar