Ticker

4/recent/ticker-posts

Emas Berkilau di Tengah Risiko Perdagangan Global, Data Inflasi AS Jadi Sorotan Utama

Daftar Isi [Tampilkan]

Antrean untuk membeli emas batangan di Antam

Receh.in
– Harga emas mencatatkan kenaikan pada perdagangan Selasa (15/7), didorong oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan global yang memicu permintaan aset safe haven.

Perhatian investor kini tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan malam ini, yang diperkirakan akan memberikan petunjuk penting mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Demikian laporan Ipotnews yang mengutip data dan analisis dari berbagai sumber.

 

Emas Sentuh Level USD3.360, Dipengaruhi Retorika Tarif Trump

Harga emas spot naik sebesar 0,49% menjadi USD3.359,79 per ons pada pukul 14.14 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga menguat 0,22% ke level USD3.366,60.

Kenaikan ini sejalan dengan analisis dari Tim Waterer, Kepala Analis KCM Trade, yang menyatakan bahwa emas secara historis menjadi aset pilihan saat ketegangan tarif meningkat. "Pergerakan menuju USD3.350 merupakan bukti bahwa pola ini kembali terjadi," ujarnya.

Namun, Waterer juga menyoroti adanya faktor penghambat kenaikan harga emas lebih lanjut, yaitu imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi dan penguatan nilai tukar dolar AS. "Agar emas dapat bergerak lebih jauh menuju USD3.400, penurunan USD atau imbal hasil Treasury mungkin diperlukan tanpa adanya peningkatan peristiwa geopolitik," tambahnya.

Ancaman tarif terbaru dari Presiden AS Donald Trump menjadi pemicu utama kekhawatiran perdagangan. Pada hari Sabtu lalu, Trump mengancam akan mengenakan tarif 30% atas impor dari Meksiko dan Uni Eropa mulai 1 Agustus jika tidak ada kesepakatan perdagangan yang tercapai.

Retorika proteksionisme ini meningkatkan ketidakpastian ekonomi global dan mendorong investor mencari perlindungan pada aset-aset aman seperti emas.

 

Fokus Pasar Tertuju pada Data Inflasi AS dan Sinyal Kebijakan The Fed

Rilis data harga konsumen AS untuk bulan Juni menjadi agenda penting yang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi umum akan meningkat menjadi 2,7% secara tahunan, naik dari 2,4% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti diprediksi akan tumbuh menjadi 3,0%, dari 2,8%.

Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memberikan tekanan pada Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama atau bahkan mempertimbangkan kenaikan suku bunga tambahan.

Sebaliknya, data inflasi yang lebih rendah dapat memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga di akhir tahun.

Senin lalu, Trump kembali mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell, dengan menyatakan bahwa suku bunga seharusnya berada di level 1% atau lebih rendah. Pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir tahun, dengan pelonggaran pertama diprediksi terjadi pada bulan September.

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah dibandingkan dengan aset-aset yang memberikan imbal hasil.

 

Kinerja Logam Mulia Lainnya: Perak Sentuh Level Tertinggi dalam 14 Tahun

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang menarik:

  • Perak: Harga perak spot naik 0,5% menjadi USD38,32 per ons, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak September 2011 pada sesi perdagangan Senin. Tim Waterer menjelaskan bahwa "Perak diuntungkan oleh kekhawatiran pasokan dan meningkatnya permintaan industri. Selain itu, kenaikan harga emas selama 18 bulan terakhir mendorong investor mencari aset berharga lain, dan perak menjadi salah satu logam yang mengalami kenaikan harga akibat hal ini."
  • Platinum: Mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,1% menjadi USD1.379,22 per ons.
  • Paladium: Mencatatkan kenaikan moderat sebesar 0,5% menjadi USD1.200,01 per ons.

Pergerakan positif pada perak dan platinum menunjukkan adanya faktor fundamental spesifik yang mendukung permintaan kedua logam ini, selain sentimen safe haven yang juga mempengaruhi emas.

 

Posting Komentar

0 Komentar