Receh.in - Harga batu bara global terus naik dan kini berada di level yang sangat tinggi, sampai menyentuh rekor.
Pendorongnya adalah permintaan batu bara di China, Jepang dan Korea Selatan.
Di dalam negeri, Harga Batubara Acuan (HBA) pada Agustus 2021 pun ikut naik hingga ke angka US$130,99 per ton, tertinggi lebih dari 1 dekade terakhir.
Sementara itu harga batu bara di pasar global justru sudah mulai turun pada awal bulan ini setelah pada Juli mencapai rekor.
Data tradingeconomics menunjukkan harga batubara berjangka turun di bawah $140 per ton pada Agustus, menyusul berita bahwa sejumlah bank komersial sedang menyusun rencana untuk mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batubara di Asia.
Pada Juli 2021, harga batu bara berjangka mencapai $150 per ton, level tertinggi dalam satu dekade, didukung oleh pasokan yang rendah dan permintaan yang kuat dari China, India dan sebagian besar Asia.
Naiknya harga batu bara ini tentunya menguntungkan bagi emiten batu bara yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Meski kinerja keuangan sejumlah emiten pada semester pertama 2021 membaik, harga saham emiten batu bara sejauh ini belum menunjukkan gelagat untuk terbang.
Berikut daftar saham batu bara di BEI 2021
No |
Kode |
Emiten |
1. |
PTBA |
Bukit Asam |
2. |
ADRO |
Adaro Energy |
3. |
INDY |
Indika Energy |
4. |
ITMG |
Indo Tambangraya Megah |
5. |
UNTR |
United Tractors |
6. |
AIMS |
Akbar Indo Makmur Stimec Tbk |
7. |
BUMI |
Bumi Resources Tbk |
8. |
BESS |
Batulicin Nusantara Maritim Tbk |
9. |
BOSS |
Borneo Olah Sarana Sukses Tbk |
10. |
BSSR |
Baramulti Suksessarana Tbk |
11. |
ARII |
Atlas Resources Tbk |
12. |
BYAN |
Bayan Resources Tbk |
13. |
CNKO |
Exploitasi Energi Indonesia Tbk |
14. |
DEWA |
Darma Henwa Tbk |
15. |
DOID |
Delta Dunia Makmur Tbk |
16. |
DSSA |
Dian Swastika Sentosa Tbk |
17. |
DWGL |
Dwi Guna Laksana Tbk |
18. |
GEMS |
Golden Energy Mines Tbk |
19. |
GTBO |
Garda Tujuh Buana Tbk |
20. |
HRUM |
Harum Energy Tbk |
21. |
ITMA |
Sumber Energi Andalan Tbk |
22. |
KKGI |
Resource Alam Indonesia Tbk |
23. |
MBAP |
Mitrabara Adiperdana Tbk |
24. |
MYOH |
Samindo Resources Tbk |
25. |
SMMT |
Golden Eagle Energy Tbk |
26. |
TOBA |
TBS Energi Utama Tbk |
Menurut Kementerian ESDM, melambungnya harga batu bara dunia dipengaruhi musim penghujan yang ekstrem di China yang mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batu bara di negara tersebut.
Sementara itu, kebutuhan batu bara meningkat untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik negara tersebut.
Sebelumnya, pada Februari 2021 rekor HBA tertinggi dicatatkan sebesar US$ 127,05 per ton.
Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka US$ 115,35 per ton di Juli 2021. Kenaikan tersebut terus konsisten hingga bulan Agustus 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.
Emiten Batubara
1. PTBA - Bukit Asam
PT Bukit Asam Tbk. merupakan persahaan pelat merah yang melantai di bursa sejak 23 Desember 2002.
Produksi batu bara PTBA pada semester I/2021 mencapai 13,27 juta ton, atau 44,23% dari target. PTBA membidik target produksi sebanyak 30 juta ton.
- Kap. pasar 25,92 T
- Rasio P/E 12,68
- Yield div. 3,32%
2. ADRO - Adaro Energy
Sampai dengan Maret 2021, produksi batubara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) secara konsolidasi mengalami penurunan akibat La Nina. Pada kuartal I/2021, produksi batubara ADRO menurun 11% yoy menjadi 12,87 juta ton.
Perusahaan yang dipimpin Garibaldi Thohir sebagai Presiden Direktur itu melantai di BursaEfek Indonesia pada 16 Juli 2008 dengan nilai IPO yang terbesar sepanjang sejarah hingga 2021, sebelum IPO Bukalapak.
Nilai IPO Adaro Rp12,25 triliun saat itu.
Saat ini saham Adaro Energy sebanyak 43,91% dipegang oleh PT Adaro Strategic Investment, dan 6,18% oleh garibaldi Thohir. Pemegang saham lainnya adalah Edwin Soeryadjay dan TP Rachmat..
- Kap. pasar 43,34 T
- Rasio P/E 26,85
- Yield div. 4,89%
3. INDY - Indika Energy
Lonjakan harga batubara membuat Indika Energy mampu mencetak laba bersih senilai US$12 juta pada semester I/2021. Kondisi ini berbanding terbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya saat INDY merugi US$21,91 juta.
Sepanjang tahun ini INDY mencanangkan target produksi batubara mencapai 31,4 juta ton. Realisasi produksi batu bara Indika Energy per Mei 2021 mencapai 16,5 juta ton.
- Kap. pasar 7,06 T
- Rasio P/E -
- Yield div. -
4. ITMG - Indo Tambangraya Megah
Target volume produksi batu bara Indo Tambangraya Megah pada 2021 adalah sebesar 17,7-19,9 juta ton.
Emiten yang IPO pada 18 Desember 2007 ini mayoritas sahamnya (65,14%) dikuasai oleh Banpu Minerals (Sungapore) Private Limited.
Saat ini ITMG dipimpin oleh Kirana Limpaphayom selaku Direktur Utama.
- Kap. pasar 18,90 T
- Rasio P/E 19,17
- Yield div. 2,83%
5. UNTR - United Tractors
UNTR adalah entitas di bawah Grup Astra (PT Astra International Tbk.). Selain batubara, UNTR adalah distributor alat-alat tambang, dan produsen emas.
Pada semester I/2021 UNTR membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp37,3 triliun, naik sebesar 12% dibandingkan dengan periode 2020.
Produksi batubara UNTR dijalankan oleh anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung. Dari anak usaha ini UNTR memperoleh pendapatan Rp7,5 triliun atau naik 23% secara tahunan.
Total penjualan batubara TTA sepanjang enam bulan 2021 mencapai 6,3 juta atau naik 12% dari periode yang sama 2020 sebesar 5,6 juta ton.
- Kap. pasar 70,50 T
- Rasio P/E 10,92
- Yield div. 3,41%
0 Komentar