Ticker

4/recent/ticker-posts

Strategi Hary Tanoe Mengubah Saham Gocap (IATA) Jadi Multibagger

Daftar Isi [Tampilkan]

 

Receh.in - Jurus Grup MNC mengubah lini bisnis dan nama PT Indonesian Air Transport Tbk. (IATA) menjadi holding dengan nama PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) tampaknya membuahkan hasil.

Setidaknya sejumlah aksi korporasi yang dilakukan telah mendorong saham IATA yang sempat lama mendekam sebagai saham gocapan, alias Rp50 per saham (batas bawah harga saham di Bursa Efek Indonesia), menjadi sumber cuan.

Pada 19 April 2022 harga saham IATA sudah bertengger di level Rp280. Beberapa bulan sebelum RUPST pada 10 Februari 2022 yang menyetujui perubahan kegiatan usaha, saham IATA sudah mulai meninggalkan teritori gocap.

Terakhir kali IATA berharga Rp50 adalah 15 Oktober 2021. Sejak itu, sahamnya pelan-pelan bergerak meski fluktuatif.

Sementara itu, pengumuman perubahan bidang usaha sudah diumumkan ke publik pada 15 Desember 2021. IATA yang semula adalah emiten usaha pengangkutan udara niaga dan jasa, berubah bidang usaha ke investasi dan perusahaan induk.



Perubahan bidang usaha dan nama menjadi MNC Energy Investments perlahan diikuti sejumlah aksi korporasi, yang mayoritas adalah aksi degan perusahaan terafiliasi.

Pada 23 Februari 2022 dilakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham PT Bhakti Coal Resources antara PT MNC Investama Tbk (Penjual) dan Perseroan (Pembeli).

MNC Energy Investments melakukan pembelian 99,33% saham PT Bhakti Coal Resources dari PT MNC Investama Tbk, yang pembayaran dilakukan oleh Perseroan kepada PT MNC Investama Tbk melalui penerbitan Surat Sanggup.

Transaksi tersebut telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 10 Februari 2022.

 


Di bawah PT Bhakti Coal Resources ada sejumlah entitas usaha yakni: PT Sumatra Resources, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, : PT Indonesia Batu Prima Energi, PT Arthaco Prima Energi, PT Titan Prawira Sriwijaya, PT Energi Inti Bara Pratama, PT Primaraya Energi, PT Sriwijaya Energi Persada, PT Putra Muba Coal, dan PT Putra Mandiri Coal.

Bhakti Coal Resources diklaim memiliki sumber daya batu bara yang melimpah hingga 1,6 miliar metrik ton.

Daftar Konsesi Batu Bara

No.

Name of IUP

Acreage (Ha)

Location

Status of Permit

Status

A

Bhakti Coal Resources

1

Arthaco Prima Energi

15

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

2

Bumi Sriwijaya Perdana Coal

6,866

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

3

Energi Inti Bara Pertama

13,63

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

4

Indonesia Batu Prima Energy

15

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

5

Primaraya Energi

4,424

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

6

Sriwijaya Energi Persada

8,596

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

7

Titan Prawira Sriwijaya

6,015

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

Subtotal

69,531

B

Putra Muba Coal

8

Putra Muba Coal

2,947

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

9

Putra Mandiri Coal

1,526

Musi Banyuasin

IUP OP

Clear & Clean

Subtotal

4,473

Total

74,004

Pada Public Expose Insidental 25 Februari 2022, manajemen IATA menyatakan bahwa keputusan mengakuisisi Bhakti Coal Resources (BCR) karena proven reserve dan resources sangat tinggi dan harga tidak terlalu mahal.

Dari prospek, dapat dilihat dari peningkatan harga batubara dalam dua tahun terakhir. Kebutuhan pasar batu bara India, China, dan negara-negara di Asia sangat besar. Masuknya Perseroan ke dalam bisnis batubara akan menjadi keputusan yang baik bagi Perseroan dan kinerja Perseroan di tahun 2022 akan jauh lebih bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Perseroan akan menjalankan BCR secara organik dan anorganik. Secara organik banyak sinergi dapat dilakukan karena produksi cukup besar.

Produksi tahun sebelumnya sebesar 2,6 juta MT dan pada 2022 produksi batu bara ditargetkan menjadi 8 juta MT.

Setelah beberapa IUP dibuka produksi bisa ditingkatkan menjadi sekitar 50 juta MT.

Sinergi dapat dilakukan dengan memasukkan kegiatan bisnis seperti kontraktor, maintenance road, port, trading, transshipment ke dalam perusahaan.

Untuk anorganik Perseroan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi jika ada perusahaan batubara lainnya yang berpotensi baik Perseroan.

Sementara itu, terhadap bisnis penerbangan yang dialihkan ke anak usaha, IATA melihat prospek pada penyewaan pesawat atau charter.

Dengan kenaikan harga crude oil price yang sudah melebihi USD 100, Perseroan memperkirakan akan banyak perusahaan minyak lepas pantai yang menggunakan perusahaan penerbangan charter sehingga bisnis penerbangan akan digerakkan lagi untuk melayani perusahaan produksi minyak tersebut. Prospek charter akan bagus dan memberikan kontribusi untuk Perseroan. Saat ini Perseroan masih memiliki 4 pesawat dan memiliki long term contract seperti dengan Vale dan Kangean Energy. Perseroan juga melakukan spot charter dengan menggunakan private jet,” jelas perusahaan.

Manajemen MNC Energy Investments (IATA)

Perusahaan kini dipimpin tiga direksi, yakni Henry Suparman selaku direktur utama, dan didukung A. Wishnu Handoyono dan Kushindrarto sebagai direktur.

Selain menjabat Dirut IATA, Henry yang lulusan Sarjana Teknik Industri dari Universitas Trisakti (1996) punya banyak peran di Grup MNC.

Saat ini dia menduduki jabatan sebagai Komisaris Utama PT MNC Sekuritas (2019-sekarang), Komisaris PT MNC Networks (2018-sekarang), Direktur Utama PT Travel Now Nusantara (2018-sekarang), Direktur Utama PT Mediate Indonesia (2018-sekarang), Direktur Utama PT BSR Indonesia (2017-sekarang), Direktur Utama PT MNC Aladin Indonesia (2017-sekarang), Direktur Utama PT Media Nusantara Informasi Entertainment (2017-sekarang), Komisaris PT MNC Infrastrukur Utama (2014-sekarang), Komisaris PT MNC Televisi Network (2014-sekarang), Komisaris PT Media Nusantara Informasi (2014-sekarang), Ketua Yayasan Jalinan Kasih (2013-sekarang).

 Direksi

Nama

Posisi

Terafiliasi

Henry Suparman

Presiden Direktur

Yes

A. Wishnu Handoyono

Wakil Presiden Direktur

No

Kushindrarto

Direktur

No

 Komisaris

Nama

Posisi

Independen

Hamidin

Presiden Komisaris

Yes

Christophorus Taufik

Komisaris

No

Darma Putra

Komisaris

No

 

Posting Komentar

0 Komentar