📌 Pokok Berita:
- Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2025 diperkirakan tumbuh 5,8% (yoy), naik dari 3,5% (yoy) pada Agustus.
- Pertumbuhan didorong oleh kelompok Makanan, Minuman & Tembakau, Perlengkapan Rumah Tangga, serta Barang Budaya dan Rekreasi.
- Tekanan harga diperkirakan stabil, dengan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk November 2025 dan Februari 2026 relatif tidak berubah.
Dorongan Terbesar dari Sektor Konsumsi
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan penjualan eceran nasional akan mengalami akselerasi pada September 2025, seiring dengan pulihnya daya beli masyarakat di tengah stabilitas inflasi yang terjaga.
Dalam laporan survei penjualan eceran yang dirilis Kamis (9/10), BI mencatat bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) September diproyeksikan tumbuh 5,8% secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan 3,5% (yoy) pada Agustus 2025.
“Peningkatan penjualan terutama didorong oleh pertumbuhan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Barang Budaya dan Rekreasi,” tulis BI dalam keterangannya.
Namun, secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan eceran pada September diperkirakan mengalami kontraksi ringan sebesar 0,3%, terutama akibat penurunan permintaan pada subkelompok Sandang setelah periode musim libur dan kegiatan nasional Agustus.
Dorongan Konsumsi Rumah Tangga Masih Kuat
Kinerja positif sektor eceran ini menunjukkan daya beli konsumen kelas menengah masih bertahan, terutama untuk kebutuhan primer dan rekreasi. Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih menjadi penopang utama konsumsi rumah tangga, sejalan dengan tren stabilitas harga bahan pangan dan meningkatnya aktivitas sosial.
Sementara itu, penjualan Perlengkapan Rumah Tangga dan Barang Rekreasi menunjukkan pemulihan setelah sempat tertekan pada paruh pertama tahun ini. BI menilai, tren konsumsi masyarakat mulai beralih ke pengeluaran yang bersifat produktif dan gaya hidup, seperti hiburan, olahraga, serta peralatan elektronik rumah tangga.
“Pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor-sektor konsumsi tersebut menjadi sinyal positif terhadap stabilitas permintaan domestik,” kata seorang ekonom senior BI yang enggan disebutkan namanya.
Data Agustus Tunjukkan Tren Perbaikan
Sebagai pembanding, pada Agustus 2025, IPR tumbuh 3,5% (yoy), meningkat dari 0,6% (mtm) bulan sebelumnya. Lonjakan penjualan pada periode itu didukung oleh aktivitas konsumsi masyarakat saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, terutama untuk kategori pakaian dan kebutuhan rumah tangga.
Dengan tren pemulihan yang berlanjut hingga September, sektor ritel diyakini akan tetap menjadi penopang utama perekonomian domestik di kuartal ketiga 2025.
Inflasi Stabil, Ekspektasi Harga Tetap Terjaga
Dari sisi harga, tekanan inflasi diperkirakan tetap stabil hingga awal 2026. Berdasarkan survei BI, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk November 2025 tercatat sebesar 134,6, hanya sedikit turun dari periode sebelumnya (134,8). Sementara IEH Februari 2026 berada di 169,2, nyaris tidak berubah dibandingkan 169,3 pada survei sebelumnya.
Stabilitas ini menunjukkan bahwa inflasi tetap dalam kendali, sejalan dengan penurunan harga pangan global, serta efektivitas kebijakan pengendalian harga oleh pemerintah dan BI.
“Dengan inflasi yang terkendali dan likuiditas yang longgar, konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025,” tulis BI dalam laporannya.
Outlook ke Depan
Analis memperkirakan tren positif penjualan eceran akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru, ketika aktivitas konsumsi biasanya meningkat tajam.
Namun demikian, risiko pelemahan daya beli masih membayangi, terutama jika kondisi ketenagakerjaan atau ekspor mengalami perlambatan lebih lanjut. “Konsumen kelas bawah masih sensitif terhadap perubahan harga pangan dan energi. Karena itu, stabilitas harga menjadi kunci,” ujar Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist Mirae Asset Sekuritas.
Dengan proyeksi pertumbuhan IPR 5,8% (yoy) dan inflasi yang terkendali, outlook konsumsi domestik Indonesia di akhir 2025 diperkirakan tetap kuat, sekaligus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
0 Komentar