Ticker

4/recent/ticker-posts

Cucu Wiranto Meninggal Tercebur di Kolam, Ini Cara Menangani & Mencegah Anak Tenggelam

Daftar Isi [Tampilkan]


Duka sedang melanda keluarga Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto lantaran kehilangan cucunya yang baru berusia 1 tahun 4 bulan, Achmad Daniyal Alfatih (dari anak perempuannya Lia Wiranto).

Balita itu meninggal dunia pada 15 November 2018 siang setelah tercebur ke dalam kolam.  Almarhum dimakamkan di Solo, Jawa Tengah, karena memang ada pemakaman keluarga.

Ayah Daniyal, Abdi Setiawan, sedang berada di Kendari saat sang buah hati meninggal. Begitu mendengar kabar anaknya meninggal, Abdi pun memutuskan pulang ke Jakarta.

Tenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat kecelakaan. Setiap tahun, lebih dari 4.000 orang tenggelam, dan sepertiganya adalah anak di bawah usia 14 tahun. Di AS, sekitar 300 anak di bawah usia 5 tahun tenggelam di kolam renang.

Kematian disebabkan oleh sesak napas ketika air atau cairan lainnya memenuhi paru-paru. Tenggelam dapat dicegah dengan tindakan seperti penggunaan jaket pelampung dan pengawasan anak di sekitar air. Anak-anak dapat tenggelam dalam waktu kurang dari 1 menit. Cepat sekali ya.

Orang yang tenggelam dan berjuang untuk bernapas biasanya tidak dapat berteriak meminta tolong. Kulit mungkin terlihat biru karena kekurangan oksigen dalam darah. Resusitasi jantung paru kardio-pulmonari (CPR) diperlukan jika hampir tenggelam, karena komplikasi dapat berakibat fatal.

Nah, sebagai antisipasi, Admin Receh.in mencarikan kiat-kiat atau tips agar anak-anak maupun balita tidak tercebur ke kolam dan berakibat fatal. Berikut adalah rekomendasi dari American Academy of Pediatrics yang pernah dimuat di sahabatnestle.co.id.

Saran untuk bayi dan anak di bawah 4 tahun:

  1. Jangan pernah meninggalkan seorang anak sendirian. Jangan titipkan pada anak lainnya saat berada di kolam renang, bak mandi, ember penuh air atau genangan air terbuka di mana pun. Siapa pun juga tak bisa menggantikan orang dewasa dalam menjaga anak di sekitar air.
  2. Lakukan touch supervision. Apa itu? Anak harus dapat terjangkau oleh tangan dan dengan perhatian penuh. Orang dewasa tersebut tidak boleh melakukan aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi seperti menelepon, ngobrol, atau pekerjaan rumah tangga.
  3. Bagi yang punya kolam renang pribadi, pastikan memiliki pagar. Ingatlah, penutup kolam renang, alarm, atau pun benda lain tak dapat menggantikan pagar empat sisi untuk mencegah anak mendekati kolam renang.
  4. Patut diperhatikan bahwa anak belum siap untuk diajar berenang sampai ulang tahun ke-4. Nah, waktu yang tepat mengajar anak Anda berenang juga harus disesuaikan dengan kemampuan si anak. Selain itu, pelajaran berenang tak menjadi jaminan anak Anda tidak akan tenggelam loh, sehingga pengawasan adalah yang paling utama.
  5. Bagi orang tua, pengawas, maupun pemilik kolam renang semestinya belajar resusitasi jantung paru (atau pernapasan buatan) dan perlu memastikan soal adanya fasilitas penyelamat di sekitar kolam.
  6. Selanjutnya, pastikan anak Anda memakai alat pelampung yang terjamin, ini akan membuat anak Anda dapat mengambang di air.
  7. Poin lain, Anda perlu memastikan orang yang akan menjaga anak di kolam renang itu sepenuhnya berkonsentrasi, ini terutama jika banyak anak yang harus diawasi di sekitar kolam.
  8. Untuk kolam renang pribadi, disarankan memasang pagar pada empat sisi dengan ketinggian empat kaki, bisa juga lebih, dan pagar itu tak bisa dipanjat. Untuk jarak antara dasar pagar dengan tanah, dan antara pagar dengan pagar, tidak boleh lebih dari empat inch. Untuk pintu pagar harus bisa menutup sendiri. Kemudian, arah membukanya pun harus menjauhi kolam renang. Adapun alarm dan penutup kolam renang yang keras juga bisa menambah perlindungan kolam renang.

Saran untuk anak usia 5-12 tahun:

  1. Perlu diajarkan berenang. Namun, selain selain dalam kolam, anak pun harus tahu tentang peralatan pengaman berenang di tempat lain. Contohnya di laut, danau, atau sungai. Ini karena risiko tenggelam dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (contohnya kedalaman, suhu air, cuaca), ada tidaknya akses pertolongan, dan bahaya lain.
  2. Anak Anda harus diajarkan untuk tidak berenang sendirian. Perlu pengawasan dari orang dewasa.
  3. Nah, apabila anak bermain di alam, Anda ajarkan untuk menggunakan alat pelampung yang aman. Contohnya, saat bermain perahu, bermain di laut, atau bahkan memancing
  4. Anak pun harus mengerti bahwa melompat atau menyelam ke dalam air itu dapat mengakibatkan luka. Ini karena kedalaman air dan ada kemungkinan benda berbahaya di dalam air. Saat mau masuk kolam, bagian tubuh pertama yang masuk air adalah kaki.
  5. Tolong ingatkan pada anak, bahwa udara dingin itu bisa meningkatkan risiko tenggelam.
  6. Untuk anak yang mengidap penyakit kejang atau epilepsi, perlu pengawasan lebih saat berenang atau mandi berendam. Nah, mandi dengan shower lebih dipilih dibandingkan berendam bila saat itu tak ada orang yang mengawasi.

Semoga bermanfaat ya.

Baca Artikel Menarik

Posting Komentar

0 Komentar