Ticker

4/recent/ticker-posts

Untung Mana, Beli Obligasi atau Reksa Dana Pendapatan Tetap?

Daftar Isi [Tampilkan]


  1. Jumlah investasi minimum
  2. Waktu dan tempat pembelian
  3. Pajak
  4. Keuntungan investasi
  5. Tingkat risiko
  6. Laporan berkala setiap bulan

Pasar obligasi Indonesia terbukti memberikan peluang investasi yang menarik. Dari tahun ke tahun nilai outstanding obligasi terus meningkat. Bahkan, pada 2020, di saat pandemi melanda, pasar obligasi yang merupakan instrumen investasi pendapatan tetap, memberikan kinerja yang ciamik.

Indeks pasar obligasi Indonesia mencatat kinerja yang positif pada saat pasar saham terkapar. Reksa dana pendapatan tetap yang aset dasarnya adalah produk surat utang mencatat kinerja paling bagus dibandingkan dengan reksa dana jenis lainnya. Pun, tahun ini potensi hasil dan peluang di pasar obligasi masih menarik bagi investor yang ingin mengurangi risiko atau volatilitas.  

Lantas, sebenarnya untung mana beli obligasi langsung atau beli reksa dana pendapatan tetap? Sebelum ke kesimpulan, mari kita telaah dahulu penjelasan berikut ini.

Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, atau perusahaan swasta. Jadi, saat Anda membeli obligasi PT A, maka artinya Anda memberikan dana pinjaman kepada PT A. PT A akan memberikan kupon atau bunga yang dibayar rutin, bisa bulanan. Dan di akhir masa jatuh tempo, dana pokok akan dikembalikan. 

Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh perusahaan manajer investasi, yang di dalamnya terdiri dari efek-efek obligasi. Dalam sebuah produk reksa dana pendapatan tetap terdapat beragam obligasi, tidak hanya satu. Dengan sejumlah dana yang sangat terjangkau, sejatinya Anda sudah memberikan pinjaman ke berbagai perusahaan dengan konsep mendiversifikasikan risiko.

Jumlah investasi minimum

Investasi secara langsung di obligasi membutuhkan dana yang relatif besar. ORI atau obligasi ritel negara yang merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ditawarkan kepada investor ritel/individu WNI dengan dana minimal Rp1 juta. Demikian juga dengan obligasi korporasi, minimal investasinya Rp1 juta. Untuk membelinya, investor harus melengkapi data berupa KTP, rekening bank, dan NPWP.

Nah, pada reksa dana pendapatan tetap, minimal investasinya hanya Rp10.000, dan dokumen yang dipersyaratkan hanya KTP dan rekening bank.

Waktu dan tempat pembelian

Investor ritel atau individu hanya dapat membeli ORI yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia pada masa penawaran perdana secara online atau melalui mitra distribusi, dan masa penjualan kembali (pencairan) yang sangat terbatas hanya pada waktu-waktu tertentu. 

Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap bisa dibeli kapan pun, melalui manajer investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana. Sebagai contoh, reksa dana  Manulife Obligasi Unggulan (MOU) kelas A bisa dibeli sejak 16 Oktober 2003, dan hingga saat ini masih tetap bisa dibeli.

Pajak

Untuk setiap pembelian SBN ataupun ORI, pemerintah akan mengenakan pajak sebesar 15% dari kupon yang diterima investor. Adapun pada reksa dana pendapatan tetap, bunga obligasi dibebaskan dari pajak. Ini artinya, keuntungan yang dari obligasi tidak akan dipotong oleh pajak.

Keuntungan investasi

Penerbit obligasi akan membayarkan kupon (bunga) secara berkala dan melunasi utangnya saat obligasi jatuh tempo. Angkanya sudah ditentukan di awal. Contoh ORI saat ini memberikan kupon berkisar 6,4% per tahun dan berlaku tetap sampai dengan jatuh tempo. Ingat, masih ada pajak yang dikenakan dari kupon yang diberikan. 

Berbeda dengan reksa dana pendapatan tetap. Contoh reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) kelas A, per 29 Mei 2020 mampu memberikan imbal hasil YTD sebesar 6,34% net atau tanpa beban pajak.

Tingkat risiko

Dalam investasi berlaku prinsip high risk high return, dimana imbal hasil sejalan dengan risiko  Pada obligasi pemerintah atau yang biasa dikenal dengan SBN, termasuk ORI, ada jaminan dari pemerintah RI sampai Rp3 miliar. Sehingga bisa dikatakan bahwa tingkat risikonya rendah. 

Berbeda dengan obligasi korporasi yang memiliki potensi risiko gagal bayar oleh perusahaan penerbit surat utang. 

Sementara itu, pada reksa dana pendapatan tetap, karena di dalamnya terdapat beragam efek obligasi, maka risikonya bisa diminimalisir. Investasi pada reksa dana memiliki tingkat risiko menengah.  Investasi di reksa dana pendapatan tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi global dan nasional yang akan mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan.

Laporan berkala setiap bulan

Baik untuk pembelian obligasi maupun reksa dana pendapatan tetap, investor dapat memantau perkembangan investasinya berupa laporan rekening komprehensif. Investor bisa mencermati pertumbuhan investasinya dari waktu ke waktu dengan menggunakan laporan ini, yang akan diterima setiap bulan. Ketika investor memutuskan untuk menjual portofolionya, harus diingat berapa patokan harga jual obligasi atau nilai aktiva bersih reksa dana yang hendak dijualnya.  

Jadi, jika Anda memiliki dana, waktu, dan pengetahuan yang cukup untuk memilih obligasi yang bisa memberikan imbal hasil optimal, silakan berinvestasi langsung di obligasi.  Namun jika tidak, Anda bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap.  Karena dengan dana yang minimum, Anda sudah bisa berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap yang di dalamnya terdapat beragam obligasi, serta dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman.

Posting Komentar

0 Komentar