Receh.in - Seringnya harga saham perdana atau saham IPO (initial public offering) yang langsung naik hingga batas atas (ARA) membuat banyak investor berminat.
Sayangnya, karena mekanisme pemesanan yang cenderung lebih ribet, misalnya harus melalui satu sekuritas tertentu atau pemsan harus mendatangi lokasi penawaran umum, membuat hambatan untuk berpatisipasi.
Namun, sekarang semua lebih mudah dengan kehadiran Electronic Indonesia Public Offering. IPO eletronik, alias E-IPO.
Membeli saham IPO lewat meski tidak punya akun sekuritas tertentu, pakai saja akun broker yang sudah kita punya, sudah bisa dilakukan.
Masyarakat juga bisa pesan dari manapun, bahkan dari lar negeri, asal terkoneksi dengan internet.
Tinggal masuk ke website e-ipo.co.id dan investor bisa melakukan pembelian.
Namun, sebelum beli, tentunya kamu harus mendaftar dahulu. Prosesnya mungkin butuh 1 hari atau lebih, tapi juga bisa lebih cepat.
Setelah mendaftar, kamu akan punya akun di E-IPO yang terhubung dengan akun sekuritas kamu yang biasa kamu pakai buat trading saham.
Nah, kamu bisa membeli saham IPO yang sedang ditawarkan saat itu.
Tinggal klik beli, masukkan nominal lot saham yang mau kamu beli, lalu klik kirim.
Ini adalah contoh kolom pembelian saham IPO. Saat ini sedang belangsung penawaran umum saham perdana PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI).
Setelah itu, order dikirim dan kita tinggal menunggu penjatahan.
OJK mengatur bahwa investor ritel atau individu akan mendapatkan penjatahan yang lebih besar dalam IPO.
Penjatahan di sini maksudnya adalah order yang masuk akan disesuaikan dengan jumlah saham yang ditawarkan.
Dalam IPO ARCI, saham yang ditawarkan 3.725.250.000 saham atau 15% dari total saham tercatat.
Nah, kalau pemesanan melebihi jumlah saham itu, maka perlu adanya pembagian, mana order yang diterima mana yang ditolak. Sistemnya bukan siapa cepat dia dapat.
Tapi misalnya karena yang pesan banyak, jika kita pesan 10 lot dapatnya 7 lot.
HATI-HATI HARGA SAHAM IPO DIBANTING
Nah, karena E-IPO ini memprioritaskan saham untuk investor ritel, maka perlu diwaspadai ya.
KENAPA?
Karena nantinya sulit nyari tukang goreng saham perdana.
Dalam banyak kasus auto rejection atas (ARA) saham IPO, suplai saham di pasar sekunder saat listing di BEI terbatas.
Misalnya, yang tersedia di bid offer hanya 100 lot, sedangkan bid order ratusan ribu lot.
Mereka emang sengaja nggak menjual saham yang didapat saat IPO di hari pertama saham tersebut didaftarkan di BEI.
Tujuannya jelas, agar harganya naik dahulu.
Nah, kalau sekarang ritel sudah banyak yang pegang, mereka bisa saja langsung jual di hari pertama.
Atau, ada investor besar yang sengaja jualan di hari pertama dan harga turun karena lot yang tersedia banyak.
Alhasil, harga bisa langsung turun drastis.
Di sini mungkin akan ada investor yang nampung di harga bawah, di harga yang jauh lebih murah dari harga saat IPO.
Jadi, kamu harus tetap waspada.
Apalagi, saham IPO itu tidak bisa dinalisis harganya, karena memang belum ada statistiknya.
Kalau mau analisis fundamental, silahkan baca prospektus yang berkisar 300-400 halaman itu.
Kenaikan harga saham IPO 2021 di hari pertama listing:
Kode |
Tgl
IPO |
Kenaikan
Harga Hari Pertama |
TRUE |
10 Jun 2021 |
35% (ARA) |
LABA |
10 Jun 2021 |
34% (ARA) |
MGLV |
8 Juni 2021 |
10% |
HOPE |
24 Mei 2021 |
35% (ARA) |
LUCY |
05 Mei 2021 |
10% |
NPGF |
14 Apr 2021 |
35% (ARA) |
TAPG |
12 Apr 2021 |
35% (ARA) |
FIMP |
09 Apr 2021 |
10% |
LFLO |
07 Apr 2021 |
10% |
ZYRX |
30 Mar 2021 |
25% (ARA) |
SNLK |
29 Mar 2021 |
35% (ARA) |
BEBS |
10 Mar 2021 |
35% (ARA) |
UNIQ |
08 Mar 2021 |
35% (ARA) |
EDGE |
08 Feb 2021 |
20% (ARA) |
WMUU |
02 Feb 2021 |
34% (ARA) |
UFOE |
01 Feb 2021 |
35% (ARA) |
BANK |
01 Feb 2021 |
35% (ARA) |
DGNS |
15 Jan 2021 |
35% (ARA) |
FAPA |
04 Jan 2021 |
25% (ARA) |
0 Komentar