Receh.in - Produsen minyak kelapa PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) yang tengah melakukan initial public offering (IPO) sudah menyelesaikan tahap book building dan kini masuk di fase penawaran umum.
Periode penawaran berlansung sejak 31 Agustus hingga 02 September 2021. Adapun harga penawaran per sahamnya adalah Rp270 atau Rp27.000 per lot. Kamu bisa beli lewat sistem E-IPO.
Jumlah saham yang ditawarkan 1,5 juta lot, 1 lot berisikan 100 saham. Jumlah itu adalah 33,04 persen dari total saham OILS.
Kegiatan usaha perusahaan asal Mojokerto, Jawa Timur ini adalah memproduksi dan memasarkan produk utamanya yaitu minyak kelapa murni atau Crude Coconut Oil (CNO).
OILS juga memproduksi dan memasarkan produk turunan CNO, yaitu minyak kelapa murni yang diproses kembali atau Refined Coconut Oil (RBD), serta tepung kopra atau Copra Meal, yaitu sisa/residu dari hasil ekstraksi produk minyak kelapa.
Selain memproduksi CNO, Perseroan juga memasarkan produk-produk CNO, RBD, dan Copra Meal.
Jadwal IPO OILS
Keterangan |
Tanggal |
Tanggal Efektif |
27 Agustus 2021 |
Masa Penawaran Umum Perdana Saham |
31 Agustus - 2 September 2021 |
Tanggal Penjatahan Saham |
02-Sep-21 |
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik |
03-Sep-21 |
Tanggal Pencatatan Pada BEI |
06-Sep-21 |
Awal Perdagangan Waran Seri I |
06-Sep-21 |
Akhir Perdagangan Waran Seri I |
|
Pasar Reguler dan Negosiasi |
06-Sep-22 |
Pasar Tunai |
02-Sep-22 |
Awal Pelaksanaan Waran Seri I |
7 Maret 2022 |
Akhir Pelaksanaan Waran Seri I |
07-Sep-22 |
Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak Rp40,5 miliar.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 37,5
juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau sebanyak 12,34 persen dari
total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan
pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif
bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
pada Tanggal Penjatahan.
Setiap pemegang 4 saham baru OILS berhak memperoleh 1 Waran Seri I. Setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 1 (satu) tahun.
Prospek Usaha
Crude Coconut Oil (CNO) merupakan salah satu komoditas
minyak nabati yang semakin populer sebagai alternatif Crude Palm Oil (CPO) yang
dilanda masalah lingkungan dan Minyak Kedelai yang terkendala oleh ketersediaan
lahan.
Permintaan CNO dunia saat ini didominasi oleh negara-negara
yang mengembangkan produk turunan CNO, seperti Belanda, Amerika Serikat,
Jerman, Italia, Prancis, China, Spanyol, Meksiko, dan Inggris.
Sementara itu, produksi utama CNO berasal dari negara-negara
yang tergabung dalam Asia Pacific Coconut Community (APCC) yang terdiri dari
India, Indonesia, Federasi Mikronesia, Fiji, Kiribati, Malaysia, Kepulauan
Marshall, Papua Nugini, Filipina, Samoa, Solomon , Sri Lanka, Thailand, Tonga,
Vanuatu dan Vietnam.
Menurut FAOSTAT (Food and Agriculture Organization Corporate
Statistical Database), Indonesia yang merupakan negara pengekspor CNO terbesar
kedua setelah Filipina, masih memiliki potensi pertumbuhan baik dari sisi
produksi maupun ekspor.
Hal tersebut didukung oleh luas areal perkebunan kelapa
Indonesia yang mencapai 3,26 juta hektare yang merupakan luas terluas di dunia,
dan tingkat produksi diperkirakan mencapai 20 juta ton pada 2021 yang merupakan
angka produksi tertinggi di dunia.
Secara umum, produksi dan konsumsi minyak nabati dunia terus
meningkat dengan pertumbuhan paling signifikan pada minyak sawit mentah (CPO)
dan minyak kedelai (Minyak Kedelai).
Mayoritas produksi CPO didominasi oleh Indonesia dan
Malaysia yang menguasai 80% pangsa pasar CPO dunia.
Adapun konsumsi mayoritas berasal dari India dan China yang
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
Sementara itu, rendahnya pertumbuhan produksi CPO dunia
mengakibatkan persediaan CPO dunia mulai menurun pada 2020.
Hal ini dapat mengakibatkan kelangkaan pasokan CPO yang
dapat membuat permintaan minyak nabati lainnya, termasuk CNO sebagai pengganti
CPO, semakin meningkat.
0 Komentar