Receh.in – Halo sobat Investor Receh! Saham ternyata memiliki berbagai jenis yang perlu kita ketahui. Mari kita bahas jenis-jenis saham ini dan mana yang paling cocok untuk memulai investasi.
1. Jenis Saham Berdasarkan Klaim
Saham dapat dibedakan berdasarkan klaimnya menjadi dua jenis: saham biasa dan saham preferen.
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa, atau yang dikenal juga sebagai common stock, menempatkan pemiliknya pada posisi terakhir dalam hal pembagian dividen. Jenis saham ini paling akrab di telinga masyarakat dan sering dijadikan pilihan investasi.
Dalam aspek ekonomi dan manajemen keuangan, saham biasa dibedakan secara kualitatif berdasarkan reputasi, kualitas, dan nilai perusahaan. Investasi dalam saham biasa memiliki plus dan minus, berikut beberapa keunggulannya menurut Financial Web:
- Potensi keuntungan tertinggi dibandingkan dengan investasi lainnya
- Potensi kerugian cenderung terbatas pada jumlah investasi awal
- Likuiditas tinggi, mudah untuk dibeli dan dijual
- Perusahaan memiliki transparansi yang lebih baik
- Memungkinkan diversifikasi portofolio
b. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen memberikan prioritas kepada pemegangnya. Prioritas tersebut mencakup:
- Mendapatkan pembayaran dividen lebih dulu
- Berhak menukar saham preferen dengan saham biasa
- Prioritas dalam pembayaran kembali modal jika perusahaan dilikuidasi
Di Amerika Serikat, saham preferen memiliki sifat yang mirip dengan obligasi dan saham biasa. Saham ini dapat menghasilkan pendapatan tetap seperti obligasi, tetapi tidak memiliki bunga tetap.
Saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor dan dianggap sebagai surat berharga pendapatan tetap serta bersaing di pasar modal.
2. Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihannya
Dalam transaksi jual beli saham, terdapat beberapa cara peralihan saham dari satu investor ke investor lain. Jenis saham berdasarkan cara peralihannya meliputi:
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Share)
Bearer share adalah jenis saham yang tidak memiliki nama pemilik tertulis pada sahamnya, sehingga mudah untuk dialihkan kepemilikannya kepada investor lain. Pemilik bearer stocks umumnya berusaha untuk memperjualbelikan saham ini.
Meskipun nama pemilik tidak tercatat, kepemilikan tetap diakui berdasarkan siapa yang memegang saham tersebut. Setiap pemegang saham akan memiliki sertifikat saham yang dicetak dengan kualitas tinggi, mirip dengan uang, untuk mencegah pemalsuan.
Namun, jika sertifikat hilang, pemiliknya tidak dapat mengklaim kepemilikan saham.
b. Saham Atas Nama (Registered Share)
Jenis saham atas nama memiliki nama pemilik yang jelas tercatat pada sertifikat saham. Peralihan saham memerlukan prosedur khusus dengan mencatat nama pemilik baru dalam buku khusus perusahaan.
Nah, jika sertifikat saham hilang, pemegang saham dapat meminta penggantian karena namanya sudah tercatat dalam buku pemegang saham.
3. Jenis Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan
Terdapat lima jenis saham dalam kategori ini:
a. Saham Blue Chip
Saham Blue Chip dikeluarkan oleh perusahaan dengan reputasi tinggi. Perusahaan ini biasanya merupakan pemimpin industri dengan penghasilan stabil dan konsisten dalam pembagian dividen. Saham ini memiliki kapitalisasi di atas 10 triliun rupiah.
b. Saham Income
Saham Income selalu membayar dividen lebih besar dari rata-rata periode sebelumnya, memberikan pendapatan yang konsisten kepada pemilik saham.
c. Saham Growth
Saham Growth memiliki pertumbuhan pemasukan perusahaan yang tinggi, meskipun perusahaan bukan pemimpin industri. Saham ini terbagi menjadi Well-Known dan Lesser-Known, bergantung pada popularitas perusahaan.
d. Saham Speculative
Saham Speculative memiliki keuntungan tinggi namun tidak konsisten. Cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi.
e. Saham Counter Cyclical
Saham Counter Cyclical stabil dalam fluktuasi ekonomi karena tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan bisnis.
Dengan pemahaman tentang berbagai jenis saham ini, Anda dapat memulai investasi dengan lebih percaya diri dan sesuai dengan tujuan keuangan Anda.
Bagaimana Memulai Investasi
Investasi adalah langkah penting untuk membangun kekayaan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk memulai investasi:
1. Menentukan Tujuan Keuangan
Langkah pertama adalah menentukan tujuan keuangan Anda. Apakah Anda ingin merencanakan pensiun, membeli rumah, atau mempersiapkan pendidikan anak-anak? Mengetahui tujuan Anda akan membantu Anda memilih jenis investasi yang sesuai.
2. Menilai Toleransi Risiko
Anda perlu memahami seberapa besar risiko yang bersedia Anda ambil. Investasi memiliki risiko, dan level risiko yang Anda terima harus sesuai dengan kenyamanan dan tujuan keuangan Anda.
3. Mengembangkan Rencana Investasi
Berdasarkan tujuan dan toleransi risiko, buatlah rencana investasi. Tentukan berapa banyak uang yang akan Anda investasikan dan berapa lama Anda berencana untuk berinvestasi.
4. Pendidikan Finansial
Mendidik diri Anda tentang berbagai jenis investasi sangat penting. Pelajari tentang saham, obligasi, reksa dana, dan instrumen investasi lainnya. Semakin banyak pengetahuan yang Anda miliki, semakin bijak keputusan investasi yang dapat Anda buat.
5. Mulai dengan Investasi Sederhana
Untuk pemula, lebih baik memulai dengan investasi yang sederhana dan mudah dipahami. Misalnya, Anda bisa memulai dengan berinvestasi dalam reksa dana, yang dikelola oleh para profesional.
6. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko. Jangan menginvestasikan seluruh uang Anda dalam satu jenis aset. Sebaliknya, bagi investasi Anda dalam berbagai jenis aset seperti saham, obligasi, dan properti.
7. Mulai dengan Jumlah Kecil
Anda tidak perlu memiliki banyak uang untuk memulai investasi. Anda bisa memulai dengan jumlah kecil dan secara bertahap meningkatkan investasi Anda seiring waktu.
8. Konsisten dan Disiplin
Kunci kesuksesan dalam investasi adalah konsistensi dan disiplin. Tetap berinvestasi secara teratur, bahkan jika pasar sedang tidak stabil.
9. Pantau dan Evaluasi
Pantau kinerja investasi Anda secara berkala. Evaluasi apakah rencana investasi Anda masih sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Jika perlu, lakukan perubahan dalam portofolio Anda.
10. Konsultasi dengan Profesional Keuangan
Jika Anda merasa bingung atau tidak yakin, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan seorang profesional keuangan. Mereka dapat membantu Anda membuat rencana investasi yang sesuai dengan situasi keuangan Anda.
Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita terkait dengan investasi saham, ya.
0 Komentar