JAKARTA – Pada periode tiga bulan terakhir, saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mengalami penurunan sebesar -16,6% menyusul penurunan kinerja yang signifikan selama kuartal ketiga tahun 2023 (3Q23), dengan laba bersih turun hingga -61,3% QoQ menjadi US$52,3 juta.
Mengutip analisis Stockbit, penurunan ini terutama disebabkan oleh kinerja yang tidak memuaskan dari segmen pulp, dimana harga jual rata-rata pulp global tetap stabil pada level yang rendah, dan juga karena penurunan margin pada segmen kertas perusahaan.
Meskipun demikian, ada prospek positif untuk kinerja INKP pada kuartal keempat tahun 2023 (4Q23), yang kami perkirakan akan mengalami pemulihan berkat ekspansi margin.
Diperkirakan bahwa Gross Profit Margin (GPM) INKP akan kembali ke kisaran 30–35%, setelah mengalami penurunan tajam menjadi 26,6% di 3Q23. Prediksi ini didukung oleh dua faktor utama:
Terjadi peningkatan harga pulp yang lebih dari 10% QoQ, yang memasuki kisaran harga jual rata-rata US$600/ton, lebih tinggi dari harga di 2Q23 dan 3Q23.
Langkah yang diambil oleh APP Indonesia, induk perusahaan INKP, dengan menaikkan harga jual kertas sebesar US$80/ton pada 18 Oktober dan 23 November 2023.
Pada 2024, INKP berpotensi meningkatkan volume penjualan kertas industri hingga +16% YoY dari pabrik baru, jika pembangunan berjalan sesuai dengan rencana manajemen.
Selain itu, harga pulp pada tahun 2024 kemungkinan akan berada dalam rentang US$540–660/ton, didorong oleh strategi wait and see pasar dan tren harga pulp yang tidak akan bertahan lama di bawah level US$500/ton.
Dari segi valuasi, penurunan harga saham INKP dalam tiga bulan terakhir membuat valuasi perusahaan per 4 Januari 2024 menjadi sangat menarik. Saat ini, INKP diperdagangkan dengan Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio) sebesar 5,43x, yang sedikit di atas -1 Standard Deviation dari rata-rata historis lima tahun.
Namun, terdapat beberapa risiko yang dihadapi INKP, termasuk peningkatan supply dari produsen global yang dapat menekan harga pulp, serta peningkatan harga kayu sebagai bahan baku yang dapat mengurangi margin laba.
Dalam segmen Pulp, yang berkontribusi sebesar 80–90% laba usaha, harga mulai pulih dan stabil di kisaran US$570–630/ton.
Peningkatan harga ini terutama didorong oleh proses restocking oleh perusahaan kertas dan tisu. Meskipun begitu, harga pulp kemungkinan tidak akan meningkat secara signifikan dan akan stabil di kisaran tersebut di 4Q23.
Di segmen Kertas Industri, yang berkontribusi 10–20% laba usaha, terjadi kenaikan harga jual sebesar US$80/ton oleh Grup APP. Kenaikan harga ini berpotensi memulihkan margin laba usaha (OPM) segmen kertas industri INKP kembali ke level double digit.
Outlook INKP 2024
Potensi Kenaikan Volume Penjualan Kertas Industri +16% YoY dari Pabrik Baru
Menurut Stockbit, INKP berpotensi meningkatkan volume penjualan kertas industri pada 2024 seiring dengan pembangunan pabrik baru yang berjalan sesuai rencana. Pabrik baru ini memiliki kapasitas 3,9 juta ton, meningkat sebesar +177% dari kapasitas saat ini, dengan investasi mencapai US$3,63 miliar atau sekitar Rp56,3 triliun.
Menurut laporan Feasibility Study INKP per 12 Mei 2023, dengan utilisasi awal 28,36%, diharapkan ada penambahan volume penjualan sebesar 1,1 juta ton pada 2024. Ini akan berkontribusi pada peningkatan pendapatan sekitar US$1,3 miliar dan laba bersih sebesar US$201,8 juta.
Dengan asumsi konservatif bahwa pabrik baru beroperasi di 2H24 dengan utilisasi 25% dari estimasi awal, produksi INKP diperkirakan bertambah 276 ribu ton. Ini berakibat pada penambahan pendapatan sebesar US$332,3 juta dan laba bersih sebesar US$50,4 juta, setara dengan ~8,8% dari estimasi laba bersih INKP FY24E.
Proyeksi Harga Pulp 2024: Stabil di Atas Level Semester II/2023
Harga pulp untuk 2024 diperkirakan akan bergerak sideways di rentang US$540–660/ton. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini termasuk aksi wait and see dari pelaku pasar pulp global dan tambahan supply sebesar 2,4 juta ton pada 2024. Namun, harga pulp diperkirakan tidak akan bertahan lama di bawah US$500/ton, yang akan menjaga keseimbangan supply-demand dan stabilnya harga di atas level tersebut.
Rentang harga ini lebih tinggi dibandingkan 2Q23 dan 3Q23, yang memberikan dampak positif pada kinerja INKP di tahun 2024.
Valuasi: Peluang Atraktif Akibat Penurunan Harga Saham
Pelemahan harga saham INKP akibat penurunan kinerja keuangan pada 3Q23 telah membuat valuasi perusahaan per 4 Januari 2024 berada di level yang atraktif. Dengan P/E Ratio 5,43x, yang sedikit di atas -1 Standard Deviation dari rata-rata historis lima tahun, ini menjadi peluang bagi investor.
Meskipun ada penurunan laba bersih pada 3Q23, INKP masih berpotensi mencapai ekspektasi laba bersihnya pada FY23E. Pada 9M23, pendapatan INKP telah mencapai 76% dari estimasi konsensus FY23, dengan laba bersih yang mencapai 78% dari estimasi.
Risiko: Peningkatan Suplai Pulp dan Harga Kayu
Penurunan Harga Pulp Akibat Meningkatnya Supply Global:
Industri pulp global mengalami oversupply sejak 2019, dan kondisi ini diperburuk dengan tambahan pasokan pulp baru pada 2024. Namun, diprediksi harga pulp tidak akan lebih rendah dari US$500/ton untuk menjaga keseimbangan pasar.
Peningkatan Harga Kayu yang Dapat Menggerus Margin Laba:
Meskipun biaya kayu INKP mengalami peningkatan, tren menunjukkan bahwa kenaikan biaya kayu yang signifikan ser
ingkali diikuti dengan penurunan biaya pada kuartal berikutnya. Hal ini memberikan harapan bahwa biaya bahan baku kayu untuk INKP di 4Q22 akan stabil atau cenderung menurun dari level 3Q23.
Secara keseluruhan, prospek INKP pada 2024 menunjukkan potensi pemulihan yang kuat, didorong oleh kenaikan volume penjualan dari pabrik baru dan stabilisasi harga pulp. Penurunan harga saham yang telah terjadi memberikan kesempatan bagi investor untuk masuk pada level valuasi yang atraktif. Meskipun terdapat risiko terkait suplai pulp dan harga kayu, proyeksi keseluruhan menunjukkan bahwa INKP memiliki potensi yang baik untuk memperbaiki kinerjanya pada tahun 2024.
0 Komentar