Ticker

4/recent/ticker-posts

Rekomendasi Saham ASII 2024, Pertahankan Dominasi di Pasar 4W

Daftar Isi [Tampilkan]

JAKARTA – Astra Internasional (ASII) diperkirakan akan mempertahankan dominasinya di pasar kendaraan roda empat (4W), namun terlihat kekurangan katalis jangka pendek. 

Studi analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry dan Christian Sitorus menyimpulkan bahwa manfaat ekonomis dari kendaraan hybrid/EV di Indonesia masih dipertanyakan, sehingga kendaraan dengan mesin pembakaran internal (ICE) diperkirakan akan terus mendominasi pasar. 

“Kami memperkirakan laba bersih ASII akan menurun sebesar 10% YoY pada FY24F, karena pemulihan penjualan 4W diperkirakan akan dinetralisir oleh segmen pertambangan yang lebih lemah,” kata mereka dalam riset terbaru, 25 Januari 2024.

Mereka memberikan rating "Hold" pada ASII dengan target harga (TP) Rp5.700. 


Meskipun valuasi saat ini mencerminkan penurunan laba, ASII tampak kekurangan katalis jangka pendek. Analis berharap ICE akan terus mendominasi pasar, mengingat manfaat ekonomis dari hybrid/EV belum terbukti. 

“Kami percaya bahwa penurunan valuasi ASII selama 7 bulan terakhir sebagian dipengaruhi oleh cerita EV, karena ASII/Toyota fokus pada hybrid (dan kurang pada EV). Dari studi kami, kami menemukan bahwa manfaat ekonomis dari kedua teknologi tersebut tidak langsung karena biaya baterai yang mahal dan perbedaan harga jual rata-rata (ASP) yang signifikan antara ICE dan hybrid/EV dibandingkan dengan penghematan yang diperoleh dengan beralih dari ICE,” jelasnya.

Oleh karena itu, mereka percaya ASII dapat mempertahankan pangsa pasar roda empat 54-55% dengan pertumbuhan volume tahunan 4-5%.

Dalam segmen otomotif (4W/2W), analis BRI Danareksa Sekuritas memprediksi penjualan akan pulih, dengan margin laba kotor (GPM) dan margin operasional (OPM) dipertahankan pada 2024. 

Mereka memperkirakan penjualan 4W akan pulih pada FY24F (+5,5% YoY) dengan suku bunga yang lebih rendah dengan sedikit kontribusi dari hybrid. 


Untuk kendaraan roda dua, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan pertumbuhan FY24F akan datar sebelum pemulihan pada FY25F mengingat tekanan jangka pendek pada daya beli segmen menengah/bawah. “Kami memperkirakan laba untuk divisi otomotif akan datar pada FY24F, dengan GPM/OPM dipertahankan pada 11%/2%.”

Mereka memperkirakan pendapatan ASII FY24F/FY25F akan tumbuh 2%/6% YoY dengan pertumbuhan laba bersih inti -10%/1% YoY. Perkiraan laba bersih FY24F kami didorong oleh pertumbuhan laba bersih otomotif/keuangan/UNTR sebesar -1,1%/5,5%/-20%. 

BRI Danareksa Sekuritas meramal pendapatan segmen keuangan akan mengikuti penjualan 4W/2W, sementara pendapatan UNTR diperkirakan akan mencapai puncaknya pada FY23F sebelum menurun 5% pada FY24F karena normalisasi harga batubara yang lebih lanjut.

“Kami menginisiasi kembali cakupan pada ASII dengan rating ‘Hold’ dan TP berbasis SOTP sebesar Rp5.700. Pada PE 6,1x saat ini (-2 SD dari rata-rata 8 tahun), kami percaya penurunan laba yang diperkirakan pada FY24F telah tercakup dalam harga,” tulisnya.

Namun, mereka berpikir harga saham kekurangan katalis jangka pendek dengan adanya pendatang baru EV dan risiko yang lebih tinggi jika regulasi dan subsidi terus mendukung EV. Di sisi lain, lini produk hybrid yang baik dan subsidi baru di segmen ini akan mendukung pertumbuhan penjualan dan margin 4W ASII.


Posting Komentar

0 Komentar