JAKARTA, Receh.in — Emiten energi terbarukan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan laba bersih Rp1,74 triliun hingga kuartal III-2025, menurun 14,3% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,03 triliun. Penurunan laba terutama dipengaruhi oleh kenaikan biaya keuangan dan penyesuaian nilai tukar, meskipun pendapatan perusahaan tetap tumbuh solid.
Pendapatan Naik 14,8%, Margin Tetap Kuat
Sepanjang sembilan bulan 2025, PGEO membukukan pendapatan Rp5,32 triliun, naik 14,8% YoY dari Rp4,63 triliun pada 9M24. Laba kotor juga meningkat 13,2% menjadi Rp2,98 triliun, dengan gross margin terjaga di 56%.
Dari sisi profitabilitas, EBITDA tercatat Rp4,17 triliun, turun tipis 6,1% YoY, sedangkan laba bersih per saham (EPS) mencapai Rp41,91 per lembar. Dengan hasil tersebut, net margin PGEO masih kuat di level 32,7%, menunjukkan efisiensi operasi di tengah tantangan biaya dan fluktuasi makro.
Kinerja Kuartalan Masih Positif
Secara kuartalan, PGEO mencatat laba bersih Rp520,4 miliar pada Q3-2025, naik 3,5% quarter-on-quarter (QoQ) dari kuartal sebelumnya. Pendapatan kuartal ini mencapai Rp1,68 triliun, tumbuh 21,4% QoQ, dengan laba kotor Rp966,4 miliar dan EBITDA Rp1,39 triliun.
Tren pertumbuhan kuartalan tersebut menandakan adanya pemulihan aktivitas operasi dan peningkatan penyerapan listrik panas bumi oleh PLN di beberapa wilayah kerja PGEO.
Neraca Keuangan Tetap Sehat
PGEO mempertahankan posisi keuangan yang solid dengan total aset Rp49,41 triliun dan ekuitas Rp33,44 triliun per 30 September 2025. Total utang jangka panjang Rp12,95 triliun dan utang jangka pendek Rp3,02 triliun, menghasilkan rasio Debt-to-Equity 0,48x dan Debt/EBITDA 3,83x — masih dalam batas aman untuk sektor utilitas energi.
Kas dan setara kas perusahaan mencapai Rp10,48 triliun, memberikan fleksibilitas bagi PGEO untuk melanjutkan ekspansi proyek panas bumi yang sedang berjalan.
Rasio Keuangan dan Valuasi
Dengan harga saham Rp1.280 dan jumlah saham beredar 41,8 miliar lembar, kapitalisasi pasar PGEO mencapai Rp53,52 triliun.
Berikut ringkasan valuasi dan rasio utama per kuartal III-2025:
- PER: 30,54x
- PBV: 1,60x
- BVPS: Rp799,77
- ROE: 5,20%
- ROA: 3,52%
- EV/EBITDA: 14,15x
- EBITDA/Interest Exp.: 10,93x
Meskipun pertumbuhan laba melambat, fundamental PGEO tetap solid dengan margin tinggi dan leverage rendah — kombinasi yang menjadikannya salah satu emiten energi terbarukan paling stabil di BEI.
Prospek: Optimisme di Tengah Tekanan
Ke depan, PGEO diperkirakan akan menjaga pertumbuhan pendapatan dari peningkatan kapasitas produksi panas bumi dan proyek ekspansi seperti Lumut Balai Unit 2 dan Hululais. Tantangan utama masih datang dari biaya pendanaan global dan fluktuasi kurs dolar AS, namun prospek jangka panjang energi hijau tetap positif.
Dengan fundamental yang kuat dan dukungan pemerintah terhadap transisi energi, PGEO berpotensi kembali mencatatkan pertumbuhan laba dua digit pada 2026.

0 Komentar