Ticker

4/recent/ticker-posts

Wall Street Melemah Menjelang Musim Laporan Keuangan: Investor Konsolidasi di Tengah Shutdown AS

Daftar Isi [Tampilkan]


📌 Pokok Berita:

  • Wall Street ditutup di zona merah, Kamis (9/10), karena investor melakukan konsolidasi posisi menjelang musim laporan keuangan kuartal III/2025 di tengah penutupan pemerintahan AS yang masih berlangsung.
  • Dow Jones turun 0,52%, S&P 500 terkoreksi 0,28%, dan Nasdaq melemah 0,08%; sektor material memimpin pelemahan, sementara consumer staples menjadi satu-satunya penguat utama.
  • Pasar menanti laporan keuangan bank besar pekan depan serta keputusan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada akhir Oktober.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir melemah pada perdagangan Kamis (9/10) waktu setempat, karena investor menahan diri menjelang dimulainya musim laporan keuangan kuartal III dan di tengah ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan federal yang terus berlanjut tanpa kesepakatan di Kongres.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 243,36 poin atau 0,52% ke level 46.358,42, S&P 500 terkoreksi 0,28% menjadi 6.735,11, sementara Nasdaq Composite melemah 0,08% ke posisi 23.024,62, menurut data Reuters dan CNBC.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, sektor material menjadi yang paling tertekan, sedangkan consumer staples justru menguat tipis, ditopang oleh saham-saham ritel defensif seperti Costco dan Procter & Gamble.

“Investor tampaknya sedang menata ulang posisi menjelang laporan keuangan pekan depan, sambil mengambil sebagian keuntungan dari saham-saham yang sudah naik signifikan sejak awal tahun,” ujar Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

 

Konsolidasi Pasar dan Kekhawatiran “Overheat” Saham Teknologi

Koreksi moderat di Wall Street terjadi setelah reli panjang yang banyak ditopang oleh saham-saham teknologi besar berbasis kecerdasan buatan (AI). Reli tersebut mendorong S&P 500 naik hampir 90% sejak Oktober 2022, mencatatkan salah satu bull market paling kuat dalam sejarah modern.

Namun, sejumlah analis mulai memperingatkan potensi koreksi setelah valuasi saham teknologi mencapai titik yang dinilai terlalu tinggi. “Pasar mulai mempertanyakan apakah valuasi AI bisa terus naik tanpa dukungan fundamental yang sepadan,” kata Carlson.

Penurunan harga saham juga terjadi di tengah absennya rilis data ekonomi penting karena penutupan pemerintahan AS (government shutdown) yang telah memasuki hari kesembilan. Kondisi ini membuat pelaku pasar kesulitan mendapatkan petunjuk baru terkait kondisi ekonomi terkini, termasuk data tenaga kerja dan inflasi.

 

Sinyal Dovish dari The Fed dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Fokus utama pasar kini tertuju pada Federal Reserve. Dalam wawancara dengan The New York Times, Presiden Fed New York John Williams menyatakan bahwa bank sentral “kemungkinan akan memangkas suku bunga lebih lanjut sebelum akhir tahun,” dengan mempertimbangkan meningkatnya risiko perlambatan ekonomi dan pasar tenaga kerja.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan 28–29 Oktober mencapai 94,6%, dengan kemungkinan pemangkasan tambahan di bulan Desember.

“Menarik untuk melihat apakah The Fed akan tetap melanjutkan langkah pelonggaran di tengah ketiadaan data ekonomi resmi. Pasar jelas menaruh ekspektasi tinggi,” tambah Carlson.

 

Laporan Keuangan Bank Besar Jadi Sorotan

Pekan depan akan menjadi awal musim laporan keuangan kuartal III, dengan sejumlah bank besar AS seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo dijadwalkan merilis laporan keuangannya.

Konsensus analis LSEG memperkirakan pertumbuhan laba S&P 500 sebesar 8,8% yoy, melambat dari 13,8% pada kuartal II. “Investor menunggu apakah kinerja perusahaan mampu menegaskan kembali prospek pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak kebijakan fiskal dan moneter,” ujar seorang analis di Bloomberg Intelligence.

 

Pergerakan Saham dan Sektor

Beberapa saham mencatatkan kinerja menonjol di tengah tekanan pasar:

  • Delta Air Lines melonjak 4,9% setelah mencatatkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dan memberi panduan optimistis untuk kuartal IV.
  • Albemarle Corp naik 5,25% setelah TD Cowen menaikkan target harga saham di tengah kabar China akan memperketat ekspor logam tanah jarang.
  • Costco Wholesale juga menguat 2,2% berkat laporan penjualan yang solid untuk September.

Sebaliknya, saham Boeing Co turun 4,14%, memimpin penurunan di Dow Jones setelah laporan adanya penundaan produksi pesawat 737 MAX.

 

Sentimen Pasar dan Data Teknis

Jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 3,51 banding 1 di NYSE dan 2,05 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatat 19 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 10 titik terendah, sementara Nasdaq membukukan 117 titik tertinggi baru dan 55 titik terendah.

Dengan pelemahan ini, analis menilai pasar saham AS sedang memasuki fase konsolidasi sehat menjelang data kinerja emiten yang akan menjadi katalis utama pergerakan indeks pekan depan.

“Kondisi saat ini bukan sinyal bearish, melainkan momen jeda alami setelah reli panjang. Laporan keuangan bank besar akan menjadi ujian pertama apakah pasar masih punya tenaga untuk melanjutkan reli hingga akhir tahun,” ujar John Lynch, Chief Investment Officer Comerica Wealth Management.

 

📊 Ringkasan Pergerakan Indeks:

  • Dow Jones: 46.358,42 (-0,52%)
  • S&P 500: 6.735,11 (-0,28%)
  • Nasdaq: 23.024,62 (-0,08%)

Dengan fokus beralih ke hasil keuangan perusahaan besar dan arah kebijakan The Fed, investor tampaknya memilih bersikap hati-hati — menunggu kepastian apakah ekonomi AS mampu bertahan di tengah pelonggaran suku bunga dan ketidakpastian fiskal yang masih membayangi Washington.

 

Posting Komentar

0 Komentar