Ticker

4/recent/ticker-posts

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Buka Suara Soal Isu Merger dengan Grab Holdings Inc. — “Belum Ada Keputusan”

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in
– Isu yang kembali mencuat mengenai potensi merger antara GoTo dan Grab kini mendapat tanggapan resmi dari pihak GoTo. Sekretaris Perusahaan GoTo, RA Koesoemohadiani, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan, maupun kesepakatan resmi yang dibuat oleh Perseroan terkait transaksi apa pun dengan Grab.

Koesoemohadiani mengatakan bahwa perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 27 Desember 2025. Ia menegaskan bahwa agenda RUPSLB tersebut hanyalah bagian dari praktik tata kelola (good corporate governance) dan tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi besar seperti merger atau akuisisi. “Agenda RUPSLB Perseroan … tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apapun,” paparnya dalam keterbukaan informasi pada hari ini.

Lebih lanjut, GoTo akan melakukan pemanggilan resmi pemegang saham pada 25 November 2025. “Direktur Utama, Direksi dan manajemen terus berkomitmen penuh untuk bertindak secara profesional serta mengutamakan kepentingan seluruh pemangku kepentingan,” tambah Koesoemohadiani.

 

Latar Belakang & Isu yang Muncul

  • Isu merger atau akuisisi antara Grab dan GoTo memang sebelumnya sudah pernah mengemuka. Pada Februari 2025, sejumlah sumber mengatakan bahwa Grab berada dalam pembicaraan lanjutan dengan GoTo untuk potensi penggabungan. (Reuters)
  • Dari sisi regulasi, lembaga persaingan usaha Indonesia sudah mulai mengkaji potensi risiko dari penggabungan kedua perusahaan besar tersebut. (Reuters)
  • Sebelumnya pula, Grab menegaskan bahwa “tidak ada pembicaraan” dengan GoTo untuk sementara waktu. (Reuters)
  • Pemerintah Indonesia melalui juru bicara juga sempat menyebut bahwa industri ride-hailing dan delivery sangat strategis bagi penciptaan lapangan kerja dan ekonomi digital. (The Business Times)
  • Salah satu dari analisis menyoroti bahwa jika merger benar terjadi, penguasaan pasar gabungan keduanya berpotensi mencapai lebih dari 90% di layanan ride-hailing/food-delivery di Indonesia—menciptakan tantangan bagi persaingan. (Universitas Airlangga Official Website)

 

Mengapa GoTo Perlu Klarifikasi Sekarang?

  1. Meredakan Ketidakpastian Pasar
    Isu merger sebesar ini memicu spekulasi di pasar modal dan di kalangan pemangku kepentingan (investor, mitra pengemudi, merchant). Dengan menyampaikan bahwa belum ada keputusan, GoTo mencoba menjaga kejelasan dan stabilitas.
  2. Menunjukkan Kepatuhan Tata Kelola
    Dengan menyebut bahwa RUPSLB bukan terkait aksi korporasi, GoTo menegaskan bahwa agenda internal seperti rapat pemegang saham tetap berjalan pada jalurnya dan tidak harus selalu berarti perubahan besar. Ini penting dalam rangka menjaga kepercayaan publik dan investor.
  3. Antisipasi Dampak Regulasi & Persepsi Publik
    Sebab jika merger seperti ini terjadi, bukan hanya persoalan bisnis semata — melainkan juga isu persaingan, kontrol domestik, dan kebijakan nasional. GoTo tampaknya ingin menghindari munculnya persepsi bahwa pihaknya “terlibat pembicaraan rahasia” tanpa transparansi.

 

Analisis: Peluang vs Risiko bila Merger Terjadi

  • Peluang: Penggabungan GoTo dan Grab bisa memperkuat skala bisnis (skala ekonomi & efisiensi) dalam layanan ride-hailing, delivery, e-commerce, hingga ke fintech. Pasar digital Indonesia masih sangat besar, dan kombinasi dua pemain raksasa bisa mempercepat pemanfaatan kesempatan ini.
  • Risiko:
    • Regulasi: Otoritas persaingan Indonesia bisa menolak atau memberi syarat ketat karena potensi dominasi pasar.
    • Persepsi nasionalisme digital: Terdapat kekhawatiran bahwa kontrol terlalu kuat oleh entitas asing atau gabungan perusahaan bisa menurunkan kesempatan bagi pemain lokal.
    • Dampak usaha mitra: Mitra pengemudi/merchant mungkin khawatir akan perubahan struktur tarif atau kontrak ketika pemain besar menyatu.
    • Risiko integrasi: Merger skala besar di industri digital sangat kompleks — budaya perusahaan, teknologi, operasi harus disinkronkan. Jika gagal, bisa menjadi beban.

 

Implikasi Bagi Pemangku Kepentingan

  • Investor: Perlu memantau dengan cermat pengumuman resmi, bukan hanya isu spekulatif. Klarifikasi seperti yang dilakukan GoTo penting untuk menilai risiko dan potensi bisnis.
  • Mitra pengemudi & merchant: Harus waspada pada perubahan struktur komisi, alur kerja, atau kebijakan kerjasama yang mungkin muncul — baik dalam atau tanpa merger.
  • Regulator & Pemerintah: Perlu menjaga keseimbangan antara mendukung skala bisnis digital nasional dan menjaga persaingan yang sehat serta perlindungan konsumen.
  • Konsumen: Walau konsumen bisa mendapat layanan yang lebih efisien dari penggabungan, mereka juga harus mewaspadai potensi berkurangnya pilihan atau kenaikan tarif kalau persaingan melemah.

 

Kesimpulan

Dengan pernyataan resmi dari GoTo bahwa belum ada kesepakatan atau keputusan terkait merger dengan Grab, serta penegasan bahwa RUPSLB yang akan datang tidak berkaitan dengan aksi korporasi besar, langkah ini menunjukkan bahwa GoTo memilih mengelola isu dengan hati-hati. Namun, fakta bahwa isu ini kembali mencuat — dan sebelumnya telah dikaitkan dengan nilai transaksi hingga miliaran dolar serta potensi dominasi pasar — menegaskan bahwa dinamika industri teknologi dan layanan digital di Indonesia memang sedang berada di persimpangan penting.

Bagi semua pemangku kepentingan — termasuk Anda sebagai pembaca — jelas bahwa klarifikasi lebih penting daripada spekulasi. Mari kita tunggu bagaimana GoTo dan Grab merespons lebih lanjut jika benar muncul kemajuan resmi.

Posting Komentar

0 Komentar