Perusahaan manajer investasi global Dimensional Fund Advisors terus memperbesar eksposurnya di saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) hingga akhir November 2025. Langkah ini kembali terlihat pada 26 November, ketika transaksi besar masuk dan menambah porsi kepemilikan mereka.
Dalam satu sesi perdagangan tersebut, data menunjukkan Dimensional memborong 78,27 juta lembar saham BUMI. porsi kepemilikan mereka pun naik menjadi 957,60 juta lembar, jauh di atas posisi akhir tahun lalu yang berada di 682,71 juta lembar.
Aksi sepanjang 2025 ini menunjukkan pola yang konsisten: Dimensional menambah posisi saat harga bergerak naik, sekaligus mempertahankan cost basis rata-rata di sekitar Rp145,13 per lembar—level yang hingga kini masih memberikan potensi capital gain yang lebar, mengingat harga BUMI telah menguat ke Rp240 pada penutupan sesi pertama perdagangan Jumat, 28 November 2025. Secara year-to-date, saham BUMI sudah mencetak lonjakan sekitar 95%.
Dimensional bukan pemain baru. Mereka masuk ke daftar pemegang saham BUMI sejak September 2022, dan kini, dengan dana kelolaan mencapai US$915 miliar per September 2025, manajer investasi besutan miliarder David Booth itu menunjukkan keyakinan yang belum luntur atas prospek jangka panjang BUMI.
Di Saat yang Sama, Chengdong Justru Melepas Saham
Kontras dengan strategi Dimensional yang menambah porsi, Chengdong Investment Corporation dari China justru melakukan penjualan agresif sepanjang 2025. Dalam satu tahun terakhir, investor asal Negeri Tirai Bambu itu melepas 9,89 miliar saham BUMI.
Puncak aksi jual terjadi pada 18 November 2025, saat Chengdong mengeksekusi dua transaksi yang totalnya mencapai 3,71 miliar lembar di rentang harga Rp173,45–Rp213,72. Dari aksi itu, mereka meraup dana sekitar Rp646 miliar dan memang bertujuan mengurangi eksposur. Setelah transaksi, kepemilikan Chengdong susut menjadi 29,7 miliar saham atau sekitar 7,99%, turun dari posisi sebelumnya yang masih 33,4 miliar lembar.
Jika menengok ke belakang, Chengdong sudah terlibat di struktur pemegang saham sejak 2014 lewat skema pembayaran utang Grup Bakrie, serta terlibat dalam obligasi wajib konversi (OWK) pada 2022. Namun dinamika penjualan besar selama setahun terakhir mengindikasikan perubahan strategi atau penataan ulang portofolio, tepat di saat saham BUMI justru memasuki fase penguatan harga.
Kinerja Keuangan BUMI: Pendapatan Naik, Laba Bersih Menyusut
Di tengah silang strategi para pemegang saham besar, Bumi Resources merilis laporan keuangan kuartal III/2025 yang menunjukkan kinerja campuran. Dari sisi pendapatan, perseroan membukukan US$1,037 miliar hingga September 2025, naik hampir 12% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Beban pokok pendapatan memang meningkat, tetapi pertumbuhannya relatif lebih lambat, sehingga perseroan mencatatkan kenaikan laba usaha yang signifikan, melesat lebih dari 230% menjadi US$84,4 juta. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan margin operasional melalui efisiensi dan pengendalian biaya.
Namun laba bersih justru merosot tajam menjadi US$29,4 juta, atau turun 76% dibanding tahun lalu. Koreksi ini menunjukkan tekanan di bawah laba operasional—baik dari sisi biaya, kewajiban, maupun faktor pasar seperti harga batu bara global yang mengalami penurunan dalam beberapa kuartal terakhir.
Arah Investor Global dan Perubahan Sentimen
Pergerakan dua investor besar—Dimensional dan Chengdong—menunjukkan adanya perubahan geografi sentimen di saham BUMI. Di satu sisi, investor institusi Barat dengan horizon panjang dan pendekatan berbasis faktor tampaknya tetap mempertahankan minat. Ini bisa jadi didorong oleh valuasi yang dianggap menarik, pemulihan fundamental, atau tesis jangka panjang terhadap aset energi yang masih berperan dalam transisi global.
Di sisi lain, investor China seperti Chengdong terlihat memilih keluar lebih cepat, mungkin karena faktor internal portofolio, tekanan modal, atau preferensi risiko yang berbeda dalam fase volatilitas komoditas. Sementara itu, kinerja keuangan yang kontradiktif—pendapatan naik, laba bersih turun—menjadi cermin bahwa BUMI berada di tengah pergeseran struktur biaya dan siklus harga batu bara.
Analisis singkatnya: saham BUMI sedang memasuki fase tarik-menarik sentimen. Di satu kutub ada keyakinan jangka panjang yang diwakili Dimensional, di kutub lain ada aksi keluar besar dari Chengdong. Kombinasi ini membuat BUMI kembali menjadi panggung dinamika klasik pasar modal: siapa yang lebih tepat membaca masa depan.
0 Komentar