Ticker

4/recent/ticker-posts

Profil dan Sejarah Ringkas Bank Central Asia (Bank BCA/BBCA)

Daftar Isi [Tampilkan]


 Receh.in – Bank BCA merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang fokus pada bisnis perbankan transaksi serta menyediakan fasilitas kredit dan solusi keuangan bagi segmen korporasi, komersial, UKM, dan konsumer.

Pada akhir Desember 2021, BCA melayani 29 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 48 juta transaksi setiap harinya, didukung oleh 1.242 kantor cabang, 18.034 ATM, serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam.

Di bursa saham, saat ini PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) adalah emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia senilai Rp967 triliun (per 1 April 2022).

Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah dan profil Bank BCA ini? BCA didirikan pada 10 Agustus 1955 degan nama dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory”.

Hal itu tertuang dalam dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38.

Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956.

Kemudian nama bank diubah beberapa kali, terakhir menjadi PT Bank Central Asia berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No.144.

Cikal bakal Bank BCA itu mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Perusahaan didirikan oleh Sudono Salim (Liem Sioe Liong) yang punya koneksi kuat dengan keluarga Soeharto selama Orde Baru.

Mochtar Riady menjadi salah satu sosok penting di balik nama besar BCA. Dia bergabung ke BCA pada 1 Mei 1975 (meninggalkan Bank Panin) dan mulai memperbaiki sistem kerja di bank tersebut.

Di Bank BCA ini Mochtar mendapatkan saham sebesar 17,5% dan menjadi orang kepercayaan Liem Sioe Liong.

Sebagai gambaran, aset Bank BCA ketika Mochtar Riady bergabung hanya Rp12,8 miliar dan ketika dia keluar pada akhir 1990 aset bank tersebut sudah di atas Rp5 triliun.

Kinerja saham Bank BCA di BEI

Pada 1977 Bank BCA merger dengan dua bank lain, salah satunya Bank Gemari yang dimiliki Yayasan Kesejahteraan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sejak itu BCA bisa menjadi bank devisa.

Pada 1990-an Bank BCA sudah mulai mengembangkan jaringan layanan ATM (anjungan tunai mandiri atau automated teller machine). Pada 1991, bank tersebut mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta.

Kegemilangan Bank BCA selama Orde Baru runtuh pada 1998 sejalan dengan krisis moneter yang terjadi. Krisis nilai tukar membuat sejumlah bank kolaps, termasuk Bank BCA yang kemudian menjadi pasien Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Kepemilikan saham Bank BCA pun berganti dengan sebanyak 92,8 persen dimiliki pemerintah, dan sisanya pihak lain.

Kepemilikan saham pemerintah perlahan dilepas, yang diawali dengan penawaran saham perdana (IPO) pada 31 Mei 2000. Nah, per 30 September 2007 pemerintah sudah tidak lagi memiliki saham Bank BCA.

Saat itu, 51,15 persen saham BCA sudah dipegang oleh konsorsium Farindo Investments Ltd dan Farallon Capital Management LLC, di bawah Grup Djarum. Sisanya, 46,72 persen dilepas ke publik, dan 1,76 persen dimiliki Anthony Salim.

Pada periode 2000-an Bank BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, internet banking KlikBCA, mobile banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain.


(c) Canva

IPO Bank BCA

Bank swasta nasional itu melakukan listing di Bursa Efek Indnesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada 11 Mei 2000 dengan menawarkan 662,40 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp331,200 dan harga penawaran Rp1.400.

Setahun kemudian BBCA melaksanakan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2.

Tiga tahun kemudian atau 2004 kembali dilakukan pemecahan nilai saham 3 tahun dengan rasio 1:2 sehingga nilai nominal saham kembali berubah menjadi Rp125. BBCA kembali menggelar stock split pada 31 Januari 2008.

Pada 2021 BBCA kembali melakukan aksi korporasi pemecahan nilai saham dengan rasio 1:5. Nilai nominal per unit saham setelah itu akan berubah dari Rp62,50 menjadi Rp12,5.

Pada 2021, Bank BCA telah memiliki 1.015 cabang dalam negeri (bertambah dari tahun sebelumnya sebanyak 1.013), dan dua kantor perwakilan luar negeri.

Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di Hong Kong dan Singapura.

Alamat Kantor Pusat Bank BCA 

  • Bank BCA berlokasi di Menara BCA, Grand Indonesia, Jalan M.H. Thamrin No. 1, Jakarta 10310 — Indonesia.
  • Telp: (62-21) 2358-8000 (Hunting), Fax: (62-21) 2358-8300, Halo BCA: 1500888, WhatsApp: 62 811 1500 998.
  • Telex: 65364 BCA KPS, Swift Code/Member Code: CENAIDJA

Pemegang saham pengendali Bank BCA adalah PT Dwimuria Investama Andalan (54,94%), yang merupakan entitas dari Djarum Group milik Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono.

Laporana Keuangan Bank BCA .pdf 2021

 

Dewan Direksi Bank BCA (per 1 April 2022)

Nama

Posisi

Jahja Setiaatmadja

PRESIDEN DIREKTUR

Suwignyo Budiman

WAKIL PRESIDEN DIREKTUR

Armand Wahyudi Hartono

WAKIL PRESIDEN DIREKTUR

Tan Ho Hien/Subur atau dipanggil Subur Tan

DIREKTUR

Rudy Susanto

DIREKTUR

Lianawaty Suwono

DIREKTUR

Santoso

DIREKTUR

Vera Eve Lim

DIREKTUR

Gregory Hendra Lembong

DIREKTUR

Haryanto Tiara Budiman

DIREKTUR

Frengky Chandra Kusuma

DIREKTUR

John Kosasih

DIREKTUR

 

Dewan Komisaris Bank BCA

Nama

Posisi

Independen

Djohan Emir Setijoso

PRESIDEN KOMISARIS

No

Tonny Kusnadi

KOMISARIS

No

Cyrillus Harinowo

KOMISARIS

Yes

Raden Pardede

KOMISARIS

Yes

Sumantri Slamet

KOMISARIS

Yes

 

Pemegang Saham Bank BCA

Nama

Jenis

Persentase

PT Dwimuria Investama Andalan

Lebih dari 5%

54,94 %

Masyarakat

Kurang dari 5%

45,06 %

Saham Treasury

Saham Treasury

0 %

Jahja Setiaatmadja

Direksi

0,03 %

Armand Wahyudi Hartono

Direksi

0 %

Suwignyo Budiman

Direksi

0,03 %

Tan Ho Hien/Subur disebut juga Subur Tan

Direksi

0,01 %

Rudy Susanto

Direksi

0 %

Lianawaty Suwono

Direksi

0 %

Santoso

Direksi

0 %

Djohan Emir Setijoso

Komisaris

0,09 %

Tonny Kusnadi

Komisaris

0,01 %

Cyrillus Harinowo

Komisaris

0 %

Raden Pardede

Komisaris

0 %

Sumantri Slamet

Komisaris

0 %

Vera Eve Lim

Direksi

0 %

Gregory Hendra Lembong

Direksi

0 %

Haryanto Tiara Budiman

Direksi

0 %

Frengky Chandra Kusuma

Direksi

0 %

John Kosasih

Direksi

0 %

(Data per 1 April 2022)

Anak Perusahaan Bank BCA

Nama

Jenis

Total Aset

Persentase

BCA Finance Limited

Money lending dan remittance

902.751

100%

PT Asuransi Jiwa BCA

Asuransi Jiwa

1.736.177

90%

PT Asuransi Umum BCA

Asuransi umum atau kerugian

2.164.163

100%

PT Bank BCA Syariah

perbankan syariah

9.194.594

100%

PT Bank Digital BCA

Perbankan

2.922.480

100%

PT BCA Finance

Pembiayaan investasi, modal kerja, pembiayaan multiguna, sewa operasi, keg pembiayaan lain brdsrkn persetujuan instansi yg berwenang

8.799.857

100%

PT BCA Multi Finance

Pembiayaan investasi, modal kerja, pembiayaan multiguna, sewa operasi, keg pembiayaan lain brdsrkn persetujuan instansi yg berwenang

1.099.147

100%

PT BCA Sekuritas

Perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek

1.269.897

90%

PT Central Capital Ventura

Modal ventura

405.888

100%

 (Data per 1 April 2022)




Posting Komentar

0 Komentar