Receh.in – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA dan anak perusahaannya berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 11,5 triliun dalam tiga bulan pertama tahun 2023, meningkat 43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan ini didukung oleh ekspansi volume kredit, peningkatan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi, serta pendapatan fee dan komisi yang meningkat seiring dengan jumlah transaksi yang meningkat.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mengalami pertumbuhan positif selama kuartal I-2023 sebesar 28% (yoy) menjadi Rp 18,5 triliun.
Selain itu, pendapatan selain bunga bank tumbuh 5,6% (yoy) menjadi Rp 6,3 triliun, didukung oleh kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 6,9% (yoy).
Secara keseluruhan, pendapatan operasional mencapai Rp 24,8 triliun atau naik 21,5% (yoy). Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi turun Rp 1,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Total kredit BCA tumbuh 12% (yoy) menjadi Rp 713,8 triliun pada Maret 2023. Meskipun pertumbuhan kredit meningkat, BCA tetap menjaga prinsip prudent dan tidak memaksakan diri untuk mencapai target 10-12%. Jahja mengatakan bahwa jika terlalu memaksakan diri, dapat menyebabkan NPL.
Kredit korporasi masih menjadi kontributor utama bagi total kredit BCA, naik 11,7% (yoy) menjadi Rp 320,5 triliun pada Maret 2023. Kredit komersial dan UKM tumbuh 11,8% (yoy) menjadi Rp 211,1 triliun, dan KPR serta KKB juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Dukungan BCA pada sektor UKM tercermin pada Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) yang tercatat sebesar 22,1%, di atas target yang ditetapkan.
Saldo outstanding kartu kredit juga mengalami peningkatan, naik 16,2% menjadi Rp14,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 12,7% (yoy) menjadi Rp 174,5 triliun.
0 Komentar