Ticker

4/recent/ticker-posts

Analisis dan Rekomendasi Saham Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Target Harga Diturunkan

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Emiten Grup Djarum, Bank Central Asia Tbk. (BBCA), baru-baru ini mengumumkan laporan keuangan mereka untuk tahun fiskal 2023. 

Dengan laba bersih yang mencapai Rp48,6 triliun, perusahaan mencatat kenaikan sebesar 19% dari tahun sebelumnya. Bank ini tampaknya berada pada jalur yang stabil. 

Namun, menurut riset analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis terdapat sinyal-sinyal perlambatan, terutama dalam pertumbuhan kredit yang diperkirakan akan moderat pada tahun fiskal 2024, serta penurunan pendapatan sebesar 3% yang diakibatkan oleh penurunan biaya.


Kinerja dan Proyeksi BBCA

BBCA melaporkan kinerja yang solid untuk FY23, dengan pertumbuhan kredit dan deposito serta NIM (Net Interest Margin) yang sejalan dengan estimasi. 

Manajemen BBCA memberikan panduan bahwa pertumbuhan kredit di FY24F akan moderat pada angka 9-10%, dengan NIM, CoC (Cost of Credit), dan CIR (Cost to Income Ratio) yang relatif stabil.

Namun, keuntungan yang lebih baik dari yang diharapkan dari CoC di kuartal keempat FY23 telah menyeimbangkan pendapatan lain yang lebih rendah dari perkiraan. 

Pendapatan lain mengalami penurunan menjadi Rp5,9 triliun di kuartal keempat FY23, turun 4% YoY dan 6% QoQ, yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan komisi dan biaya. 

Penurunan ini sebagian disebabkan oleh implementasi BI Fast dan penurunan biaya pengelolaan kekayaan. Meskipun pendapatan lain lebih rendah dari ekspektasi, ini dikompensasi oleh CoC positif sebesar Rp29 miliar (reversal).


Pertumbuhan di FY24F: Fokus pada Kualitas daripada Kuantitas

Dalam hal pertumbuhan kredit, BBCA mencatat pertumbuhan sebesar 13,9% di FY23, melebihi rata-rata industri sekitar 10%. 

Pertumbuhan ini didorong oleh kredit korporasi, kredit otomotif, dan kredit UKM. Meskipun demikian, pertumbuhan kredit komersial tercatat lebih lambat. 

Sebagian besar kredit dicatatkan di kuartal keempat FY23 (dengan kenaikan 5,9% QoQ), dan dampaknya terhadap pendapatan bunga diharapkan akan sepenuhnya tercermin di FY24F. 

Manajemen juga berencana untuk menaikkan harga kredit sebesar 25-50bps di FY24F.

BBCA menargetkan pertumbuhan kredit yang lebih konservatif di FY24F, di angka 9-10%, lebih rendah dari 13,9% di FY23 namun relatif sejalan dengan ekspektasi kami sebesar 10,1%. 

Panduan bank hanya untuk FY24F NIM, CoC, dan CIR yang relatif stabil dibandingkan dengan FY23, dengan LAR ratio yang diharapkan membaik menjadi 4-6% dibandingkan dengan 6.9% di FY23F.


Menjaga Rekomendasi Beli dengan Target Harga yang Lebih Rendah

Analis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset tertanggal 29 Januari 2024 menurunkan target harga saham BBCA karena mereka memangkas proyeksi laba bersih FY24F sebesar 3% dan DPO sebesar 3%, menghasilkan ROE yang lebih rendah sebesar 20,9% (dari 21,5% sebelumnya). 

Para analis juga menggunakan biaya ekuitas yang lebih tinggi sebesar 6,4% (dari 6,3%), rata-rata lima tahun, menghasilkan FV PBV yang lebih rendah sebesar 5,3x (dari 5,6x). "Target harga baru kami Rp11.300, menawarkan potensi kenaikan sebesar 19% dan yield dividen sebesar 2,8%. Risiko terhadap pandangan kami termasuk CoF yang lebih tinggi dari yang diharapkan, LDR yang stagnan, dan deteriorasi kualitas kredit," katanya.


Tiga Poin Kunci:

Perlambatan Pertumbuhan Kredit: BBCA memproyeksikan pertumbuhan kredit yang lebih moderat di FY24F, diperkirakan berkisar antara 9-10%.

Penyesuaian Pendapatan: Penurunan pendapatan sebesar 3% di FY24F disebabkan oleh biaya yang lebih rendah dari yang diharapkan, meskipun ini sebagian diimbangi oleh CoC yang positif.

Stabilitas Operasional: Meskipun terdapat penurunan dalam beberapa aspek, BBCA tetap fokus pada stabilitas NIM, CoC, dan CIR, dengan panduan untuk FY24F yang relatif stabil dibandingkan dengan FY23.

Dengan pandangan yang terukur dan pendekatan yang konservatif, BBCA tampaknya bersiap untuk menavigasi tahun fiskal 2024 dengan hati-hati namun strategis.


Posting Komentar

0 Komentar