Ticker

4/recent/ticker-posts

Analisis Laporan Keuangan TOWR Kuartal 3/2023

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Emiten menara PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) pada kuartal 3/2023 mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar Rp807 miliar, meningkat 7% dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Penyebab utama kenaikan ini adalah penurunan biaya keuangan sebesar 7,8%, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko di tengah lingkungan suku bunga yang tinggi. 

Segmen non-menara terus menjadi pendorong pertumbuhan TOWR, dan diharapkan akan semakin meningkat setelah infrastruktur FTTH (Fiber to the Home) mereka selesai.

Untuk periode sembilan bulan pertama 2023, TOWR menghasilkan pendapatan sebesar Rp8,1 triliun, EBITDA sebesar Rp7,4 triliun, dan laba bersih sebesar Rp2,4 triliun. 

Angka-angka itu mencapai sekitar 75% hingga 77% dari perkiraan tahunan perusahaan. 

Dalam kuartal ketiga 2023, TOWR mencatatkan laba bersih sebesar Rp866 miliar, mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1% dari tahun sebelumnya tetapi meningkat 7,4% dari kuartal sebelumnya. Margin laba bersih meningkat sebesar 140 basis poin.


Menurut Equity Research Analyst PT Aldiracita Sekuritas, Selvi Ocktaviani, TOWR juga berhasil mengurangi biaya bunga rata-rata mereka menjadi 6,1% dari 6,5% pada Desember 2022, berkat rekam jejak yang baik dan aliran pendapatan jangka panjang. 

Hal ini memberikan TOWR lebih banyak kekuatan tawar dalam negosiasi suku bunga. Perusahaan juga aktif dalam mengelola proporsi utang berbunga tetap dan berbunga mengambang mereka.

Dari sisi pengelolaan risiko valuta asing, TOWR telah mengamankan utang mereka dalam USD yang jatuh tempo pada 2025, 2028, dan 2029 dengan kurs Rp14,5K – 15K. 

EBITDA kuartal ketiga 2023 mencapai Rp2,5 triliun, meningkat 4,5% dari tahun sebelumnya. 

Pendapatan pada kuartal tersebut mencapai Rp2,94 triliun, meningkat 5,5% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan dari segmen non-menara juga mengalami kenaikan, terutama dari FTTT (Fiber to the Tower) dan konektivitas.

Selain itu, jumlah menara TOWR kini mendekati 30.000 setelah penambahan 123 menara di kuartal 3/2023. Rasio tenansi perusahaan tetap stabil di angka 1,81x. 

Setelah tiga kuartal berturut-turut kehilangan penyewa, TOWR akhirnya mencatatkan penambahan penyewa bersih sebanyak 478 pada kuartal ketiga 2023. Pendapatan sewa menara turun sebesar 4% dari tahun sebelumnya dan 2,1% dari kuartal sebelumnya.

Aldiracita Sekuritas mengeluarkan rekomendasi "Beli" dengan target harga saham TOWR sebesar Rp1.370. Perkiraan laba bersih untuk 2023 dan 2024 telah direvisi naik masing-masing sebesar 3,7% dan 7%. 

Target harga saham baru ini didasarkan pada metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan asumsi tingkat diskonto sebesar 9% dan pertumbuhan terminal sebesar 2%.


Praktik ESG TOWR

Sementara itu, dalam laporan Maybank Sekuritas Indonesia terbaru, Sarana Menara Nusantara (TOWR) menunjukkan ruang yang signifikan untuk peningkatan praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) mereka. 

Menurut Maybank, TOWR menonjol sebagai perusahaan investasi yang fokus pada bisnis tower seluler di Indonesia, dengan total kapitalisasi pasar sebesar Rp50,0 triliun (US$3,2 miliar). Pada kuartal pertama 2023 (1Q23), perusahaan mengoperasikan 29,.57 tower dan jaringan fiber optik sepanjang 162.399 km.

Dari perspektif ESG, TOWR mendapat skor 15, jauh di bawah rata-rata 50 menurut sistem penilaian ESG Maybank IBG. Hal ini disebabkan oleh peningkatan emisi keseluruhan perusahaan akibat ekspansi, yang menunjukkan dampak lingkungan yang meningkat. 

Perusahaan juga belum memiliki kebijakan khusus terkait keberlanjutan atau mekanisme untuk menangkap emisi skop-3. Dalam hal keragaman dewan, TOWR memiliki komisaris yang semuanya laki-laki, meskipun terus berusaha mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dan meningkatkan efisiensi.

Dari sisi keuangan, TOWR memiliki model bisnis dengan margin tinggi, dengan perkiraan margin EBITDA 85% untuk FY23E/24E, dibandingkan dengan 86% di FY22. Walaupun bisnis tower memiliki gearing yang tinggi, TOWR diharapkan dapat mempertahankan rasio gearing sebesar 4.7x/4.5x di FY23E/24E (liabilitas bunga dibandingkan dengan EBITDA).

Mengenai faktor penggerak harga, ekspansi tower dan rasio tenancy yang lebih tinggi, serta tingkat bunga yang lebih rendah, dapat memberikan dampak positif. Namun, konsolidasi operator seluler dapat memberikan dampak negatif pada harga sewa.

Maybank IBG mempertahankan rekomendasi 'BELI' dengan harga target berdasarkan EV/EBITDA sebesar IDR 1260, yang mengimplikasikan 20x P/E dan 3.5x P/BV untuk FY24E. Sarana Menara Nusantara memiliki potensi untuk meningkatkan skor ESG mereka, yang akan lebih meningkatkan prospek mereka di pasar.


Disclaimer

  • Informasi Bukan Saran Investasi: Informasi yang disajikan dalam analisis ini hanya untuk tujuan informasi dan edukasi. Ini bukan merupakan rekomendasi atau saran investasi.
  • Tidak Ada Jaminan Keakuratan: Meskipun kami berusaha untuk menyediakan informasi yang akurat dan terkini, kami tidak dapat menjamin keakuratan, kelengkapan, atau keandalan informasi tersebut.
  • Risiko Pasar: Investasi di pasar saham melibatkan risiko, termasuk kemungkinan kehilangan modal. Harga saham dapat sangat fluktuatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar kontrol kami.
  • Keputusan Investasi Independen: Keputusan investasi harus dibuat berdasarkan penilaian independen dan analisis pribadi. Investor harus mempertimbangkan toleransi risiko dan tujuan investasi mereka sebelum membuat keputusan investasi.
  • Tidak Ada Representasi atau Garansi: Kami tidak memberikan representasi atau garansi, baik secara eksplisit maupun implisit, mengenai keakuratan, keandalan, atau kelengkapan informasi yang disajikan.
  • Perubahan Informasi: Informasi dalam analisis ini dapat berubah tanpa pemberitahuan, dan kami tidak berkewajiban untuk memperbarui atau merevisi informasi tersebut.
  • Kepentingan Keuangan: Penyusun analisis ini dapat memiliki kepentingan finansial di saham yang dibahas.

Posting Komentar

0 Komentar