Ticker

4/recent/ticker-posts

Harga Litium Turun Parah, Terendah dalam 2 Tahun

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA— Harga karbonat litium terus merosot menjadi CNY 108.500 per ton, angka terendah sejak Agustus 2021, seiring dengan menurunnya permintaan yang memperdalam kelebihan pasokan saat ini. 

Dilansir Pesimisme penjualan kendaraan listrik (EV) di Cina membatasi permintaan litium untuk produsen baterai di musim restok mereka yang biasa. Sebagai gantinya, perusahaan-perusahaan memanfaatkan tingginya inventaris yang diakibatkan oleh kelebihan pasokan yang disebabkan oleh subsidi besar-besaran dari pemerintah Cina sepanjang tahun 2021 dan 2022. 

Perkembangan ini mendorong para pelaku pasar utama untuk memprediksi defisit litium berikutnya hanya akan kembali pada tahun 2028, sebuah perubahan agresif dari spekulasi kekurangan berkelanjutan yang sempat mendorong harga litium ke CNY 600.000 pada November 2022. 

Di tempat lain, penjualan EV di AS tidak memenuhi ekspektasi karena biaya kredit yang lebih tinggi menghambat kemauan konsumen untuk melakukan pembelian besar. 

Sementara itu, produksi diharapkan tetap kuat. Mineral Resources, produsen bahan baku litium spodumene terbesar kedua di dunia, berencana untuk menggandakan produksi litiumnya di Australia Barat pada tahun fiskal berikutnya.

Litium telah menurun sebanyak 416.000 CNY/T atau 80,08% sejak awal 2023, menurut perdagangan pada kontrak untuk perbedaan (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini. 

Diperkirakan litium akan diperdagangkan pada 115.786,35 CNY/T pada akhir kuartal ini, menurut model makro global dan ekspektasi analis Trading Economics. Melihat ke depan, kami memperkirakan akan diperdagangkan pada 108.012,75 dalam waktu 12 bulan.


Kondisi Pasar dan Penyebab Penurunan Harga Litium


Penurunan harga litium mencerminkan perubahan dinamika pasar yang signifikan. Penurunan permintaan EV di Cina, pasar EV terbesar di dunia, telah memberikan dampak besar pada industri litium. 

Musim restok yang biasanya meningkatkan permintaan baterai tidak terjadi seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh pesimisme yang berkembang di kalangan konsumen terhadap EV, yang dipengaruhi oleh biaya kredit yang lebih tinggi dan ketidakpastian ekonomi global.

Selama tahun 2021 dan 2022, pemerintah Cina memberikan subsidi besar-besaran kepada produsen litium dan EV. Ini menyebabkan peningkatan produksi yang signifikan, menghasilkan kelebihan pasokan yang kini membebani pasar. Meskipun upaya ini awalnya dimaksudkan untuk mendorong adopsi EV, efek jangka panjangnya telah berubah menjadi kelebihan inventaris dan penurunan harga.

Para pelaku pasar utama kini memprediksi bahwa pasar litium tidak akan mengalami defisit sampai tahun 2028. Ini merupakan perubahan signifikan dari prediksi sebelumnya yang mengharapkan kekurangan berkelanjutan. Penyesuaian prediksi ini mencerminkan ketidakpastian saat ini dalam industri EV dan pasar baterai.

Meskipun ada penurunan harga, produsen litium global seperti Mineral Resources tetap optimis. Rencana mereka untuk menggandakan produksi di Australia Barat menunjukkan keyakinan bahwa permintaan litium akan pulih dalam jangka panjang. Hal ini juga menunjukkan kemampuan adaptasi industri terhadap fluktuasi pasar.


Pasar AS dan Pengaruh Biaya Kredit

Di Amerika Serikat, pasar EV juga menghadapi tantangan. Penjualan EV yang lebih rendah dari ekspektasi dapat diatributkan pada biaya kredit yang lebih tinggi, yang mempengaruhi kemampuan dan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian besar. Ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih seimbang dalam mempromosikan EV, yang tidak hanya fokus pada produksi tetapi juga pada kemudahan akses finansial bagi konsumen.

Menurut Trading Economics, litium diharapkan akan mengalami pemulihan harga dalam jangka pendek dan menengah. Model makro global mereka menunjukkan peningkatan harga dalam beberapa bulan ke depan, meskipun masih jauh di bawah tingkat puncaknya pada tahun 2022. Ini mengindikasikan bahwa pasar mungkin telah menyesuaikan diri dengan realitas saat ini dan siap untuk stabilisasi harga.

Pasar litium saat ini menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, didorong oleh dinamika pasar yang berubah dan kondisi ekonomi global. Meskipun ada penurunan harga yang signifikan, ada tanda-tanda pemulihan dan adaptasi dalam industri. Kedepannya, keseimbangan antara penawaran dan permintaan, serta kebijakan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan industri EV, akan menjadi kunci dalam menavigasi masa depan pasar litium.


Posting Komentar

0 Komentar