Ticker

4/recent/ticker-posts

Kinerja Obligasi: Imbal Hasil SUN Turun, Rupiah Melemah

Daftar Isi [Tampilkan]


JAKARTA – Pada awal pekan ini, Senin, 22 Januari 2024, terjadi pergerakan menarik di pasar keuangan Indonesia. Imbal hasil Surat Utang Pemerintah Indonesia (SUN) dengan tenor 10 tahun turun menjadi 6,594% dari 6,621% sehari sebelumnya. Sementara itu, imbal hasil surat utang 10 tahun Amerika Serikat (UST) juga mengalami penurunan menjadi 4,11% dari 4.15% pada hari sebelumnya.

Volume transaksi SUN mencapai IDR33,43 triliun, namun didominasi oleh surat utang dengan jangka waktu kurang dari 5 tahun. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan transaksi hari sebelumnya yang mencapai IDR34,86 triliun dan juga di bawah rata-rata tahunan sebesar IDR44,83 triliun. Sementara itu, nilai transaksi langsung SUN mencapai IDR10,33 triliun, turun tajam dari transaksi sebelumnya sebesar IDR16,10 triliun.

Di sektor surat utang korporat, total volume transaksi mencapai IDR2.096,56 miliar, juga didominasi oleh surat utang dengan jangka waktu kurang dari 5 tahun. Volume ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hari sebelumnya yang mencapai IDR1.117,91 miliar, bahkan melebihi rata-rata tahun ini sebesar IDR1.982,85 miliar. Transaksi langsung surat utang korporat juga mengalami peningkatan signifikan menjadi IDR1.976,56 miliar dari transaksi sebelumnya sebesar IDR1.117,91 miliar.

Selain itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,13% menjadi IDR15.635 dari sebelumnya IDR15.615. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 0,28%, naik dari 7.227 menjadi 7.248. Pergerakan harga minyak juga menjadi sorotan, di mana harga Brent naik dari 80,82 menjadi 81,09 USD per barel, sedangkan harga minyak mentah WTI Cushing turun dari 74,08 menjadi 73,41 USD per barel.

Di kancah global, Bank Rakyat China (PBoC) mempertahankan suku bunga primer untuk tenor 1 tahun dan 5 tahun pada 3,45% dan 4,2% secara berturut-turut. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi dan dipengaruhi oleh suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) yang tetap pada 2,5% yang ditetapkan oleh PBoC minggu lalu.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Penawaran SBN Ritel 2024, ORI025 Paling Awal

Sementara itu, Taiwan menghadapi tantangan ekspor yang signifikan, dengan pesanan ekspor turun sebesar 16% pada bulan Desember dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan permintaan dari AS dan Eropa, dua sumber utama pesanan Taiwan. Pesanan dari AS turun sebesar 21,6%, sementara pesanan dari Eropa turun sebesar 39,4%. Di sisi lain, pesanan dari China, sumber pesanan terbesar kedua Taiwan, hanya turun 3,5%.

Di tingkat domestik, Indonesia bersiap untuk menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 23 Januari 2024, dengan target pemerintah sebesar IDR12 triliun. Lelang sebelumnya pada 9 Januari 2024 mencatat penawaran masuk yang kuat, mencapai IDR28.30 triliun, melampaui jumlah lelang sebelumnya pada 19 Desember 2023. Pertumbuhan Penawaran Uang (M2) Indonesia pada bulan Desember 2023 mencapai 3,5% YoY, sedikit meningkat dari bulan November, dengan pertumbuhan yang didorong oleh Quasi Money dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dari perusahaan yang kuat.


Posting Komentar

0 Komentar