JAKARTA – Analis saham memperkirakan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) akan mencatat peningkatan volume penjualan bijih besi sepanjang tahun ini hingga 15 juta ton (+28% yoy) dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 11 juta ton.
“Kami meningkatkan perkiraan pendapatan FY23F sebesar 14,7% menjadi Rp3,6 triliun karena keuntungan satu kali sebesar Rp600 miliar yang tercatat pada 4Q23,” kata Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan dalam riset terbarunya.
Ia mempertahankan rating ‘Beli’ dengan target harga (TP) yang lebih tinggi sebesar Rp2.100 per saham. Alasannya, segmen bijih nikel ANTM diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap harga FeNi yang rendah.
Pertumbuhan Produksi Bijih Nikel
ANTM mencatat volume penjualan bijih nikel sebesar 11,7 juta ton pada 2023 (secara umum sejalan dengan perkiraan analis BRI Danareksa Sekuritas sebesar 11 juta ton), tetapi jauh di atas target sebelumnya sebesar 9,4 juta ton.
“Kami percaya volume penjualan bijih nikel ANTM akan tetap kuat dalam FY24F karena permintaan akan bijih seharusnya tetap tinggi sementara pasokan mungkin akan ketat karena pengawasan pertambangan yang lebih ketat dari pemerintah,” imbuh Hasan.
Dalam situasi ini, analis meningkatkan asumsi volume penjualan bijih nikel sepanjang 2024 sebesar 36,4% menjadi 15 juta ton karena melihat kapasitas produksinya mencukupi untuk memanfaatkan peluang permintaan yang berkembang.
Hal tersebut menyebabkan kenaikan pendapatan estimasi pada 2024 menjadi Rp3,6 triliun (naik 22,7% dari perkiraan sebelumnya).
Keuntungan Satu Kali Sebesar Rp600 Miliar yang Terdaftar di 4Q23
Di sisi lain, ANTM melepas kepemilikan saham FHT ke HKCBL, dengan HKCBL membeli 10% saham ANTM di FHT dan seluruh kepemilikan saham 50% di FHT yang dimiliki oleh International Mineral Capital (IMC), anak perusahaan ANTM.
Nilai transaksi mencapai Rp781,2 miliar, dengan Rp130,2 miliar untuk kepemilikan 10% saham ANTM secara langsung di FHT dan Rp651 miliar untuk kepemilikan 50% saham IMC di FHT.
Manajemen mengindikasikan bahwa ANTM akan mencatat keuntungan satu kali sebesar Rp599 miliar pada kuartal keempat 2023. Akibatnya, perkiraan pendapatan analis untuk periode 2023 diestimasi naik menjadi Rp3,6 triliun, naik 14,7% dari perkiraan sebelumnya.
Penangguhan Kasus PKPU
ANTM mengumumkan penarikan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan dengan demikian, proses hukum antara ANTM dan seorang pengusaha Surabaya kini telah berakhir dan ANTM dibebaskan dari semua kewajiban yang timbul dari gugatan PKPU ini. Hal ini berpotensi memicu pembalikan provisi.
“Pada tahap ini, saat kami meningkatkan perkiraan pendapatan, kami juga meningkatkan TP kami menjadi Rp2.100 (sebelumnya Rp1.960) dan mempertahankan rekomendasi Beli kami pada ANTM karena kami percaya segmen bijih nikel perusahaan dapat memberikan perlindungan terhadap harga FeNi yang rendah.”
Risiko utama untuk rekomendasi itu adalah penurunan harga nikel dan penurunan nilai aset nikel lebih lanjut akibat harga nikel yang rendah.
0 Komentar