Receh.in – Pasar reksa dana sepanjang paruh pertama 2025 menunjukkan wajah yang cukup beragam.
Di satu sisi, produk reksa dana saham syariah global—khususnya yang berfokus ke China—kembali mencuri perhatian dengan kinerja Year-to-Date (YTD) yang impresif.
Dua produk unggulan seperti BNP Paribas Greater China Equity Syariah dan Eastspring Syariah Greater China Equity mencatat return dua digit, menunjukkan sinyal kebangkitan pasar Tiongkok yang sebelumnya sempat babak belur selama 2022–2023.
Namun di sisi lain, reksa dana obligasi tetap jadi tulang punggung portofolio bagi banyak investor.
Produk seperti ABF Indonesia Bond Index Fund atau Trimegah Dana Tetap Syariah menunjukkan performa stabil dan konsisten dengan drawdown yang rendah.
Ini jadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan sentimen suku bunga yang masih cenderung tinggi.
Secara umum, investor tampaknya masih mengedepankan prinsip kehati-hatian, sambil mengintip peluang di aset-aset yang undervalued.
Dengan lanskap seperti itu, tidak heran jika portofolio reksa dana yang unggul di semester I 2025 diwarnai campuran antara yang agresif dan konservatif.
Reksa dana saham global mendominasi posisi teratas YTD, sementara reksa dana obligasi tetap menjadi primadona jangka menengah yang solid.
Bagi investor, ini bisa menjadi momentum untuk menyusun ulang alokasi aset—memadukan pertumbuhan dan ketahanan dalam menghadapi semester kedua yang kemungkinan masih penuh dinamika.
Kenapa Performa YTD Penting?
Kinerja Year-to-Date (YTD) ini bisa dibilang seperti skor sementara sebelum laga berakhir.
Investor yang ingin tahu siapa pemain paling tajam di semester pertama 2025, cukup lihat YTD.
Semakin tinggi, semakin bagus—meski bukan jaminan jangka panjang, ini sinyal bahwa dana tersebut sedang "panas".
10 Reksadana Top YTD Bibit (per 11 Juli 2025)
Berikut daftar reksadana dengan YTD tertinggi, lengkap dengan jenis, performa, NAV, drawdown, dan AUM:
1. BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 (Global)
o YTD: 14,42% | 1 M: 1,79% | 3 M: 14,22%
o NAV: USD 0,67 | AUM: USD 118,6 juta
o Drawdown 1 Y: –15,8%
Cocok untuk investor yang yakin pasar China akan bangkit—volatil tapi berpotensi cuan besar.
2. Eastspring Syariah Greater China Equity USD A (Global)
o YTD: 8,65% | 1 M: 2,82% | 3 M: 18,11%
o NAV: USD 0,65 | AUM: USD 5,35 juta
YTD tidak setinggi yang pertama, tapi 3 M yang tinggi menunjukkan momentum kuat jangka pendek.
3. BRI Indeks Syariah (Saham)
o YTD: 6,90% | 3 M: 30,46%
o NAV: Rp 2.358,38 | AUM: Rp 32,8 triliun
Lonjakan 3 M-nya mencengangkan. Make sense bagi investor yang ingin exposure domestik syariah.
4. BNI AM Short Duration Bonds Index R1 (Obligasi)
o YTD: 5,70% | 1 Y: 7,83%
o NAV: Rp 1.089,21 | AUM: Rp 45,9 miliar
Aman dan stabil—cocok untuk yang ingin pendapatan tetap tanpa risiko besar.
5. ABF Indonesia Bond Index Fund (Obligasi)
o YTD: 5,43% | 1 Y: 8,13% | 3 Y: 22,36% | 5 Y: 37,94%
o NAV: Rp 56.894,57 | AUM: Rp 6,65 triliun
Portofolio obligasi Indonesia yang keren—impor stabil, drawdown rendah.
6. Sucorinvest Bond Fund (Obligasi)
o YTD: 5,20% | 3 Y: 4,13% | 5 Y: 20,80%
o NAV: Rp 1.598,56 | AUM: Rp 170,9 miliar
YTD lumayan, portfolio jangka panjang juga oke.
7. Trimegah Dana Tetap Syariah A (Obligasi)
o YTD: 5,02% | 1 Y: 9,14% | 5 Y: 41,97%
o NAV: Rp 1.458,81 | AUM: Rp 4,26 triliun
Imbang antara imbal hasil dan kepatuhan syariah—layak dipertimbangkan.
8. BNI AM Dana Pendapatan Tetap Makara Investasi (Obligasi)
o YTD: 4,98% | 1 Y: 7,43% | 3 Y: 15,96%
o NAV: Rp 1.269,47 | AUM: Rp 170,5 miliar
Alternatif untuk portofolio pendapatan tetap dengan historis performa yang wajar.
9. Grow Obligasi Optima Dinamis O (Obligasi)
o YTD: 4,97% | 3 M: 4,01% | 1 Y: 4,18%
o NAV: Rp 1.041,80 | AUM: Rp 98 miliar
Obligasi dinamis, bisa ambil peluang suku bunga—meski imbalannya tak sebesar jangka panjang.
10. BNP Paribas Cakra Syariah USD RK1 (Global)
o YTD: 4,83% | 1 M: 3,44% | 3 M: 17,46%
o NAV: USD 2,08 | AUM: USD 63,6 juta
Konsisten sejak jangka panjang (3 Y: +41%, 5 Y: +49%)—solid buat investasi global syariah.
Insight
1. Global vs Lokal
Reksa dana global syariah khususnya China mendominasi top 2 – yang artinya investor sedang berminat besar ke pasar luar negeri. Sedangkan domestik unggul lewat indeks syariah.
2. Obligasi tetap jadi primadona
Nomor 4–9 semua adalah obligasi—pendapatan stabil dan drawdown yang rendah jadi magnet utama, apalagi di tengah volatilitas global.
3. Profil risiko berbeda, taktik berbeda
o Kalau kamu agresif dan yakin China rebound, coba global equity syariah nomer 1–2.
o Kalau mau aman, obligasi short/middle jangka jadi pilihan tepat seperti nomor 4 atau 5.
o Ingin tambang kebijakan syariah sekaligus imbal hasil? Trimegah nomor 7 jawabannya.
Tips Pilihan Reksadana
• Cek drawdown 1 tahun – global equity rata-rata drawdown 15–22%, tidak cocok buat yang panikan cepat. Obligasi jauh lebih rendah: –1% sampai –2%.
• Lihat AUM – BNP Paribas global punya AUM puluhan juta; tapi index bond ABF punya AUM miliaran—ini tanda kepercayaan pasar.
• Perhatikan konsistensi jangka panjang – Yang tampil di YTD belum tentu juara 5 Y; misalnya grow obligasi belum punya data 5 Y, hati-hati ya.
Disclaimer
Artikel ini cuma untuk edukasi dan inspirasi. YTD bukan jaminan masa depan—risiko tetap ada, terutama di equity global. Selalu sesuaikan dengan profil risiko & tujuan investasi kamu. Lakukan due diligence dan konsultasi ke penasihat keuangan kalau perlu.

0 Komentar