Ticker

4/recent/ticker-posts

Rupiah Melemah di Tengah Ketidakpastian Global

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in
– Mengutip data Bloomberg pada Selasa sore (15/7) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah (IDR) ditutup di level Rp16.266 per dolar AS. Ini menunjukkan pelemahan 16 poin atau 0,10% dibandingkan penutupan Senin sore (14/7) di level Rp16.250 per dolar AS.

Ibrahim Assuibi, seorang pengamat mata uang dan komoditas, menyoroti bahwa ancaman tarif Trump, meskipun belum memberikan dampak signifikan secara keseluruhan, telah menciptakan ketidakpastian di pasar. 

"Para pedagang mempertimbangkan apakah AS benar-benar akan mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang terus berdagang dengan Rusia serta menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian," jelas Ibrahim dalam siaran pers sore ini.

Fokus para pelaku pasar saat ini tertuju pada rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Juni yang dijadwalkan malam ini. 

Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai dampak ekonomi dari kebijakan tarif Trump. 

Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya telah mengindikasikan bahwa tarif dapat mendorong inflasi lebih tinggi pada musim panas ini, yang berpotensi menunda kebijakan moneter bank sentral hingga akhir tahun.

 

Kinerja Mata Uang Utama Dunia di Tengah Dinamika Geopolitik

Untuk memberikan gambaran lebih lengkap mengenai pergerakan mata uang global di tengah ancaman tarif dan kondisi ekonomi makro, mari kita lihat beberapa mata uang utama lainnya:

  • Dolar AS (USD): Indeks Dolar AS (DXY) secara umum menunjukkan penguatan moderat karena statusnya sebagai mata uang safe-haven di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh retorika tarif Trump. Investor cenderung mencari aset yang lebih aman, mendukung dolar.
  • Euro (EUR): Mata uang Euro diperkirakan akan berada di bawah tekanan karena ancaman tarif AS yang secara langsung menargetkan Uni Eropa. Ancaman ini dapat menghambat ekspor dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Euro, membuat investor lebih berhati-hati.
  • Yen Jepang (JPY): Yen Jepang, sebagai mata uang safe-haven tradisional lainnya, kemungkinan menunjukkan volatilitas. Meskipun ada ketidakpastian global, kebijakan moneter ultra-longgar Bank of Japan mungkin membatasi potensi penguatan signifikan yen.
  • Yuan Tiongkok (CNY): Ekonomi Tiongkok menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,2% year-on-year pada kuartal II 2025, sedikit di atas ekspektasi pasar 5,1%. Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspor yang kuat dan stimulus pemerintah, mencerminkan dampak terbatas dari perang dagang AS terhadap raksasa ekonomi Asia tersebut. Ketahanan ekonomi ini mungkin memberikan dukungan bagi Yuan, meskipun ketegangan perdagangan AS-Tiongkok masih menjadi faktor.
  • Pound Sterling (GBP): Pound Sterling menghadapi tantangan dari inflasi yang tinggi dan ketidakpastian politik domestik. Ancaman tarif AS dan dampaknya pada perdagangan global dapat menambah tekanan pada Pound, terutama jika pertumbuhan ekonomi Inggris melambat.

 

Dampak Tarif pada Industri Furnitur Indonesia: Ancaman PHK

Secara internal, industri furnitur Indonesia menghadapi goncangan besar akibat ancaman kebijakan tarif 32% oleh Presiden AS Donald Trump untuk produk impor dari Indonesia. Ibrahim Assuibi menjelaskan bahwa kebijakan ini berpotensi memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor berorientasi ekspor tersebut.

"Penyebab terjadinya PHK karena industri furnitur Indonesia bakal mengalami penurunan yang tajam akibat naiknya harga produk di pasar AS, nilainya berkisar 20-35%," lanjut Ibrahim. Sebagai contoh, produk kursi kayu yang biasanya dijual ke pembeli AS seharga US100perunit,dengantarifiniharganyabisamelonjakmenjadiUS120-135 per unit.

"Kenaikan harga ini diperkirakan akan menurunkan minat pembeli AS, berujung pada penurunan pesanan, pengurangan kapasitas produksi, dan pada akhirnya berdampak pada penyerapan tenaga kerja," pungkas Ibrahim. Ini menunjukkan bahwa meskipun pelemahan rupiah relatif kecil, dampak kebijakan proteksionisme AS dapat memiliki konsekuensi ekonomi yang lebih luas bagi sektor-sektor tertentu di Indonesia.

 

Posting Komentar

0 Komentar