Ticker

4/recent/ticker-posts

TYRO Akuisisi Penuh PLTA Batu Gajah 16 MW di Langkat, Perkuat Portofolio Energi Terbarukan

Daftar Isi [Tampilkan]

📌 Pokok Berita:

  • PT Tamaris Hidro Tbk (TYRO) mengakuisisi 100% saham PT Thong Langkat Energi (TLE), pengelola PLTA Batu Gajah 16 MW di Langkat, Sumatera Utara.
  • Nilai transaksi mencapai Rp73 miliar, terdiri atas Rp22 miliar pembelian saham dan Rp51 miliar kewajiban pemegang saham, diselesaikan pada 29 September 2025.
  • Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi ekspansi TYRO di sektor energi hijau, yang diharapkan meningkatkan revenue, EBITDA, dan arus kas (cash flow) perusahaan.

 

Emiten energi terbarukan PT Tamaris Hidro Tbk (TYRO) memperluas portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi 100% saham PT Thong Langkat Energi (TLE), pemilik dan pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batu Gajah berkapasitas 16 megawatt (MW) yang berlokasi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Aksi korporasi ini dilakukan melalui dua entitas anak usaha, yakni PT Patria Bakti Abadi (PBA) dan PT Grahaenergi Mitra Bersama (GMB), yang secara bersama-sama membeli seluruh 40.000 lembar saham PT TLE dari pemegang sebelumnya, PT Bina Mitra Indosejahtera dan individu Sutiyo Siswanto.

Mengacu pada laporan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi telah diselesaikan pada 29 September 2025 dan dituangkan dalam akta notaris di Jakarta.

 

Nilai Transaksi Rp73 Miliar

Nilai keseluruhan transaksi akuisisi ini mencapai Rp73 miliar, terdiri atas Rp22 miliar untuk pembelian saham dan Rp51 miliar untuk penyelesaian kewajiban pemegang saham.
Langkah ini menandai salah satu ekspansi strategis TYRO di sektor pembangkit listrik berbasis air, yang dinilai memiliki prospek jangka panjang seiring komitmen Indonesia menuju net zero emission 2060.

Presiden Direktur PT Tamaris Hidro, Mohammad Syahrial, menyebutkan bahwa akuisisi ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan perusahaan di bidang energi baru dan terbarukan.

“Transaksi ini memberikan nilai tambah bagi Perseroan, baik dari sisi pendapatan (revenue), EBITDA, maupun arus kas (cash flow). Akuisisi PLTA Batu Gajah merupakan langkah strategis yang akan langsung memperkuat basis pendapatan berulang perusahaan,” ujar Syahrial dalam keterangannya kepada BEI.

 

Profil PLTA Batu Gajah

PLTA Batu Gajah terletak di Desa Empus, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dan memiliki kapasitas total 16 MW, dihasilkan dari tiga unit turbin berkapasitas 2 x 5 MW + 1 x 6 MW.
Pembangkit ini telah beroperasi secara komersial dan terkoneksi ke jaringan listrik nasional yang dikelola oleh PT PLN (Persero).

Dengan tambahan aset ini, kapasitas terpasang total milik Tamaris Hidro diperkirakan meningkat signifikan, memperkuat posisi perusahaan sebagai salah satu pengembang independent power producer (IPP) berbasis energi air terbesar di Indonesia.

“PLTA Batu Gajah adalah aset yang sudah produktif dan berpotensi memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan operasional TYRO mulai kuartal IV/2025,” ungkap seorang analis energi dari UOB Kay Hian Sekuritas Indonesia.

 

Strategi Ekspansi Energi Hijau

Akuisisi ini sejalan dengan strategi jangka menengah TYRO untuk menambah kapasitas pembangkit berbasis energi terbarukan (renewable energy) hingga 200 MW dalam lima tahun ke depan.
Selain akuisisi aset yang sudah beroperasi, perusahaan juga tengah menyiapkan dua proyek PLTA baru di Kalimantan dan Sulawesi yang masih dalam tahap pengembangan.

Sejak IPO pada 2024, Tamaris Hidro aktif mengakuisisi aset PLTA kecil dan menengah di berbagai daerah Indonesia. Model bisnis perusahaan mengedepankan pertumbuhan organik dan anorganik, dengan fokus pada arus kas stabil dan return on investment (ROI) jangka panjang.

“Akuisisi Batu Gajah merupakan bagian dari strategi TYRO untuk membangun portofolio energi hijau yang efisien dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan rasio pendapatan dari energi bersih di atas 80% pada 2026,” jelas Syahrial.

 

Implikasi Keuangan

Dengan tambahan aset PLTA berkapasitas 16 MW yang sudah beroperasi penuh, analis memperkirakan pendapatan TYRO akan naik sekitar 10–12% pada 2026, sementara EBITDA margin berpotensi meningkat karena efisiensi biaya operasional dari pembangkit eksisting.

Selain itu, PLTA Batu Gajah diperkirakan akan menyumbang arus kas positif sekitar Rp25–30 miliar per tahun, dengan kontrak penjualan listrik jangka panjang ke PLN di bawah skema Power Purchase Agreement (PPA) selama 20 tahun.

Dari sisi valuasi, TYRO saat ini diperdagangkan di kisaran PER 9,8x dan EV/EBITDA 6,2x, relatif lebih rendah dibanding rata-rata perusahaan energi terbarukan Asia Tenggara di kisaran 8–10x, membuka ruang apresiasi lebih lanjut di pasar saham.

 

Kepatuhan dan Keterbukaan Informasi

TYRO menegaskan bahwa akuisisi ini bukan merupakan transaksi material sesuai dengan Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020, namun tergolong fakta material yang wajib diungkapkan kepada publik.
Seluruh proses transaksi telah diselesaikan sesuai prinsip transparansi dan tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance).

“Dengan selesainya transaksi ini, Tamaris Hidro menegaskan komitmennya mempercepat ekspansi di sektor energi hijau dan mendukung transisi energi nasional,” tutup manajemen dalam keterbukaan informasi di BEI.

 

📑 Sumber: Keterbukaan Informasi PT Tamaris Hidro Tbk (TYRO), OJK, BEI, dan Indo Premier Sekuritas.

 

Posting Komentar

0 Komentar