Ticker

4/recent/ticker-posts

5 Saham yang ARA Lebih dari Sekali Sepanjang 2025

Daftar Isi [Tampilkan]


Tahun 2025 menjadi panggung bagi sejumlah saham yang berhasil mencuri perhatian publik pasar modal. Sejumlah emiten baru dan lama mencatatkan reli spektakuler hingga menyentuh auto reject atas (ARA) berulang kali, bahkan beberapa di antaranya berlangsung selama berhari-hari tanpa jeda.

Fenomena ini menandakan antusiasme investor ritel yang luar biasa, terutama pada saham-saham yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun yang sedang menjadi target akuisisi strategis.

 

Memahami ARA dan Antusiasme Investor

Auto reject atas (ARA) adalah mekanisme yang diterapkan BEI untuk membatasi kenaikan harga saham harian. Ketentuan ini bertujuan menjaga stabilitas pasar dan mencegah volatilitas ekstrem akibat lonjakan permintaan beli.

Berdasarkan aturan BEI yang berlaku sejak 8 April 2025, batas kenaikan (ARA) dan penurunan (ARB) ditetapkan sebagai berikut:

  • Harga Rp50–Rp200 per saham: batas kenaikan 35%
  • Harga Rp200–Rp5.000 per saham: batas kenaikan 25%
  • Harga di atas Rp5.000 per saham: batas kenaikan 20%
  • Batas bawah (ARB): seragam di 15% untuk semua fraksi harga

Dengan demikian, saham yang menyentuh ARA menandakan lonjakan minat beli besar-besaran dari investor, baik karena sentimen fundamental, aksi korporasi, atau euforia IPO.

 

5 Saham yang ARA Lebih dari Sekali Sepanjang 2025

Dari puluhan saham yang sempat menyentuh batas atas sepanjang tahun ini, lima emiten mencatatkan ARA berulang kali hingga menimbulkan fenomena antrean beli panjang di pasar. Berikut daftarnya:

 

1. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)

CDIA menjadi salah satu bintang IPO paling sensasional 2025. Perusahaan yang dimiliki konglomerat Prajogo Pangestu ini resmi melantai di BEI pada 9 Juli 2025, melepas 12,48 miliar saham di harga Rp190 per saham.

Antusiasme pasar luar biasa tinggi — IPO CDIA mencatatkan oversubscribe 563,64 kali, dengan lebih dari 400.000 investor berpartisipasi. Setelah debut, saham CDIA menyentuh ARA selama 11 hari berturut-turut hingga akhirnya disuspensi dan diperdagangkan dengan sistem full call auction oleh BEI.

Fenomena ini menjadi salah satu reli IPO terpanjang dalam sejarah bursa.

 

2. PT Indokripto Coin Semesta Tbk (COIN)

Melantai di hari yang sama dengan CDIA, saham COIN juga sukses menarik minat luar biasa dari investor. Emiten berbasis teknologi blockchain ini menawarkan 2,20 miliar saham di harga Rp100 per saham, mengantongi dana IPO sekitar Rp220,58 miliar.

Setelah melantai, COIN terus ARA selama 9 hari berturut-turut, mencerminkan optimisme terhadap prospek bisnis digital berbasis kripto dan kecerdasan buatan yang diusungnya. Namun, tingginya volatilitas membuat BEI sempat menghentikan sementara perdagangan (suspensi) untuk menjaga kestabilan pasar.

 

3. PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI)

Perusahaan milik motivator ternama Merry Riana ini resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 10 Juli 2025, hanya sehari setelah IPO CDIA dan COIN. MERI melepas 235 juta saham di harga Rp128 per saham, mengantongi dana segar sekitar Rp30,09 miliar.

Pasar langsung bereaksi positif — saham MERI ARA enam kali berturut-turut, dengan kenaikan total mencapai 347% sejak IPO sebelum akhirnya disuspensi. Euforia publik terhadap sosok Merry Riana serta bisnis edukasi digital yang berkembang pesat menjadi pemicu lonjakan permintaan.

 

4. PT Abadi Nusantara Hijau Tbk (PACK)

Saham PACK menjadi salah satu kejutan besar tahun ini. Dalam kurun delapan hari perdagangan pada Juni 2025, saham PACK menyentuh ARA enam kali dan disuspensi BEI pada 12 Juni 2025 setelah kenaikan harga mencapai level luar biasa.

Dalam periode itu, harga PACK naik 21% ke Rp4.110 per saham, dan secara year-to-year melonjak 12.000% — sebuah kenaikan fantastis untuk saham yang sempat berada di bawah Rp50 per saham pada Januari.

Lonjakan luar biasa ini terjadi setelah PACK menjadi target backdoor listing oleh perusahaan asal Tiongkok, yang meningkatkan ekspektasi pasar terhadap valuasi dan prospek bisnis ke depan.

 

5. PT Cakra Buana Resources Energy Tbk (CBRE)

CBRE, emiten di sektor energi dan pelayaran, juga menjadi sorotan karena pergerakan harga yang ekstrem. Berdasarkan data IDXC Channel (11 Juni 2025), saham CBRE menyentuh ARA selama 10 hari berturut-turut di tengah sentimen positif rencana rights issue dan akuisisi kapal besar dari perusahaan China.

Dalam sepekan, harga CBRE melonjak 30,91%, dan dalam sebulan pertumbuhannya mencapai 166,67%. Tren positif ini berlanjut hingga Oktober, dengan kenaikan harga 112,35% dalam seminggu, dan 332,16% dalam sebulan terakhir — menjadikannya salah satu saham paling aktif di sektor energi.

 

Fenomena ARA Massal dan Dinamika Pasar

Lonjakan harga hingga ARA berulang kali bukan hal baru di pasar saham Indonesia, namun intensitasnya pada 2025 menunjukkan kembalinya gairah investor ritel dan likuiditas tinggi di sektor-sektor baru, terutama pada saham IPO dan komoditas.

Namun demikian, analis pasar modal menilai fenomena ini juga perlu diwaspadai. “ARA beruntun bisa menjadi indikasi euforia pasar jangka pendek. Investor perlu memperhatikan fundamental perusahaan dan potensi keberlanjutan kinerjanya,” ujar salah satu analis di Jakarta.

Bursa Efek Indonesia sendiri telah menegaskan pentingnya transparansi informasi emiten dan pengawasan perdagangan tidak wajar, terutama pada saham-saham yang mengalami lonjakan tajam dalam waktu singkat.

 

Kesimpulan

Fenomena lima saham dengan ARA berulang sepanjang 2025 mencerminkan dua hal: optimisme pasar yang tinggi sekaligus tantangan pengelolaan risiko di era euforia investasi ritel.

CDIA, COIN, MERI, PACK, dan CBRE menjadi simbol dinamika baru bursa tahun ini — di mana inovasi bisnis, narasi publik, dan momentum aksi korporasi bisa mengubah saham biasa menjadi bintang dalam hitungan hari.

Meski begitu, analis mengingatkan: di balik lonjakan spektakuler, disiplin dan kehati-hatian tetap menjadi kunci sukses berinvestasi di pasar yang semakin dinamis.

Posting Komentar

0 Komentar