Ticker

4/recent/ticker-posts

Archi Indonesia (ARCI) Tetap Prospektif di Tengah Rekor Harga Emas dan Lonjakan Produksi

Daftar Isi [Tampilkan]



📌 Pokok Berita:

  • UOB Kay Hian mempertahankan rekomendasi “buy” untuk Archi Indonesia (ARCI) dengan target harga Rp1.280, didukung rekor harga emas dunia dan peningkatan produksi kuartal III.
  • Produksi tambang Araren meningkat 30–40% pada semester II berkat optimalisasi operasional dan cuaca yang lebih kering.
  • Potensi masuknya saham ARCI ke ETF global VanEck Gold Miners dinilai menjadi katalis tambahan yang dapat mengangkat minat investor asing.

 

Emiten tambang emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dinilai masih memiliki prospek cerah di tengah reli harga emas dunia dan proyeksi kenaikan produksi hingga akhir tahun. Dalam riset terbarunya, UOB Kay Hian Sekuritas mempertahankan rekomendasi “buy” terhadap saham Archi dengan target harga Rp1.280 per saham, sementara harga terakhir tercatat di Rp1.140 pada perdagangan Rabu (8/10).

Analis UOB Kay Hian, Benyamin Mikael, menjelaskan bahwa kuartal III/2025 berpotensi menjadi periode pemulihan kinerja bagi Archi, seiring peningkatan volume produksi dari tambang Araren yang berlokasi di Sulawesi Utara. “Kami memperkirakan produksi pada paruh kedua tahun ini akan tumbuh 30–40% dibanding paruh pertama, seiring dengan optimalisasi tambang dan kondisi cuaca yang lebih kering secara musiman,” ujarnya dalam riset, Kamis (9/10).

Menurut Benyamin, peningkatan aktivitas tambang tersebut juga akan berkontribusi pada efisiensi biaya dan margin keuntungan yang lebih baik pada kuartal keempat nanti.

Momentum Positif dari Rekor Harga Emas Dunia

Kenaikan harga emas dunia yang menembus USD4.000 per ons menjadi katalis utama yang mendukung prospek fundamental Archi. Dengan posisi sebagai salah satu produsen emas murni terbesar di Asia Tenggara, Archi menjadi salah satu penerima manfaat langsung dari tren reli logam mulia ini.

“Outlook harga emas masih kuat karena meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” jelas Benyamin.

Ia juga menyoroti lonjakan partisipasi investor Tiongkok dalam reli emas, tercermin dari kenaikan dua kali lipat persediaan emas di Shanghai Futures Exchange dalam dua bulan terakhir. Menurutnya, tren tersebut menunjukkan permintaan yang sangat kuat dari Asia, terutama ketika volatilitas pasar global meningkat akibat ketegangan geopolitik dan pelemahan dolar AS.

Potensi Katalis dari ETF Global

Selain faktor fundamental, UOB Kay Hian menilai potensi masuknya saham ARCI ke dalam VanEck Gold Miners Equity ETF dapat menjadi pemicu tambahan pergerakan harga saham. ETF ini merupakan salah satu indeks acuan global yang berisi portofolio perusahaan tambang emas terbesar dunia, termasuk Newmont, Barrick Gold, dan Agnico Eagle.

“Masuknya Archi ke indeks ETF tersebut akan membuka peluang arus modal asing baru dan meningkatkan likuiditas saham di pasar,” ujar Benyamin. Ia menambahkan, dengan ekspansi produksi yang berkelanjutan dan posisi biaya produksi (all-in sustaining cost) yang kompetitif, ARCI berpotensi menarik minat investor institusi global yang ingin memiliki eksposur terhadap tambang emas Asia.

Prospek Kinerja Keuangan dan Valuasi

Secara valuasi, ARCI saat ini diperdagangkan pada EV/EBITDA sekitar 5,3x, lebih rendah dari rata-rata perusahaan tambang emas Asia yang berada di kisaran 6,5–7,0x. UOB Kay Hian menilai valuasi tersebut masih mencerminkan potensi kenaikan yang menarik, terutama jika harga emas bertahan di atas USD3.800 per ons hingga akhir 2025.

“Dengan kombinasi kenaikan produksi, efisiensi operasional, dan prospek harga emas yang solid, kami memandang ARCI tetap menjadi salah satu pilihan utama di sektor pertambangan logam mulia,” tulis riset tersebut.

Sentimen Pasar

Analis pasar modal juga mencatat bahwa saham ARCI dalam dua pekan terakhir menunjukkan tren positif, sejalan dengan lonjakan harga emas dunia. Volume perdagangan meningkat signifikan, menunjukkan adanya rotasi dana investor domestik dan asing ke saham-saham tambang emas.

“Di tengah ketidakpastian global, sektor emas kembali menjadi pelindung nilai bagi investor. ARCI, dengan fundamental kuat dan eksposur langsung pada produksi emas fisik, berpotensi menjadi outperformer di paruh akhir tahun ini,” ujar seorang analis pasar di Jakarta.

Dengan kombinasi fundamental yang solid, katalis eksternal dari ETF global, dan momentum harga emas dunia yang historis, Archi Indonesia (ARCI) dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan yang luas — baik dari sisi kinerja keuangan maupun pergerakan harga saham di bursa.

Posting Komentar

0 Komentar