Receh.in | PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) berhasil membalikkan kinerja keuangannya pada sembilan bulan pertama tahun ini dengan membukukan laba bersih Rp128,15 miliar, berbalik dari posisi rugi Rp79 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Capaian ini mencerminkan hasil transformasi bisnis dan peningkatan pendapatan yang signifikan dari lini utama pengelolaan dana dan jasa perbankan digital syariah.
Pendapatan Usaha Melonjak 5 Kali Lipat
Berdasarkan laporan keuangan interim yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/10), total pendapatan usaha Bank Aladin mencapai Rp964,54 miliar per September 2025, naik tajam dibandingkan Rp527,83 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini terutama ditopang oleh pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib yang mencapai Rp595,57 miliar, naik 39,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Setelah dikurangi porsi bagi hasil kepada nasabah sebesar Rp347,59 miliar, hak bagi hasil bank naik menjadi Rp247,98 miliar, dari Rp209,09 miliar pada 2024.
Selain itu, pendapatan usaha lainnya melonjak hampir empat kali lipat menjadi Rp368,96 miliar, terutama disokong oleh pendapatan imbalan jasa perbankan sebesar Rp328,10 miliar dan keuntungan penjualan surat berharga senilai Rp40,80 miliar.
Efisiensi Dorong Laba Operasional Positif
Meski beban operasional meningkat menjadi Rp452,09 miliar dari Rp385,82 miliar seiring ekspansi layanan dan pertumbuhan pengguna, pertumbuhan pendapatan yang jauh lebih besar membuat Bank Aladin mencatat laba operasional Rp130,18 miliar, berbalik positif dari rugi Rp80,91 miliar setahun sebelumnya.
Hal ini menandai fase pemulihan berkelanjutan bagi bank syariah digital pertama di Indonesia tersebut, setelah dua tahun sebelumnya masih mencatat rugi akibat tingginya investasi infrastruktur teknologi dan biaya akuisisi nasabah.
Aset Tumbuh 36,6%, Dana Syirkah Naik 61,9%
Dari sisi neraca, total aset Bank Aladin per 30
September 2025 naik 36,6% menjadi Rp12,79 triliun, dari Rp9,36 triliun
pada akhir 2024.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh:
- Penempatan di Bank Indonesia yang melonjak menjadi Rp4,19 triliun (dari Rp2,20 triliun);
- Investasi surat berharga naik menjadi Rp3,12 triliun (dari Rp2,09 triliun);
- Pembiayaan musyarakah tumbuh ke Rp4,60 triliun, sementara pembiayaan qardh mencapai Rp582,77 miliar.
Di sisi pendanaan, dana syirkah temporer juga naik tajam 61,9% menjadi Rp8,75 triliun, didorong oleh pertumbuhan deposito mudharabah yang menembus Rp7,76 triliun, naik dari Rp4,74 triliun per Desember 2024.
Modal dan Profitabilitas Menguat
Ekuitas Bank Aladin juga meningkat menjadi Rp3,27 triliun dari Rp3,13 triliun pada akhir tahun lalu. Kenaikan ini ditopang oleh keuntungan belum direalisasi atas surat berharga sebesar Rp5,98 miliar dan perbaikan laba komprehensif.
Secara keseluruhan, laba komprehensif periode berjalan
mencapai Rp135,06 miliar, berbalik dari rugi Rp77,34 miliar pada periode
yang sama 2024.
Sementara itu, rugi dari kegiatan syariah berhasil ditekan menjadi Rp766,76
miliar, dibandingkan Rp894,91 miliar pada akhir tahun sebelumnya.
Kinerja Digital dan Sinergi Strategis
Kinerja positif ini juga mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi layanan dan sinergi dengan mitra ekosistem digital seperti e-commerce dan fintech. Bank Aladin memperkuat layanan pembiayaan produktif syariah, serta mendorong peningkatan dana murah (CASA) melalui kerja sama dengan berbagai platform digital.
Dengan fundamental yang semakin solid, Bank Aladin Syariah diyakini mampu mempertahankan tren profitabilitas positif hingga akhir tahun, sekaligus memperluas inklusi keuangan syariah di Tanah Air.
💬 “Bank Aladin kini tidak lagi dalam fase pembakaran modal, tetapi sudah memasuki tahap monetisasi pertumbuhan. Kombinasi efisiensi, sinergi digital, dan loyalitas nasabah menjadi kunci berbaliknya laba ke zona hijau.” — Receh.in Financial Insight
0 Komentar