Poin Penting
- Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 13 Oktober 2025, sejumlah pemegang saham utama melakukan transaksi signifikan pada 10 Oktober 2025, baik aksi jual maupun beli.
- Aksi jual terbesar dilakukan oleh Levoca Enterprise Ltd yang melepas 4 miliar saham BNBR, sementara aksi beli mencolok datang dari Juniastuti yang mengakumulasi 1,94 miliar saham GOOD.
- Investor institusi asing seperti Fidelity Funds dan Bank of Singapore juga tercatat menambah kepemilikan di saham SPTO dan PBSA, menandakan selektifnya akumulasi di tengah volatilitas pasar.
Recehin — Kegiatan transaksi oleh pemegang saham dengan porsi kepemilikan 5% atau lebih menunjukkan dinamika menarik di pasar modal pada 10 Oktober 2025. Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dirilis 13 Oktober 2025, tercatat sejumlah pergerakan besar dari investor individu maupun institusi, mencerminkan strategi portofolio yang beragam menjelang rilis laporan keuangan kuartal III.
Aksi Jual Dominan di Emiten BNBR, BUMI, dan DADA
Transaksi terbesar berasal dari Levoca Enterprise Ltd, yang menjual 4 miliar saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), menurunkan kepemilikan dari 7,62% menjadi 5,32%. Aksi ini disebut-sebut terkait restrukturisasi kepemilikan dalam grup Bakrie menjelang rencana ekspansi di sektor energi dan logistik.
Di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), investor asing HSBC – Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp – Self juga mencatatkan penjualan 47,95 juta saham, memangkas kepemilikan dari 9,02% menjadi 9,01%.
Tak kalah besar, Karya Permata Inovasi Indonesia melego 2,15 miliar saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA), menurunkan porsi kepemilikan dari 58,57% menjadi 56,62%, menandakan potensi realisasi keuntungan setelah periode kenaikan harga saham pada awal Oktober.
Sementara di PT Darma Henwa Tbk (DEWA), Madhani Talatah Nusantara menjual 246,11 juta saham, menurunkan kepemilikan dari 8,07% menjadi 6,07%. Langkah ini diperkirakan berkaitan dengan strategi penyesuaian struktur kepemilikan di sektor jasa pertambangan.
Perubahan Signifikan di Saham GOOD: Investor Baru Masuk
Perubahan paling mencolok terjadi pada PT Garudafood
Putra Putri Jaya Tbk (GOOD).
Pemegang lama Tudung Putra Putri Jaya menjual 282,06 juta saham,
memangkas kepemilikan dari 8,17% menjadi 7,41%.
Namun, di sisi lain muncul investor baru, Juniastuti, yang membeli 1,94
miliar saham GOOD, langsung menguasai 5,26% kepemilikan. Masuknya
investor baru ini menandai rotasi kepemilikan yang signifikan di saham sektor
konsumsi tersebut, terutama setelah stabilnya kinerja keuangan GOOD sepanjang
semester I/2025.
Aksi Beli Asing: Fidelity dan Bank of Singapore Tambah Porsi
Di tengah aksi jual sejumlah pemegang lama, investor asing justru memanfaatkan momentum koreksi harga untuk menambah posisi.
- Fidelity Funds mengakumulasi 135,31 juta saham PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO), menjadikan kepemilikannya naik dari 0% menjadi 5,01%. Langkah ini menunjukkan minat jangka panjang terhadap sektor distribusi dan consumer goods.
- Bank of Singapore Limited juga menambah 2 juta saham PT Prima Bank Sejahtera (PBSA), menaikkan kepemilikan dari 6,82% menjadi 6,88%.
Selain itu, Morris Capital Indonesia melakukan pembelian besar pada PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (PIPA) sebanyak 976,42 juta saham, mengerek porsi kepemilikan dari 20,38% menjadi 48,88% — hampir mendekati batas tender offer wajib, menandakan langkah strategis untuk mengendalikan penuh arah manajemen perusahaan.
Perubahan Minor di Emiten Lain
- Sukarto Bujung menambah 2 juta saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), meningkatkan kepemilikan menjadi 5,63%.
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membeli kembali 107.700 saham, menambah porsi dari 5,98% menjadi 5,99%.
- Caraka Reksa Optima sedikit mengurangi kepemilikan di PT Petrosea Tbk (PTRO) sebanyak 196.500 saham, kini memegang 26,51%.
- Ludijanto Setijo menjual 143,06 juta saham PT Indo Acidatama Tbk (SRSN), memangkas kepemilikan dari 8,68% menjadi 6,30%.
Analisis Pasar: Rotasi Aset dan Reposisi Kepemilikan
Analis pasar menilai maraknya transaksi pemegang saham besar ini menggambarkan fase rotasi aset di tengah konsolidasi IHSG yang berada di area 8.200-an. Investor institusional tampak melakukan reposisi pada saham-saham berfundamental kuat menjelang laporan keuangan kuartal III/2025.
Transaksi pemegang saham besar seperti di BNBR, DADA, dan GOOD mengindikasikan reposisi strategis — sebagian melakukan profit taking, sementara investor baru masuk untuk jangka menengah.
Aksi beli oleh investor institusi asing seperti Fidelity Funds dan Bank of Singapore juga menjadi sinyal kepercayaan terhadap prospek sektor konsumsi dan jasa keuangan di Indonesia, di tengah ketidakpastian global yang mulai mereda.
Dengan nilai transaksi yang tersebar lintas sektor, pergerakan ini diperkirakan akan memberi warna baru bagi dinamika perdagangan pekan ini — sekaligus mencerminkan arus rotasi modal asing dan domestik yang kembali aktif di pasar saham Indonesia.
0 Komentar