Ticker

4/recent/ticker-posts

EAST Bukukan Laba Bersih Rp20,98 Miliar Sepanjang 9 Bulan 2025, Struktur Keuangan Tetap Kokoh

Daftar Isi [Tampilkan]


Poin Penting

  1. Laba menurun: PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) mencatat laba bersih Rp20,98 miliar per September 2025, turun 10,03% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp23,32 miliar.
  2. Pendapatan tertekan: Pendapatan turun 7,74% menjadi Rp66,95 miliar karena moderasi okupansi dan kenaikan biaya operasional, meski beban pokok pendapatan berhasil ditekan.
  3. Struktur keuangan solid: Total aset naik menjadi Rp494,46 miliar, sedangkan liabilitas turun menjadi Rp21,61 miliar, mencerminkan posisi keuangan yang tetap kuat di tengah fluktuasi sektor perhotelan.

 

Recehin — Emiten sektor perhotelan PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) membukukan laba bersih Rp20,98 miliar sepanjang Januari–September 2025, turun 10,03% dibandingkan laba Rp23,32 miliar pada periode sama tahun lalu.

Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan EAST tercatat sebesar Rp66,95 miliar, turun dari Rp72,58 miliar pada 9 bulan pertama 2024. Penurunan ini mencerminkan tekanan pada tingkat okupansi hotel seiring moderasi permintaan pascapuncak musim wisata dan kenaikan biaya operasional di tengah inflasi sektor jasa.

Meski pendapatan melambat, manajemen EAST berhasil menjaga efisiensi dengan menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp16,34 miliar, lebih rendah dari Rp18,86 miliar pada periode sama tahun lalu. Strategi efisiensi ini membantu menjaga margin laba kotor di level Rp50,61 miliar, hanya sedikit terkoreksi dari Rp53,72 miliar secara tahunan (year-on-year).

 

Kinerja Operasional Masih Stabil

Laba usaha EAST pada sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp24,82 miliar, turun tipis dari Rp27,74 miliar pada periode yang sama 2024. Penurunan terutama disebabkan oleh beban usaha yang mencapai Rp23,77 miliar serta beban penyusutan sekitar Rp2 miliar.

Kinerja non-operasional tetap positif dengan pendapatan lain-lain bersih Rp874 juta, terutama dari keuntungan atas aset keuangan dan pendapatan bunga. Setelah memperhitungkan beban pajak Rp4,72 miliar, laba bersih tahun berjalan tercatat Rp20,98 miliar, dengan laba per saham dasar Rp5,09, turun dari Rp5,65 pada tahun sebelumnya.

 

Struktur Neraca Tetap Kuat

Dari sisi neraca, posisi keuangan EAST menunjukkan fundamental yang solid. Total aset per 30 September 2025 mencapai Rp494,46 miliar, naik dari Rp487,15 miliar di akhir 2024. Kenaikan terutama berasal dari peningkatan kas dan setara kas menjadi Rp8,64 miliar serta penambahan deposito jangka pendek sebesar Rp5,44 miliar.

Sementara itu, total liabilitas menurun menjadi Rp21,61 miliar dari Rp26,20 miliar pada akhir tahun lalu, seiring penurunan utang bank dan kewajiban jangka pendek lainnya. Dengan demikian, ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp472,86 miliar, naik dari Rp460,95 miliar per Desember 2024.

 

Analisis: Strategi Bertahan di Tengah Moderasi Permintaan

Kinerja EAST sepanjang 2025 memperlihatkan kemampuan bertahan yang kuat di tengah tekanan industri perhotelan nasional. Setelah masa pemulihan pascapandemi, sektor ini mulai menghadapi fase normalisasi permintaan — terutama di kota-kota wisata seperti Yogyakarta, tempat Eastparc beroperasi.

Kondisi tingkat okupansi hotel domestik memang cenderung stagnan pada kuartal III/2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat hunian kamar hotel berbintang nasional turun menjadi 50,9% pada Agustus, dari 54,3% di bulan sebelumnya. Kenaikan tarif operasional seperti energi, gaji, dan bahan makanan juga menekan margin hotel-hotel kelas menengah ke atas.

Namun, EAST masih diuntungkan oleh posisi kas yang sehat dan utang yang rendah, membuatnya relatif lebih tahan terhadap gejolak biaya bunga maupun tekanan makroekonomi. Dengan liabilitas hanya 4,3% dari total aset, struktur keuangan perusahaan ini termasuk konservatif dibandingkan rerata emiten hotel di BEI yang berada di kisaran 25–30%.

 

Prospek dan Arah Strategi

Manajemen EAST diperkirakan akan fokus pada:

  • Optimalisasi efisiensi energi dan digitalisasi operasional, untuk menekan beban tetap.
  • Diversifikasi pendapatan melalui penyewaan ruang acara (MICE), katering korporat, dan kerja sama dengan platform OTA (online travel agent).
  • Peningkatan daya tarik wisata domestik di Yogyakarta melalui event kuliner dan budaya yang dikurasi oleh manajemen hotel.

Sejumlah analis menilai bahwa meski laba bersih EAST menurun, fundamental keuangannya tetap kuat dan undervalued di pasar. Saham EAST pada perdagangan Senin (13/10) bergerak di kisaran Rp175–180 per saham, dengan price-to-book value (PBV) sekitar 0,7x, mencerminkan potensi revaluasi jika kinerja sektor hotel membaik di kuartal IV/2025.

Pasar akan mencermati bagaimana EAST memanfaatkan momentum akhir tahun — periode dengan tingkat okupansi tertinggi — untuk memperbaiki margin laba dan mempertahankan momentum arus kas positif hingga tutup tahun.

Posting Komentar

0 Komentar