📌 Pokok Berita:
- IHSG ditutup melemah tipis 0,04% ke 8.166,02 meski sempat menyentuh level tertinggi harian di 8.224,64.
- Investor asing mencatat net sell Rp455,18 miliar di seluruh pasar, dengan tekanan terbesar dari saham BBCA.
- Saham komoditas energi dan tambang seperti ADMR, ADRO, HRUM, dan ANTM menjadi pendorong utama penguatan sektoral.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,04% atau turun 3,25 poin ke level 8.166,02 pada perdagangan Rabu (8/10/2025). Meski sempat menembus level tertinggi harian di 8.224,64, indeks tertekan aksi ambil untung investor dan keluarnya dana asing yang masih berlanjut.
Nilai transaksi di seluruh pasar tercatat Rp29,48 triliun dengan volume perdagangan mencapai 399,44 juta lot dan frekuensi transaksi sebanyak 3,11 juta kali. Aktivitas pasar tergolong tinggi, menandakan minat beli investor domestik masih kuat meski tekanan dari investor asing menahan momentum penguatan.
Asing Kembali Net Sell, BBCA Jadi Penekan Utama
Investor asing kembali mencatat jual bersih (net sell) sebesar Rp455,18 miliar di seluruh pasar, dengan penjualan terbesar terjadi di pasar reguler senilai Rp494,01 miliar. Tekanan jual paling besar datang dari saham perbankan dan teknologi, terutama BBCA yang mencatat net sell Rp757,30 miliar, disusul RAJA (-Rp150,90 miliar), WIFI (-Rp100,40 miliar), BREN (-Rp83,80 miliar), dan EMTK (-Rp67,60 miliar).
Sebaliknya, beberapa saham tambang dan energi justru menjadi incaran asing. Lima saham yang paling banyak dibeli investor asing adalah BRMS (+Rp96 miliar), CDIA (+Rp88,9 miliar), ARCI (+Rp73 miliar), RATU (+Rp60,8 miliar), dan ENRG (+Rp57,8 miliar).
Pergerakan ini menunjukkan adanya rotasi modal asing dari sektor perbankan ke sektor komoditas dan energi yang tengah menikmati tren positif akibat kenaikan harga minyak dan logam dunia.
Komoditas Masih Jadi Bintang, ADMR dan ADRO Meroket
Di antara saham anggota indeks KOMPAS100, sektor energi dan tambang menjadi motor penggerak utama pasar hari ini. Lima saham dengan kenaikan tertinggi adalah:
- ADMR +24,89%
- ADRO +12,12%
- AADI +11,00%
- HRUM +10,59%
- ANTM +6,05%
Kenaikan harga saham-saham tersebut sejalan dengan tren positif di pasar komoditas global. Harga batu bara dan nikel masing-masing menguat lebih dari 2% di bursa Asia, sementara harga emas masih bertahan di atas USD2.420 per troy ounce.
Menurut analis, lonjakan saham-saham komoditas juga didukung oleh sentimen dari OPEC+ yang membatasi produksi minyak serta penguatan permintaan logam dasar untuk sektor kendaraan listrik.
Saham Konsumer dan Konstruksi Tekan Indeks
Sementara itu, saham-saham di sektor konsumer dan properti justru menjadi penekan IHSG. Dalam daftar Top Loser KOMPAS100, saham SSIA memimpin pelemahan dengan turun 9,17%, disusul FILM (-5,42%), HMSP (-5,41%), GGRM (-5,04%), dan BUKA (-4,44%).
Penurunan saham rokok seperti HMSP dan GGRM dikaitkan dengan rencana pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau pada 2026, sementara saham digital seperti BUKA kembali tertekan oleh rotasi modal ke sektor riil.
Prospek Pasar
Meski IHSG terkoreksi tipis, para analis menilai pasar masih berada di jalur bullish jangka menengah. “Koreksi hari ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung menjelang rilis data inflasi AS dan notulen FOMC,” ujar seorang analis dari Samuel Sekuritas.
Ia menambahkan, posisi IHSG di atas level 8.100 masih tergolong kuat secara teknikal, dengan potensi rebound ke 8.250–8.300 jika tekanan asing mulai mereda.
Dengan dominasi saham-saham energi dan tambang serta likuiditas yang tinggi, pasar domestik masih menunjukkan daya tahan kuat di tengah ketidakpastian global. Investor ritel pun diperkirakan akan terus memanfaatkan momentum koreksi untuk kembali melakukan akumulasi di saham-saham berfundamental kuat seperti ADRO, ANTM, BRMS, dan BBRI.

0 Komentar