Receh.in | Sektor perunggasan nasional diperkirakan kembali mencatat laba kuat pada kuartal III/2025, terutama bagi dua pemain utama, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Dalam laporan riset terbaru yang disusun oleh Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dari IndoPremier Sekuritas, laba bersih kedua emiten tersebut diproyeksikan melampaui estimasi konsensus, ditopang lonjakan harga broiler dan DOC (day-old-chick), serta perbaikan keseimbangan pasokan-permintaan di sektor unggas nasional.
Harga Broiler Naik 22%, Dorong Laba Melejit
Riset IndoPremier memperkirakan harga rata-rata broiler
pada 3Q25 naik 22,1% secara kuartalan (qoq) menjadi Rp19.900/kg, sedangkan harga
DOC meningkat 46,2% qoq menjadi Rp6.400/ekor.
Kenaikan ini berada di atas titik impas (break-even point/BEP) yang
diperkirakan sebesar Rp18.600–Rp18.900/kg, sehingga margin operasi (EBIT
margin) untuk segmen broiler diproyeksikan mencapai 5–6,5%.
Dengan kondisi tersebut, EBIT gabungan dari segmen DOC dan broiler CPIN/JPFA diperkirakan melonjak menjadi masing-masing Rp646 miliar dan Rp648 miliar pada 3Q25, berbalik signifikan dari posisi kuartal sebelumnya (Rp–327 miliar/Rp279 miliar di 2Q25).
“Harga broiler yang kuat dan pasokan DOC yang terbatas menjadi katalis utama profitabilitas sektor perunggasan. Kondisi ini membuka peluang revisi naik terhadap estimasi laba tahunan CPIN dan JPFA,” tulis tim riset IndoPremier dalam laporan Poultry Sector Update (16/10).
Margin Pakan Stabil di Tengah Kenaikan Biaya Jagung
Dari sisi biaya input, harga jagung rata-rata 3Q25
meningkat 11,9% qoq menjadi Rp5.400/kg, setelah pemerintah menetapkan harga
dasar jagung di Rp5.500/kg untuk menjaga keseimbangan rantai pasok pangan.
Sebaliknya, harga bungkil kedelai (SBM) justru turun 5,5% qoq menjadi
Rp4.500/kg, membantu mengimbangi tekanan biaya.
Dengan kombinasi tersebut, produsen pakan unggas seperti CPIN dan JPFA diperkirakan dapat meneruskan sebagian kenaikan biaya input ke harga jual produk. IndoPremier memperkirakan ASP (average selling price) pakan naik 1,3% qoq, dengan margin EBIT pakan yang tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Laba 3Q25F Melampaui Konsensus
IndoPremier memperkirakan laba bersih kuartal III/2025
CPIN mencapai Rp1,2 triliun (+231% qoq) dan JPFA sebesar Rp985 miliar
(+77% qoq).
Angka tersebut berada di atas estimasi konsensus — masing-masing 73%
(CPIN) dan 74% (JPFA) dari target laba setahun penuh, lebih tinggi
dari rata-rata lima tahun terakhir di kisaran 67–68%.
Namun, analis menilai penguatan saham JPFA yang telah naik 40% dalam tiga bulan terakhir mungkin telah mencerminkan sebagian besar ekspektasi laba kuat 3Q25, sedangkan saham CPIN yang justru turun 3,5% masih memiliki ruang kenaikan lebih lanjut.
Laba Solid Diproyeksikan Berlanjut Hingga Akhir Tahun
Harga broiler diperkirakan tetap tinggi di kisaran Rp21.500/kg pada 4Q25, sementara harga DOC bertahan di Rp6.300–Rp7.500/ekor. Kekuatan harga ini didukung oleh penurunan pasokan DOC, seiring kuota impor GPS (grand parent stock) yang lebih rendah pada 2024 serta adanya pemangkasan produksi sukarela oleh sejumlah produsen besar.
Peningkatan kapasitas central kitchen MBG yang ditargetkan mencapai 32 ribu unit pada akhir 2025, turut memperluas permintaan unggas dan diperkirakan mendorong konsumsi broiler nasional sekitar 15% pada 2026.
Dengan asumsi harga broiler dan DOC tetap kuat di kuartal
IV, IndoPremier memproyeksikan laba FY25 CPIN mencapai Rp4,6 triliun (+25,2%
yoy) dan JPFA sebesar Rp3,3 triliun (+9,2% yoy).
Kedua proyeksi ini dinilai berpotensi mendorong revisi naik estimasi
konsensus laba FY25 masing-masing sebesar 12% untuk CPIN dan 4% untuk JPFA.
Valuasi dan Rekomendasi: Overweight untuk Sektor Poultry
IndoPremier mempertahankan rekomendasi “Overweight” untuk sektor perunggasan Indonesia, menilai keseimbangan suplai dan permintaan unggas yang semakin sehat akan menopang profitabilitas berkelanjutan hingga 2026.
Kepemilikan investor institusional domestik di saham-saham poultry meningkat tajam sepanjang September 2025, seiring harga broiler yang menguat. IndoPremier memperkirakan masuknya dana asing tambahan ke sektor ini dalam beberapa bulan ke depan.
“Fundamental sektor poultry membaik signifikan, didukung disiplin pasokan DOC dan kenaikan permintaan ritel. Risiko utama yang perlu diwaspadai tetap pada potensi koreksi harga broiler dan kenaikan biaya pakan,” tulis laporan tersebut.
Kesimpulan Receh.in
Prospek sektor perunggasan Indonesia di paruh kedua 2025 terlihat cerah. Harga broiler dan DOC yang tinggi telah mengembalikan margin ke level historis, sementara efisiensi rantai pasok dan permintaan domestik yang kuat memperkuat kinerja keuangan CPIN dan JPFA.
💬 “Kinerja CPIN dan JPFA di kuartal III bisa menjadi momentum pemulihan sektor poultry setelah periode tekanan margin panjang. Fundamental kini berpihak pada produsen unggas,” — Receh.in Agribusiness Insight.
0 Komentar