Ticker

4/recent/ticker-posts

Multi Artha Kantongi Rp2,5 Triliun dari Penjualan Saham PANI, Publik Kini Pegang Lebih Besar

Daftar Isi [Tampilkan]

 


📌 Pokok Berita:

  • PT Multi Artha Pratama, pemegang saham pengendali PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), menjual 178,24 juta saham dengan nilai transaksi Rp2,5 triliun.
  • Kepemilikan Multi Artha Pratama turun tipis dari 88,84% menjadi 87,78% dari total saham beredar.
  • Tujuan penjualan untuk meningkatkan porsi publik dan likuiditas saham PANI, tanpa mengubah status pengendalian.

 

PT Multi Artha Pratama, perusahaan pengendali PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), kembali melepas sebagian sahamnya di pasar, dengan nilai transaksi mencapai Rp2,5 triliun. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memperluas kepemilikan publik dan meningkatkan likuiditas saham pengembang kawasan elit Pantai Indah Kapuk 2 tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10), Multi Artha Pratama menjual 178.237.800 lembar saham PANI dengan harga Rp14.075 per saham pada tanggal 9 Oktober 2025.

Transaksi ini dikategorikan sebagai penjualan saham biasa, dan setelah aksi tersebut, kepemilikan Multi Artha Pratama berkurang dari 15,017 miliar lembar (88,84%) menjadi 14,838 miliar lembar (87,78%) dari total saham beredar PANI.

Dengan harga penjualan tersebut, dana yang berhasil dihimpun mencapai sekitar Rp2,50 triliun, menjadikan transaksi ini sebagai salah satu divestasi terbesar yang dilakukan oleh entitas pengendali perusahaan properti tahun ini.

 

Tujuan: Tingkatkan Free Float dan Likuiditas Pasar

Manajemen PANI dalam keterangan resminya menyebut, penjualan saham ini dilakukan untuk meningkatkan porsi kepemilikan publik (free float) dan memperluas basis investor baik dari kalangan domestik maupun asing.

“Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperbaiki struktur kepemilikan saham serta memperkuat likuiditas saham PANI di pasar modal,” demikian pernyataan resmi manajemen yang ditandatangani oleh Direktur Markus Kusumaputra dan Direktur Yohanes Edmond Budiman, selaku penerima kuasa Multi Artha Pratama.

Peningkatan porsi publik diharapkan dapat mendukung perdagangan saham yang lebih aktif, sekaligus memberikan refleksi harga pasar yang lebih wajar dan transparan terhadap valuasi perusahaan.

Meski demikian, Multi Artha Pratama menegaskan bahwa pihaknya tetap menjadi pemegang saham pengendali utama di PANI. Dengan kepemilikan masih di atas 87%, posisi kontrol terhadap arah kebijakan dan pengambilan keputusan strategis perseroan tetap kuat.

 

Konsistensi Strategi Divestasi Bertahap

Penjualan saham kali ini merupakan lanjutan dari divestasi yang dilakukan Multi Artha Pratama pada awal pekan ini, tepatnya 6 Oktober 2025, di mana perusahaan juga menjual sekitar 178,23 juta saham PANI senilai Rp2,5 triliun.

Secara kumulatif, aksi penjualan saham yang dilakukan dalam sepekan terakhir telah meningkatkan porsi kepemilikan publik lebih dari 1%, sebuah langkah yang sejalan dengan upaya BEI mendorong peningkatan jumlah saham beredar (free float minimum 7,5% untuk indeks utama).

Langkah ini juga dinilai strategis untuk memperluas partisipasi investor institusional, terutama reksa dana dan dana pensiun, yang cenderung memilih saham dengan kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.

 

Saham PANI Tetap Menguat

Di tengah aksi divestasi tersebut, saham PANI tetap menunjukkan pergerakan positif di pasar. Pada penutupan perdagangan Rabu (8/10), saham PANI diperdagangkan di kisaran Rp14.000–Rp14.300 per saham, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang proyek-proyek properti perusahaan, termasuk pengembangan kawasan superblok PIK 2 dan proyek hunian berkelanjutan di sekitar Pantai Maju dan Pantai Kita.

Analis menilai bahwa divestasi saham oleh Multi Artha Pratama tidak akan memberikan tekanan berarti terhadap harga PANI di pasar. “Karena porsi saham publik yang bertambah justru memberi ruang likuiditas lebih besar, hal ini bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan harga ke depan,” ujar seorang analis pasar modal di Jakarta.

Dengan kapitalisasi pasar yang kini mendekati Rp250 triliun, PANI semakin kokoh sebagai emiten properti terbesar di Indonesia. Langkah divestasi bertahap yang dilakukan pengendali utamanya menunjukkan komitmen terhadap tata kelola pasar modal yang sehat dan inklusif, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi investor publik untuk memiliki bagian dari megaproyek properti ikonik di utara Jakarta tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar