Dunia pasar modal Indonesia tak pernah sepi cerita. Dari saham big cap yang stabil seperti milik konglomerat, hingga saham “recehan” yang melonjak ribuan persen hanya dalam hitungan bulan, selalu ada drama yang membuat investor tertarik.
Hingga Jumat (3/10/2025), setidaknya ada lima berita yang paling menyedot perhatian investor, mulai dari kebangkitan PANI milik Agung Sedayu dan Salim Group, hingga saham CBRE yang meroket bak roket.
1. Saham PANI Bangkit: Dari Konsolidasi ke Potensi Rp16.000-an
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), emiten properti andalan Agung Sedayu dan Salim Group, kembali jadi sorotan. Pada Kamis (2/10/2025), saham PANI melesat 5,21% ke Rp14.650 per lembar. Volume transaksi juga ramai: 16,87 juta saham berpindah tangan, dengan nilai transaksi mencapai Rp243,95 miliar.
Apa yang membuatnya menarik? Setelah sempat lesu di awal September, PANI kini dinilai keluar dari fase konsolidasi jangka pendek. Menurut riset BRI Danareksa Sekuritas, saham ini berpotensi menembus Rp16.000-an.
Dengan penguasaan 90% oleh dua konglomerat besar, investor melihat ada “jaminan” fundamental sekaligus sentimen pasar yang bisa mengerek harga lebih jauh. Bagi trader jangka pendek, PANI sudah jadi saham wajib pantau.
2. CBRE: Dari Rp19 Perak Jadi Rp1.000, Siapa Sangka?
Jika PANI melaju karena fundamental yang kokoh, cerita berbeda justru datang dari PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE). Bayangkan, saham yang semula hanya seharga Rp19 perak, kini telah melesat ke Rp1.000. Itu berarti kenaikan lebih dari 5.000% dalam setahun!
Katalisnya adalah dikeluarkannya CBRE dari papan pemantauan khusus full call auction (FCA) oleh BEI per Jumat (3/10/2025). Sebelumnya, saham ini sempat tersandung suspensi selama delapan hari.
Meski kini tampak “kinclong”, investor harus ekstra waspada. Lonjakan ribuan persen dalam waktu singkat sering kali menyimpan risiko volatilitas ekstrem. Namun bagi sebagian trader yang berani, CBRE adalah bukti bahwa di pasar modal Indonesia, selalu ada kisah spektakuler.
3. FUTR: Dari Rp11 ke Rp500, Kini Menanti Rights Issue
PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) juga masuk dalam daftar saham panas pekan ini. Dari harga akuisisi Rp11 per saham, kini FUTR sempat menyentuh Rp500, naik hampir 600% hanya dalam tiga bulan.
Namun, saham ini kini disuspensi oleh BEI sejak 26 September 2025. Alasannya, ada perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan setelah masuknya pengendali baru, PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara). Saat ini, perusahaan tengah menyiapkan langkah mandatory tender offer (MTO) serta kemungkinan rights issue ke depan.
Artinya, perjalanan FUTR masih panjang. Potensi ada, tapi risiko juga besar. Investor perlu menunggu kepastian dari regulator sebelum ikut nimbrung.
4. Harga Emas Antam Tetap Kokoh
Di tengah gonjang-ganjing saham, emas batangan Antam tak kalah jadi perbincangan. Pada Jumat (3/10/2025), harga emas Antam tercatat stabil di atas Rp2,2 juta per gram, menegaskan ketahanannya di tengah volatilitas global.
Harga buyback emas Antam pun ikut bertahan. Meski sehari sebelumnya sempat turun, posisi emas tetap “kokoh” di jalurnya. Bagi investor konservatif, kondisi ini memberi kepastian: emas tetap relevan sebagai aset lindung nilai.
5. Harga Emas Perhiasan: Turun, Tapi Ada yang Melawan Arus
Selain emas batangan, emas perhiasan juga jadi sorotan. Data Jumat (3/10/2025) menunjukkan mayoritas harga emas perhiasan turun mengikuti pelemahan permintaan global dan fluktuasi rupiah.
Namun menariknya, Raja Emas Indonesia justru mencatat kenaikan harga. Fenomena ini menandakan bahwa harga emas perhiasan di Indonesia tak hanya dipengaruhi pasar global, tapi juga faktor domestik seperti permintaan musiman, reputasi merek, dan strategi distribusi.
Catatan Recehin: Antara Logam Mulia dan Saham Spekulatif
Lima cerita ini memberi pelajaran penting bagi investor ritel. Bahwa pasar modal adalah panggung besar dengan dua wajah:
- Di satu sisi, ada saham mapan seperti PANI yang bergerak karena fundamental dan dukungan konglomerat.
- Di sisi lain, ada saham “recehan” seperti CBRE dan FUTR yang bisa melonjak ribuan persen—tapi juga bisa ambruk seketika.
Sementara itu, emas—baik batangan maupun perhiasan—terus menunjukkan perannya sebagai aset penyeimbang di tengah ketidakpastian.
Bagi kamu, pembaca Recehin, intinya sederhana: jangan terbuai hanya oleh kisah spektakuler. Selalu lihat keseimbangan antara risiko dan potensi. Pasar memang penuh kejutan, tapi investor yang cerdas tahu kapan harus berlari mengejar peluang, dan kapan harus duduk tenang sambil menggenggam emas.
0 Komentar