Ticker

4/recent/ticker-posts

AADI Siap Bagikan Dividen Interim Jumbo: Arus Kas Kuat & Valuasi Diskon Jadi Magnet Investor

Daftar Isi [Tampilkan]

 

Receh.in PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) tengah memasuki fase penting pasca-IPO dengan mengumumkan pembagian dividen interim pertama sejak melantai di BEI.

Di tengah laba yang tertekan akibat penurunan harga batu bara global, emiten grup Garibaldi Thohir ini justru tampil dengan sejumlah katalis positif yang membuatnya kembali masuk radar investor institusi maupun ritel.

 

Dividen Interim Jumbo: Sinyal Kas Kuat Meski Laba Menyusut

AADI menjadwalkan pembagian dividen interim 2025 dengan cum date pada 17 November 2025 dan recording date 19 November 2025, sementara pembayaran dijadwalkan 27 November 2025. Nilai dividen yang dibagi tidak main-main: US$250 juta, setara lebih dari Rp3,9 triliun (kurs Rp15.600).

Dividen ini diambil dari laba sembilan bulan pertama 2025, di mana AADI membukukan laba bersih US$587,3 juta atau Rp9,8 triliun (kurs Jisdor). Meski besar, laba tersebut sebenarnya turun 45,35% YoY, mengikuti pelemahan pendapatan yang menyusut hampir 11% akibat merosotnya harga batu bara indeks ICI-3.

Pendapatan AADI masih ditopang penjualan ekspor ke pihak ketiga sebesar US$2,78 miliar, sementara pasar domestik menyumbang US$530,9 juta. Dari sisi neraca, AADI mencatat total aset US$6,11 miliar, liabilitas menurun signifikan menjadi US$2,3 miliar, dan ekuitas naik menjadi US$3,79 miliar—menggambarkan kondisi keuangan yang tetap solid.

Bagi pasar, keputusan membagikan dividen jumbo meski laba tertekan terbaca sebagai sinyal kuat kekokohan arus kas, sekaligus keseriusan AADI menjaga komitmen reward bagi pemegang saham pasca-IPO.

 

Prospek AADI: Efisiensi Operasional, Margin Kas Kuat, dan Potensi Rebound

Meski laba turun, sejumlah analis menilai fundamental operasional AADI masih impresif. Sucor Sekuritas mencatat bahwa penurunan laba lebih dipicu oleh turunnya ASP mengikuti pelemahan harga batu bara, sementara produksi dan volume penjualan tetap stabil.

Yang lebih menarik adalah catatan efisiensi:

  • Biaya tunai turun 12% YoY menjadi US$52,8/ton
  • Margin kas bertahan di US$8,9/ton, salah satu yang tertinggi di industri
  • Struktur royalti IUPK yang baru membuat AADI masuk jajaran produsen batu bara paling menguntungkan di Indonesia

Sucor Sekuritas mempertahankan konsensus BUY dengan target harga Rp30.100, menilai AADI memiliki visibilitas arus kas kuat dan valuasi diskon. Dividen jumbo juga berpotensi memicu minat investor institusi dan menjadi katalis harga dalam jangka menengah.

Dari sisi lain, Ciptadana Sekuritas menyoroti sentimen positif dari entitas Kestrel di Australia, yang berbalik mencetak laba US$24 juta pada kuartal III setelah rugi pada kuartal II. Ciptadana mempertahankan target harga Rp8.650 dan merekomendasikan hold, namun tetap menyebut AADI sebagai salah satu pilihan menarik berkat imbal hasil dividen 7,5%–7,8% untuk 2026–2027.

 

Arus Kas, Dividen, dan Diskon Valuasi: Trio Katalis untuk AADI

Meski masih dibayangi risiko volatilitas harga batu bara, perubahan regulasi, dan potensi pelemahan operasional, AADI memasuki akhir 2025 dengan tiga modal utama:

  1. Arus kas kuat, tercermin dari keberanian membagikan dividen US$250 juta.
  2. Efisiensi biaya yang terjaga, mendukung margin kas tetap solid.
  3. Valuasi yang dinilai masih diskon, membuka ruang kenaikan jika harga batu bara mulai pulih.

Konstelasi inilah yang membuat AADI tetap menarik bagi investor yang memburu saham batu bara defensif dengan potensi cash return tinggi. Dengan strategi operasional yang konsisten dan kebijakan dividen agresif, AADI terlihat siap melanjutkan perjalanannya sebagai salah satu emiten batu bara premium di BEI.

Posting Komentar

0 Komentar