Ticker

4/recent/ticker-posts

Asing Borong Gila-Gilaan Saham MINA & BUVA: Apa yang Sedang Terjadi di Kerajaan Properti Happy Hapsoro?

Daftar Isi [Tampilkan]

 

Receh.in – Dua saham yang terafiliasi dengan konglomerat Happy Hapsoro—PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) dan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA)—menjadi magnet investor asing pada perdagangan sesi I, Senin (17/11/2025). Data BEI mencatat keduanya menduduki posisi teratas net foreign buy, mengungguli bank besar dan emiten blue chip lain.

Aksi borong ini terjadi ketika IHSG menguat 0,76% dan masuknya dana asing mencapai Rp523,11 miliar hanya dalam satu sesi. Lonjakan minat asing ini bukan tanpa alasan. Di baliknya, ada katalis kuat: pertumbuhan harga saham yang luar biasa, aksi korporasi jumbo, dan konsolidasi besar-besaran di lini bisnis properti Happy Hapsoro.

 

Aksi Borong Asing: MINA & BUVA Jadi Primadona Baru BEI

MINA dan BUVA memimpin daftar net buy asing dengan volume masing-masing:

  • MINA: 88,98 juta lembar
  • BUVA: 39,20 juta lembar

Keduanya bahkan mengungguli saham-saham yang biasanya menjadi magnet asing seperti BMRI dan PNLF.

Dari sisi harga, performa saham MINA dan BUVA sepanjang 2025 benar-benar impresif:

MINA (Sanurhasta Mitra)

  • Harga terakhir: Rp242
  • Naik 409,90% YtD
  • Naik 213,39% dalam 6 bulan
  • Market cap: Rp2,38 triliun

BUVA (Bukit Uluwatu Villa)

  • Harga terakhir: Rp945
  • Naik 1.816% YtD
  • Melonjak 1.606% dalam 6 bulan
  • Market cap: Rp23,23 triliun

Lonjakan ekstrem ini memperlihatkan bagaimana ekspektasi pasar terhadap dua emiten perhotelan–properti tersebut meningkat tajam, terutama setelah Hapsoro memperluas dan memperkuat pengendalian sahamnya.

 

Rights Issue Jumbo: Strategi Ekspansi Agresif di Dua Emiten

Katalis terbesar di balik aksi borong asing adalah dua aksi korporasi jumbo yang sedang berjalan.

1. MINA Rights Issue Rp164 miliar: Ekspansi Struktur Modal

MINA menerbitkan 3,28 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Haknya bersifat 2:1, dan potensi dilusi mencapai 33,33% bagi yang tidak mengambil HMETD.

Dana rights issue ini memperkuat struktur permodalan MINA di tengah ekspansi aset properti yang semakin agresif.

2. BUVA Rights Issue Rp603,98 miliar: Akuisisi Aset Strategis Summarecon

BUVA menerbitkan 4,03 miliar saham baru, dan pemegang saham pengendali—Nusantara Utama Investama (NUI)—akan menyerap seluruh haknya.

Tujuan utama dana rights issue:

  • Akuisisi 99,99% saham PT Bukit Permai Properti (BPP) dari Summarecon (nilai Rp416,24 miliar)
  • Pembelian dan pengembangan lahan di Pecatu (Rp107,61 miliar)
  • Penyertaan modal ke BPP (Rp76,6 miliar)

BPP mengendalikan lahan 19,3 hektare yang bersebelahan dengan ikon BUVA: Alila Villas Uluwatu. Akuisisi ini secara strategis memperluas portofolio hospitality premium BUVA di salah satu kawasan paling eksklusif di Bali.

Tak heran Maybank Sekuritas menilai akuisisi ini positif bagi kedua pihak:

  • BUVA mengamankan aset strategis
  • Summarecon memperkuat likuiditas dari penjualan aset non-inti

 

Konsolidasi Imperium Properti Happy Hapsoro

Aksi korporasi yang masif pada MINA dan BUVA tidak dapat dipisahkan dari strategi besar Happy Hapsoro—konglomerat yang juga dikenal sebagai pengendali Basis Utama Prima.

Posisi kepemilikan terbaru:

BUVA

  • NUI (Hapsoro) menggenggam 68,19% saham BUVA
  • Hapsoro langsung memegang 110,84 juta saham (0,54%)
  • Total kepemilikan kontrol: hampir 70%

MINA

  • Hapsoro menggenggam 1,93 miliar saham, setara 19,68%

Dengan akumulasi konsisten sejak 2024, Happy Hapsoro membentuk kerajaan properti–perhotelan yang fokus pada aset premium Bali dan Jakarta. Kombinasi resor mewah, landbank strategis, dan proyek hospitality jangka panjang menjadi daya tarik utama bagi investor institusi—termasuk asing.

Tidak mengherankan bila saham-saham di bawah kendali Hapsoro kini menjadi salah satu story stocks paling menarik di sektor properti.

 

Magnet Asing Baru dengan Narasi Pertumbuhan Kuat

Dibandingkan sektor properti lain yang masih berjuang, MINA dan BUVA menawarkan narasi pertumbuhan yang jauh lebih agresif:

  • Harga saham melesat ratusan hingga ribuan persen
  • Aksi rights issue besar membuka jalan ekspansi
  • Akuisisi lahan premium mempertebal portofolio
  • Dukungan penuh dari investor pengendali
  • Performa saham yang makin menarik bagi dana asing

Aksi borong asing pada 17 November adalah sinyal bahwa pasar global mulai melirik transformasi besar yang sedang dilakukan Happy Hapsoro dalam membangun kerajaan properti dan hospitality premium.

Dengan momentum yang terus menguat, MINA dan BUVA berpotensi tetap menjadi saham bertema pertumbuhan yang ramai dibicarakan hingga 2026—meski volatilitas tetap menjadi risiko yang wajib diperhitungkan.

 

Posting Komentar

0 Komentar