Ticker

4/recent/ticker-posts

BlackRock Kembali Bermanuver di Saham Sido Muncul (SIDO), Momentum Akhir Tahun Jadi Sorotan

Daftar Isi [Tampilkan]

Receh.in – Firma investasi raksasa dunia BlackRock Inc. kembali mencuri perhatian pasar modal Indonesia. Perusahaan yang dikenal sebagai manajer aset terbesar di dunia itu tercatat melakukan manuver di saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) sepanjang November 2025.

Berdasarkan data Bloomberg Terminal, BlackRock melepas 370.901 lembar saham SIDO, memangkas kepemilikannya dari 120,66 juta menjadi 120,29 juta lembar. Langkah ini menjadi pembalikan arah setelah aksi akumulasi yang dilakukan pada Oktober lalu. Secara total, sejak akhir kuartal III/2025, kepemilikan BlackRock berkurang sekitar 325.650 lembar saham.

Namun, aksi jual BlackRock tak serta-merta diikuti oleh semua investor global. Wisdom Tree Inc. justru mengambil arah sebaliknya dengan kembali mengakumulasi 1,31 juta lembar saham SIDO bulan ini, memperbesar kepemilikannya menjadi 126,24 juta lembar. Sejak awal kuartal IV/2025, total saham yang dikantongi Wisdom Tree telah bertambah 5,67 juta lembar.

Sementara itu, American Century Cos. juga terekam agresif menambah kepemilikan dari 3,56 juta lembar menjadi 7,03 juta lembar, alias naik hampir dua kali lipat hanya dalam dua bulan. Adapun Dimensional Fund Advisors LP terlihat mengambil posisi defensif dengan mengurangi sekitar 1 juta lembar saham SIDO.

Hingga sesi I perdagangan Jumat (14/11/2025), saham SIDO stagnan di level Rp565 per lembar. Dalam sebulan terakhir, harga saham emiten produsen Tolak Angin ini menguat 9,71%, meski secara year to date (YtD) masih terkoreksi 4,24%.

Konsensus analis yang dihimpun Bloomberg menunjukkan 20 dari 28 analis masih menyarankan beli, dengan target harga rata-rata Rp633 per saham, yang merefleksikan potensi kenaikan sekitar 12% dari posisi saat ini.

 

Kinerja Stabil dan Laba Meningkat

Secara fundamental, Sido Muncul masih menunjukkan ketahanan di tengah dinamika ekonomi dan persaingan pasar herbal nasional. Hingga September 2025, perusahaan membukukan pendapatan Rp2,72 triliun, naik 3,89% YoY dari Rp2,62 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kontributor utama berasal dari segmen jamu herbal dan suplemen, yang tumbuh 3,92% YoY menjadi Rp1,60 triliun. Di segmen makanan dan minuman, pendapatan juga meningkat 4,39% YoY menjadi Rp1,02 triliun. Hanya segmen farmasi yang menurun tipis 1,84% YoY, menjadi Rp93,53 miliar.

Efisiensi biaya dan perbaikan distribusi membuat laba bersih SIDO naik 5,19% YoY menjadi Rp818,54 miliar sepanjang Januari–September 2025. Analis memperkirakan tren positif ini masih akan berlanjut di kuartal IV/2025, seiring dengan musim penghujan yang biasanya mendongkrak permintaan produk Tolak Angin dan Kuku Bima.

Menurut riset NH Korindo Sekuritas, kuartal terakhir biasanya menyumbang sekitar 33% dari total pendapatan tahunan SIDO. Pendapatan kuartal IV diproyeksikan tumbuh 8% menjadi Rp1,4 triliun, sementara laba bersih diperkirakan naik 5% ke Rp411 miliar. Secara keseluruhan, pendapatan 2025 diprediksi mencapai Rp4,13 triliun, dengan laba bersih Rp1,23 triliun atau tumbuh 5% YoY.

 

Fokus Ekspansi Ekspor dan Diversifikasi Pasar

Di tengah stagnasi pasar domestik, Sido Muncul semakin fokus memperluas pasar ekspor. Hingga kuartal III/2025, kontribusi ekspor terhadap total pendapatan mencapai 9,7%, naik dari 6,8% pada 2024, mendekati target tahun ini sebesar 10%.

Perseroan kini mengekspor produk ke lebih dari 30 negara, dengan Malaysia sebagai pasar terbesar yang menyumbang sekitar 4% penjualan ekspor. Di negara tersebut, Sido Muncul mengandalkan produk Kuku Bima dan Tolak Angin. Sementara Filipina dan Nigeria masing-masing berkontribusi 1–2%, dengan fokus pada segmen herbal dan energy drink.

Manajemen menargetkan porsi ekspor bisa tumbuh hingga 15–17% dari total penjualan dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Strategi ini dinilai menjadi kunci pertumbuhan jangka menengah SIDO, sekaligus memperluas posisi merek Indonesia di pasar global produk herbal.

Dengan prospek laba yang stabil, distribusi kuat, dan ekspansi ekspor yang agresif, SIDO tetap menjadi salah satu saham consumer defensive yang menarik menjelang akhir tahun. Aksi jual sebagian oleh BlackRock kemungkinan lebih mencerminkan rebalancing portofolio global, ketimbang hilangnya kepercayaan terhadap prospek fundamental perusahaan.

 

Posting Komentar

0 Komentar