Ticker

4/recent/ticker-posts

BRMS Diserbu Investor Global Setelah Masuk MSCI: Harga Emas Meroket, Ekspansi Agresif Dimulai

Daftar Isi [Tampilkan]

 

Receh.in – Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) kembali menjadi pusat perhatian setelah pemodal kakap mulai masuk mengakumulasi saham perusahaan untuk pertama kalinya pada November 2025. Momen ini bertepatan dengan dua katalis besar: lonjakan harga emas dunia dan masuknya BRMS ke dalam MSCI Global Standard Index.

Dengan performa harga emas yang telah melonjak 55% sepanjang 2025 dan tercatat sebagai reli terbaik sejak 1979, minat investor terhadap aset berbasis emas kembali memuncak. BRMS menjadi salah satu emiten domestik yang paling diuntungkan oleh tren tersebut.

 

Investor Besar Masuk BRMS, Momentum MSCI Dongkrak Daya Tarik

Pada perdagangan Senin (17/11), saham BRMS berada di Rp945, terkoreksi 2,56% dalam sehari. Meski begitu, secara year to date, BRMS masih melonjak 174,57%, meski mengalami penurunan 11,32% dalam sebulan.

Masuknya BRMS ke indeks MSCI pada 5 November membuat berbagai investor global mulai menambah eksposur. Tiga pemegang saham institusi baru yang masuk pada bulan ini antara lain:

  • Credit Agricole Group: mengoleksi 5,22 juta lembar
  • Goldman Sachs: mengakumulasi 2,15 juta lembar
  • Bank of New York Mellon: membeli 449.900 lembar

Selain pendatang baru, investor besar yang sudah existing juga menambah sahamnya:

  • BlackRock menambah 10,50 juta lembar
  • State Street Corp menambah 3,64 juta lembar
  • Mirae Asset Financial menambah 6,91 juta lembar

Sebelumnya, JP Morgan telah masuk lebih awal dengan memborong 156,97 juta lembar pada September 2025, diikuti FIL Ltd. yang membeli 8,04 juta lembar.

Dengan pipeline investor institusi yang makin padat, daya tarik BRMS meningkat terutama karena basis investor global cenderung memperbesar posisi pada emiten yang masuk MSCI.

Di meja analis, BRMS menerima 11 rekomendasi beli dari 13 sekuritas, dengan target harga konsensus Rp1.026,82, atau potensi kenaikan sekitar 6,4%.

 

Ekspansi Senilai US$600 Juta: BRMS Siapkan Mesin Pertumbuhan Baru

Selain sentimen indeks dan investor global, kinerja operasional BRMS memperkuat prospek jangka menengah. Perusahaan tengah menyiapkan fasilitas pinjaman sindikasi US$600 juta dari bank asing dan lokal untuk mendanai ekspansi tambang emas dan perak.

Alokasi dana direncanakan sebagai berikut:

  • 50% untuk proyek tambang emas bawah tanah (underground mining) di Palu, Sulawesi Tengah
  • Sisanya untuk pembangunan pabrik di Gorontalo Minerals dan Linge Mineral Resources

Manajemen menargetkan penarikan dana dimulai akhir November agar konstruksi fasilitas produksi dapat dipercepat.

Dari sisi keuangan, BRMS menunjukkan fundamental yang solid untuk menyerap pinjaman skala besar:

  • Laba usaha 9M25: US$69,71 juta
  • Laba bersih 9M25: US$37,61 juta (+129% YoY)
  • EBITDA 9M25: US$76 juta (+121,2% YoY)

Dengan beroperasinya tambang bawah tanah Palu, EBITDA diperkirakan melonjak menjadi US$150–US$200 juta, memberi ruang kuat bagi BRMS untuk memenuhi kewajiban pinjaman.

Secara operasional, produksi emas mencapai 17.558 ons pada kuartal III/2025, sedikit meningkat dari kuartal sebelumnya. Kadar emas yang diproses juga naik dari 1,4 g/t menjadi 1,5 g/t, mendukung peningkatan margin.

 

Prospek BRMS: Harga Emas Tinggi + Ekspansi = Kombinasi Kuat untuk 2026

Dengan tren emas global yang menguat karena aksi beli bank sentral dan ketidakpastian fiskal internasional, BRMS berada di posisi yang sangat strategis. Operasional tambang yang terus meningkat, ekspansi besar-besaran ke tambang bawah tanah, serta masuknya investor-institusi dunia membentuk momentum kuat untuk 2026.

Kinerja kuartal III/2025 menunjukkan bahwa transformasi BRMS sudah mulai terlihat:

  • Pendapatan naik 69% YoY menjadi US$183,57 juta
  • Laba bersih melonjak 142,24% YoY menjadi US$37,91 juta

Dengan mesin produksi baru yang akan aktif, margin yang meningkat, dan dukungan sentimen emas global, BRMS berpotensi memasuki fase pertumbuhan berikutnya.

Intinya, BRMS kini bukan lagi sekadar “saudara muda” BUMI. Kombinasi katalis MSCI, investor jumbo yang masuk, dan ekspansi emas skala besar membuat saham ini berada dalam radar utama investor menjelang 2026.

Posting Komentar

0 Komentar