Receh.in – Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (12/11/2025), dibuka dalam tren positif seiring penguatan bursa global semalam. Optimisme pasar dipicu oleh penguatan indeks utama di Wall Street dan Eropa yang ditopang oleh sentimen berakhirnya ancaman government shutdown Amerika Serikat. Namun, investor juga mencermati pergerakan saham teknologi besar, khususnya SoftBank Group, yang anjlok lebih dari 7% setelah menjual seluruh kepemilikannya di Nvidia senilai USD5,83 miliar.
Perdagangan pagi ini menunjukkan indeks ASX 200 Australia naik 0,20% ke level 8.836 pada pukul 08.15 WIB. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,30% menjadi 4.118,64, sementara Kosdaq menguat 0,62%. Di Jepang, indeks Nikkei 225 bergerak positif 0,20% ke 50.930,96, sedangkan Topix naik 0,35%. Tren penguatan di pasar Asia mencerminkan peningkatan sentimen risiko di tengah potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember mendatang.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berusaha menembus kembali level 8.400 setelah melemah dua hari berturut-turut. Secara teknikal, IHSG berpotensi mengalami technical rebound menuju kisaran 8.450, meskipun aksi jual asing dan pengambilan keuntungan (profit taking) masih berpotensi menahan laju penguatan. Pada perdagangan Selasa (11/11), IHSG ditutup melemah 0,29% ke level 8.366, sementara ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia (EIDO), turun 0,46% ke USD18,45 di New York Stock Exchange.
Wall Street dan Eropa Menguat, Pasar Global Optimistis
Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat, di tengah optimisme politik terkait potensi berakhirnya government shutdown AS. Anggota DPR AS dijadwalkan melakukan pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan anggaran, sementara data ketenagakerjaan ADP menunjukkan penurunan lapangan kerja di sektor swasta sebesar 11.250 per minggu, menandakan pelemahan ekonomi yang bisa mempercepat langkah pelonggaran moneter The Fed.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,18% atau 559,33 poin ke level 47.927,96, mencetak rekor tertinggi baru. Indeks S&P 500 menguat 0,21% menjadi 6.846,61, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi tipis 0,25% ke 23.468,30, terbebani aksi jual saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI). Saham Nvidia turun 3% setelah penjualan besar oleh SoftBank, sementara saham Eli Lilly, Johnson & Johnson, dan AbbVie naik lebih dari 2%, menopang sektor kesehatan yang menjadi motor penguatan pasar.
Bursa Eropa juga ditutup di zona hijau. Indeks STOXX 600 Eropa melonjak 1,28% ke 580,13 — level tertinggi dalam sejarah — ditopang lonjakan saham sektor kesehatan dan barang mewah. FTSE 100 Inggris naik 1,15% ke 9.899,60, DAX Jerman naik 0,53% ke 24.088,06, dan CAC 40 Prancis menguat 1,25% ke 8.156,23. Optimisme investor di kawasan Eropa turut didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank of England (BoE), meskipun data kepercayaan konsumen Jerman menunjukkan pelemahan.
Kurs dan Komoditas: Dolar AS Melemah, Emas dan Minyak Menguat
Dari pasar uang, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Indeks dolar (DXY) turun 0,24% ke level 99,39 seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember. Euro menguat 0,01% ke USD1,1583, sementara yen Jepang terapresiasi ke 154,14 per dolar AS. Di sisi lain, rupiah tercatat melemah tipis 0,24% ke Rp16.693,50 per dolar AS, mengikuti tren pelemahan mata uang regional.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia menguat karena sanksi baru terhadap minyak Rusia dan ekspektasi berakhirnya shutdown AS. Harga Brent naik 1,72% ke USD65,16 per barel, sedangkan WTI naik 1,51% ke USD61,04 per barel. Penguatan ini tertahan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan setelah OPEC+ menambah produksi 137.000 barel per hari untuk Desember, meski berencana menahan peningkatan lebih lanjut pada kuartal pertama 2026.
Sementara itu, harga emas spot di pasar COMEX naik 0,3% ke USD4.126,77 per troy ounce, mendekati level tertinggi tiga pekan. Kenaikan harga emas didorong oleh prospek pemangkasan suku bunga dan pelemahan dolar AS. Para analis memperkirakan permintaan emas tahun ini dan 2026 dapat mencapai level tertinggi sejak 2011, dengan potensi kenaikan hingga USD4.700 per troy ounce jika ketegangan geopolitik dan risiko pasar meningkat.
Dengan kombinasi sentimen global yang positif, stabilitas nilai tukar, dan potensi pemangkasan suku bunga, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan teknikal di sesi perdagangan hari ini. Namun, investor disarankan tetap mencermati aksi jual asing dan volatilitas harga komoditas yang bisa memicu pergerakan fluktuatif di pasar saham domestik.

0 Komentar