Receh.in – PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF) tengah memperkuat fondasi operasionalnya melalui pembangunan fasilitas cold storage baru yang diproyeksikan menjadi mesin efisiensi dan ekspansi distribusi dalam beberapa tahun ke depan. Langkah ini diumumkan dalam public expose perseroan dan menjadi salah satu strategi penting untuk meningkatkan daya saing di industri pengolahan daging nasional.
Cold Storage Baru: Lebih Dekat, Lebih Efisien, Lebih Menguntungkan
Selama ini BEEF harus menyewa cold storage eksternal akibat keterbatasan kapasitas internal. Kondisi tersebut menekan biaya logistik sekaligus membatasi ruang ekspansi distribusi. Dengan fasilitas baru ini, perusahaan menargetkan lonjakan efisiensi dalam rantai pasok daging sapi, mulai dari penyimpanan hingga pengiriman.
Cold storage baru tersebut memiliki beberapa keunggulan strategis:
- Lokasi sangat dekat dengan akses tol, hanya 10 menit dari pintu keluar, sehingga lebih efisien dibanding gudang sebelumnya yang berjarak 30–60 menit.
- Mendukung ekspansi distribusi BEEF ke wilayah yang lebih luas, mulai dari Jabodetabek hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Menurunkan biaya operasional karena tidak lagi bergantung pada gudang sewaan dari pihak ketiga.
Fasilitas ini terdiri atas 17 kamar (chamber) dengan kapasitas besar. Dari jumlah tersebut, sekitar 15 kamar akan digunakan untuk kebutuhan internal, guna mempercepat perputaran stok dan mendukung peningkatan volume penjualan. Dua kamar lainnya—kamar 17 dan kamar 16—sudah disewa pihak ketiga sebagai sumber pendapatan tambahan.
Manajemen memastikan bahwa penyewaan ruang kosong akan menjadi sumber revenue baru, sekaligus menjaga tingkat utilisasi fasilitas tetap optimal. Namun tujuan utama pembangunan cold storage tetap: distribusi yang lebih cepat, terukur, dan efisien.
Mengatur Stok Lebih Ketat dan Menyiapkan Kebutuhan Impor 2026
BEEF menargetkan manajemen stok yang lebih disiplin seiring beroperasinya fasilitas penyimpanan baru. Untuk tahun 2025, seluruh proses impor akan diselesaikan pada tahun berjalan, dengan rencana impor sekitar 15.000 ekor sapi pada 2026.
Perusahaan juga menetapkan target perputaran stok 1.250 ekor per bulan, sehingga persediaan selalu segar dan arus distribusi berjalan lancar tanpa penumpukan yang tidak perlu. Optimalisasi cold storage diperkirakan akan memperkuat kemampuan BEEF menjaga kualitas produk sekaligus memperbaiki margin operasional.
Cekungan Pendapatan Baru: Waste Sapi Jadi Produk Bernilai Tambah
Selain fokus pada lini utama bisnis daging sapi, BEEF mulai melihat peluang baru dari pengelolaan limbah (waste) sapi. Potensi pemanfaatan waste mencakup bahan pupuk, pakan ternak, hingga produk olahan lain yang nilainya bisa ditingkatkan.
Program ini belum akan dieksekusi pada 2025. Sepanjang tahun depan, perusahaan masih melakukan perbaikan internal terkait manajemen limbah. Implementasi pemanfaatan limbah secara komersial baru akan dijalankan mulai 2026.
Langkah ini dapat membuka ceruk pendapatan baru sekaligus membantu efisiensi biaya operasional, mengingat waste sapi merupakan bagian dari rantai produksi yang selama ini masih memiliki nilai tambah rendah.
Prospek BEEF: Pondasi Efisiensi Dibangun, Ekspansi Menanti
Pembangunan cold storage baru hingga rencana monetisasi limbah menunjukkan bahwa BEEF sedang memperkuat fondasi bisnis jangka panjang. Dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar, pengiriman yang lebih cepat, serta biaya logistik yang lebih rendah, perusahaan membuka peluang untuk memperluas pasar dan mengerek margin.
Meski tantangan industri pangan masih besar, langkah strategis ini berpotensi menjadikan BEEF lebih kompetitif—baik dari sisi operasional maupun struktur biaya—di tengah persaingan produk protein hewani yang semakin ketat.
0 Komentar