Receh.in — Harga emas dunia menguat tajam lebih dari 1% pada perdagangan Rabu (5/11) waktu setempat, seiring meningkatnya permintaan terhadap aset aman (safe haven) di tengah gejolak pasar saham global dan kekhawatiran gelembung harga saham teknologi berbasis AI.
Mengutip laporan Reuters, harga emas spot naik 1,3% menjadi USD3.983,89 per troy ounce pada pukul 02.30 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,8% ke level USD3.992,90 per troy ounce.
“Emas dan perak kembali menguat secara moderat meski laporan ketenagakerjaan ADP lebih kuat dari perkiraan. Ini memberi kelegaan bagi investor bullish yang sebelumnya khawatir logam mulia akan terus terkoreksi bersama aset berisiko,” ujar Tai Wong, analis logam independen yang berbasis di New York.
Data Tenaga Kerja AS Tekan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Laporan ADP Employment Report menunjukkan sektor
swasta AS menambah 42.000 pekerjaan pada Oktober, melampaui proyeksi Reuters
sebesar 28.000.
Data yang lebih kuat dari perkiraan ini menekan ekspektasi pasar terhadap
kemungkinan pemangkasan suku bunga tambahan oleh Federal Reserve (The
Fed) pada Desember mendatang.
Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25
basis poin pada Oktober, namun Ketua Jerome Powell menegaskan langkah tersebut
kemungkinan menjadi yang terakhir di tahun ini.
Berdasarkan data CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga
lanjutan pada pertemuan Desember kini turun menjadi 63%, dari lebih
dari 90% pada pekan sebelumnya.
Kekhawatiran Saham AI dan Ketidakpastian Ekonomi Global
Sementara itu, pasar saham global mengalami tekanan baru.
Indeks saham utama Wall Street terkoreksi dari level tertingginya karena
kekhawatiran valuasi yang terlalu mahal di sektor teknologi, terutama pada
saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI stocks).
“Permintaan terhadap aset safe haven muncul kembali di pertengahan pekan, di tengah gejolak saham global dan kekhawatiran potensi gelembung di sektor AI,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Ketidakpastian politik dan ekonomi AS juga memperkuat permintaan terhadap logam mulia. Pemerintahan federal AS masih mengalami penutupan (government shutdown) yang sudah memasuki minggu keenam, sementara Mahkamah Agung AS tengah menggelar sidang mengenai legalitas tarif impor era Presiden Donald Trump.
Logam Mulia Lain Turut Menguat
Penguatan tidak hanya terjadi pada emas.
Harga perak spot naik 2,2% menjadi USD48,13 per troy ounce,
platinum menguat 1,7% ke USD1.561,65 per troy ounce, dan paladium
melonjak 2,4% menjadi USD1.424,22 per troy ounce.
Secara umum, logam mulia mendapatkan dukungan dari kombinasi faktor: ketidakpastian ekonomi global, tekanan di pasar saham, dan peluang suku bunga yang mulai mendekati puncaknya.
“Logam kuning, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah dan ketika kepercayaan terhadap pasar saham melemah,” tambah Wyckoff.
Ringkasan Utama
- Harga emas spot naik 1,3% ke USD3.983,89/troy ounce.
- Data tenaga kerja ADP AS naik 42.000, menekan peluang rate cut The Fed.
- Kekhawatiran gelembung saham AI mendorong minat pada aset aman.
- The Fed diperkirakan menahan suku bunga pada Desember (peluang 63%).
- Perak, platinum, dan paladium turut menguat antara 1,7–2,4%.

0 Komentar