Receh.in – Pelemahan harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) sepanjang 2025 ternyata tidak serta-merta menggerus optimisme analis. Meski tekanan kurs dan dinamika pasar masih membayangi, prospek jangka menengah ICBP dinilai tetap solid, ditopang peningkatan daya beli masyarakat serta inovasi produk yang berkelanjutan.
Harga Saham Merah, Target Analis Tetap Tinggi
Saham ICBP mencatatkan penurunan signifikan dalam 6 bulan terakhir. Hingga penutupan Selasa (18/11/2025), harganya berada di Rp8.325 per lembar, turun 25,84% year-to-date dan turun hampir 24% dalam setengah tahun terakhir.
Namun, konsensus analis justru menempatkan target harga jauh lebih tinggi pada Rp12.076, mencerminkan potensi return 44% dari level saat ini. Dari total 34 analis yang mengulas, 33 di antaranya merekomendasikan beli, menandakan kepercayaan kuat terhadap pemulihan fundamental ICBP.
Dari sisi kinerja, pendapatan ICBP pada 2025 diproyeksikan naik menjadi Rp75,91 triliun, sementara laba bersih yang disesuaikan diperkirakan tumbuh hingga 32% YoY ke sekitar Rp9,34 triliun. Proyeksi tersebut tetap menunjukkan momentum positif meski perusahaan menghadapi tekanan kurs sepanjang tahun.
Kinerja sembilan bulan 2025 menunjukkan penjualan konsolidasi naik tipis menjadi Rp56,27 triliun, dengan laba usaha tumbuh 6%. Namun, rugi selisih kurs membuat laba bersih turun ke Rp7,11 triliun, sementara core profit tergerus menjadi Rp7,69 triliun.
Daya Beli Pulih, Inovasi Produk Jalan Terus
Manajemen ICBP mengakui bisnis masih menghadapi dinamika permintaan dan tekanan biaya. Meski begitu, fokus adaptasi tetap dijaga melalui penguatan portofolio, inovasi rasa, serta efisiensi operasional.
Analis Ciptadana menilai penurunan harga saham ICBP sudah mencerminkan pelemahan topline tahun ini. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan inovasi produk mi instan yang terus berjalan, prospek ICBP dinilai membaik memasuki 2026.
Indonesia tercatat sebagai konsumen mi instan terbesar kedua di dunia, yang menjadi keunggulan struktural bagi ICBP. Proyeksi pendapatan segmen mi instan pada 2025 diperkirakan mencapai Rp55,12 triliun, tetap menjadi penopang utama pertumbuhan.
Kenaikan harga CPO sepanjang 2025 mendorong perusahaan menyesuaikan harga jual rata-rata sekitar 3–4% untuk meredam tekanan biaya. Analis meyakini ketika harga CPO kembali normal, ekspansi margin akan lebih terasa, berkat kekuatan brand Indomie dan strategi pricing yang disiplin.
Ciptadana merekomendasikan buy dengan target harga Rp12.400, atau potensi kenaikan lebih dari 46% dari posisi saat ini.
Fondasi Jangka Panjang Masih Kokoh
Data historis menunjukkan seluruh segmen ICBP—dari dairy, makanan ringan, hingga penyedap dan minuman—tetap mencatat pertumbuhan. Penjualan bersih pada 2024 mencapai Rp72,59 triliun, naik 6,9% YoY, dengan kontribusi terbesar dari divisi mi instan.
Dengan pemulihan bertahap daya beli, stabilisasi nilai tukar, serta penetrasi produk yang semakin luas, ICBP dinilai berada dalam posisi kuat untuk kembali mencetak pertumbuhan solid. Koreksi harga saham yang terjadi justru membuka peluang bagi investor jangka panjang yang mengincar valuasi menarik pada saham konsumer defensif.
Kesimpulannya: meski harga saham ICBP memerah, sentimen analis tetap hijau. Fundamental bertahan, katalis pemulihan ada, dan Indomie—ikon konsumer nasional—tetap menjadi mesin pertumbuhan Indofood CBP ke depan.
0 Komentar