Receh.in – Perbankan investasi global JP Morgan menyalakan sinyal positif untuk prospek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK). Dalam riset terbaru November 2025, lembaga keuangan asal AS itu menaikkan peringkat rekomendasi EMTK menjadi overweight dengan target harga Rp1.600 untuk Desember 2025. Sentimen baru ini muncul di tengah kabar persiapan IPO dua entitas penting dalam ekosistem Emtek: Superbank dan Vidio.
Langkah JP Morgan menegaskan pandangan bahwa grup Emtek kembali memasuki fase katalis besar setelah beberapa tahun terakhir melakukan restrukturisasi bisnis digital dan perbankan.
IPO Superbank & Vidio, Motor Baru Pertumbuhan Emtek
Katalis terbesar yang disorot JP Morgan adalah potensi IPO Superbank pada kuartal IV/2025. Emtek memegang saham signifikan di bank digital tersebut, yakni 31,1%, bersanding dengan Grab (30,7%), GXS Bank (12%), Singtel (8,5%), dan Kakaobank (10%).
Menurut proyeksi, Superbank berpeluang menggalang dana segar antara US$160 juta–US$325 juta. Apabila IPO ini sukses, valuasi portofolio Emtek di sektor keuangan digital akan terangkat, sekaligus memperkuat neraca keuangan grup.
Tidak berhenti di Superbank, JP Morgan juga menilai rencana IPO Vidio pada 2026 sebagai amunisi besar berikutnya. Dengan lebih dari 5 juta pelanggan, Vidio telah mengukuhkan diri sebagai platform OTT nomor satu di Indonesia. Pasar modal diperkirakan akan menyambut baik aksi korporasi ini, mengingat lonjakan konsumsi video streaming dan model bisnis yang semakin matang.
Rangkaian aksi korporasi tersebut menandai langkah strategis Emtek untuk menguangkan aset digital yang selama bertahun-tahun dibangun intensif.
Kartu As Indeks LQ45 & Peluang Masuk MSCI
Selain dari IPO, saham EMTK juga memperoleh dorongan dari sisi teknikal dan aliran dana institusi. Masuknya EMTK sebagai anggota baru indeks LQ45 menjadi titik penting, karena otomatis meningkatkan eksposur kepada investor lokal dan global yang mengacu pada indeks likuid tersebut.
JP Morgan bahkan memperkirakan EMTK berpotensi masuk ke indeks global MSCI dalam 12 bulan mendatang. Jika ini terjadi, aliran dana asing diperkirakan menguat, mengingat banyak manajer investasi global menjadikan MSCI sebagai acuan portofolio.
Bagi EMTK, efek kombinasi dua indeks ini dapat menjadi pemicu re-rating dalam jangka menengah.
Dividen Interim: Sinyal Keuangan Emtek Tetap Solid
Di tengah kabar strategis seputar IPO, Emtek juga mengumumkan pembagian dividen interim tahun buku 2025. Total dana yang dikucurkan mencapai Rp305,73 miliar, atau sekitar Rp5 per saham.
Jadwal pentingnya sebagai berikut:
- Cum dividen pasar reguler & negosiasi: 19 November 2025
- Cum dividen pasar tunai: 21 November 2025
- Pembayaran dividen: 11 Desember 2025
Dividen ini diambil dari laba bersih Emtek selama kuartal III/2025, di mana perusahaan mencatat laba Rp6,43 triliun. Emtek juga memiliki saldo laba ditahan tidak terbatas sebesar Rp15,03 triliun, dan total ekuitas kuat di Rp54,50 triliun per akhir September 2025.
Pembagian dividen ini menjadi sinyal bahwa arus kas Emtek cukup sehat, dan perusahaan tetap menjaga komitmen kepada pemegang saham di tengah fase ekspansi digital.
EMTK Masuk Radar Besar Investor
Dengan kombinasi IPO Superbank, IPO Vidio, masuknya EMTK ke LQ45, potensi ke MSCI, serta fundamental yang solid, emiten milik keluarga Sariaatmadja ini kembali mencuri perhatian pasar modal.
Riset JP Morgan yang memberikan rekomendasi beli dengan target Rp1.600 memperkuat narasi bahwa EMTK sedang memasuki titik balik penting dalam valuasi. Bagi investor, 12 bulan ke depan akan menjadi periode krusial untuk melihat realisasi aksi korporasi besar yang bisa mengubah peta bisnis digital Indonesia.
Apabila IPO Superbank dan Vidio berjalan sesuai rencana, bukan tidak mungkin EMTK menjadi salah satu saham teknologi domestik yang kembali naik daun dalam waktu dekat.
0 Komentar