Receh.in — Emiten ritel perlengkapan rumah tangga PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) mencatatkan laba bersih Rp481 miliar hingga kuartal III 2025, turun 16,2% year-on-year (yoy). Meski menurun, kinerja tersebut masih sejalan dengan ekspektasi analis dan konsensus, masing-masing mencapai 66% dan 64% dari estimasi setahun penuh, sepadan dengan rerata historis tiga tahun terakhir.
Pendapatan bersih ACES selama sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp6,3 triliun, tumbuh 1,7% yoy, juga in-line dengan proyeksi analis (70–71%). Namun, pertumbuhan ini masih di bawah panduan manajemen yang menargetkan kenaikan penjualan di atas 5% tahun ini.
Tekanan Biaya Operasional Redam Margin Usaha
Menurut laporan IPS Research yang ditulis oleh Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan, gross profit margin (GPM) 9M25 turun ke 47,9% (-62bps yoy), sementara rasio beban operasional terhadap penjualan (opex-to-sales) meningkat menjadi 40,9% (+304bps yoy).
Kenaikan biaya operasional ini menekan margin laba usaha (EBIT) menjadi 7,0% (-365bps yoy), di tengah pertumbuhan penjualan yang melambat akibat pelemahan daya beli konsumen dan tren belanja rumah tangga yang berhati-hati.
Kuartal III: Laba Masih Tertekan, Pendapatan Tambahan Jadi Penyelamat
Pada kuartal III-2025, penjualan ACES turun 1,4% yoy ke Rp2,1 triliun, karena same store sales growth (SSSG) melemah -5,0% yoy, meski jumlah toko bertambah 6,5% yoy.
GPM kuartalan justru meningkat ke 49,0% (+63bps yoy) berkat perbaikan campuran produk (product mix), namun tekanan tetap datang dari kenaikan beban gaji dan biaya operasional lain.
Opex-to-sales ratio naik signifikan ke 40,2% (+360bps yoy), menandakan negative operating leverage, di mana biaya tumbuh lebih cepat dari penjualan. Akibatnya, margin EBIT turun ke 8,8% (-360bps yoy).
Di luar operasi utama, pendapatan lain-lain melonjak 184% yoy menjadi Rp71 miliar, terutama dari komisi layanan perlindungan asuransi produk. Hal ini membantu menahan penurunan laba bersih yang hanya turun 9,7% yoy ke Rp188 miliar, dengan net profit margin (NPM) di 9,1%.
Strategi 4Q25: Ekspansi Toko dan Brand Baru “Neka”
Untuk memperbaiki kinerja di kuartal keempat, manajemen ACES menargetkan membuka 14 toko baru atau 5,7% dari total basis toko FY24. Ekspansi ini diharapkan memberi tambahan sekitar 6% terhadap pertumbuhan penjualan 4Q25, di tengah proyeksi SSSG yang masih negatif sekitar -3%.
Selain ekspansi fisik, ACES juga meluncurkan brand baru bernama “Neka”, yang menyasar segmen konsumen berpenghasilan menengah bawah dengan rata-rata nilai transaksi sekitar Rp80 ribu, jauh di bawah rata-rata brand premium “Ataru” atau “Azko” yang mencapai Rp500 ribu per transaksi.
“Langkah ini menunjukkan fleksibilitas strategi ACES untuk menjangkau pasar baru tanpa meninggalkan identitas merek utamanya. Ini bagian dari rebranding besar yang dimulai sejak awal 2025,” tulis IPS Research.
Prospek dan Rekomendasi Saham
IPS mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham ACES dengan target harga Rp660 per saham, berdasarkan valuasi 15,5x FY25F PE, atau -0,5 standar deviasi dari rata-rata lima tahun terakhir.
“Kinerja ACES tetap in-line dengan estimasi kami, meskipun tekanan top-line masih terasa. Prospek jangka menengah positif seiring ekspansi toko baru dan inovasi portofolio produk,” ujar Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan.
Risiko utama: pertumbuhan SSSG yang lebih lemah dari ekspektasi dan tekanan margin akibat kenaikan biaya tenaga kerja atau sewa toko.
Outlook: Bertahan di Tengah Konsumsi Lesu
Analis menilai ACES masih menjadi salah satu emiten ritel defensif dengan neraca kuat, arus kas positif, dan posisi kas besar. Dengan strategi ekspansi selektif, diversifikasi segmen, dan peningkatan efisiensi operasional, perusahaan diperkirakan mampu menjaga kinerja stabil meskipun kondisi makro masih lemah.

0 Komentar