Ticker

4/recent/ticker-posts

Laba Bersih Adaro Energy (ADRO) Capai US$302 Juta di 9M25, Ditopang Lonjakan Volume Produksi SIS

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in —
Emiten batu bara terintegrasi PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan laba bersih sebesar US$302 juta hingga kuartal III 2025, turun 82% year-on-year (yoy), namun masih sejalan dengan konsensus analis dan sedikit di atas proyeksi internal perusahaan.

Dalam laporan riset IPS Research yang disusun oleh Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta, capaian tersebut merefleksikan penurunan biaya tunai batu bara metalurgi (coking coal) yang lebih baik dari perkiraan, serta kinerja kuat anak usaha tambang PT Saptaindra Sejati (SIS) yang menekan beban produksi.

 

SIS Dorong Lonjakan Laba Kuartal III

Secara kuartalan, laba bersih ADRO naik 29% menjadi US$127 juta pada 3Q25, berkat lonjakan volume produksi SIS sebesar 16% qoq dan peningkatan cash margin 3% qoq. Kinerja positif ini mampu menutupi penurunan volume penjualan batu bara metalurgi sebesar 3% qoq.

Selain itu, pendapatan dari entitas asosiasi juga pulih menjadi US$6 juta, setelah sebelumnya mengalami rugi bersih pada 2Q25 akibat perawatan fasilitas di PT Bhimasena Power Indonesia (BPI).

“Peningkatan aktivitas produksi di SIS dan efisiensi biaya menjadi katalis utama laba kuartal ketiga, sementara kontribusi dari segmen energi hijau masih bersifat jangka menengah,” tulis IPS Research.

 

ADMR Tertahan Isu Logistik, Tapi Produksi Stabil

Sementara itu, anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatat kenaikan produksi 4% qoq menjadi 2 juta ton, namun penjualan turun 3% qoq menjadi 1,5 juta ton karena rendahnya permukaan air Sungai Barito yang menghambat kegiatan pengangkutan (barging).

Harga jual rata-rata (ASP) ADMR menurun 3% qoq ke US$149/ton, meski indeks harga batu bara metalurgi global relatif stabil. Namun, biaya tunai turun 3% qoq menjadi US$82/ton, ditopang oleh penurunan biaya penambangan dan pergerakan stok sebesar -US$22 juta.

Dengan demikian, meskipun margin ADMR menurun sementara, performa keseluruhan tetap sejalan dengan panduan keuangan FY25.

 

SIS Catat Laba Kuartalan Tertinggi Tahun Ini

Unit kontraktor tambang SIS menjadi pendorong utama laba ADRO kuartal ini. Volume pengangkutan batu bara dan lapisan tanah (OB) meningkat menjadi 17,4 juta ton dan 61,5 juta bcm, masing-masing naik 4% dan 20% qoq, seiring normalisasi cuaca setelah hujan ekstrem di semester pertama.

Dengan penurunan biaya tunai sebesar 7% qoq dan efisiensi operasional, laba bersih SIS melonjak hingga US$60 juta (+127% qoq) — menjadi kontributor terbesar terhadap profitabilitas grup.

 

Prospek dan Rekomendasi: Target Harga Naik ke Rp2.800

Menimbang penurunan biaya tunai dan efisiensi struktur biaya di segmen batu bara metalurgi, IPS menaikkan estimasi laba bersih ADRO FY25–27F sebesar 25–31%, serta menaikkan target harga saham (TP) menjadi Rp2.800 per saham dari sebelumnya Rp2.400.

“Kami mempertahankan rekomendasi BUY, karena valuasi ADRO masih undervalued dibandingkan potensi fundamental dan ekspansi energi hijau yang sedang dibangun,” ujar Reggie dan Ryan dalam risetnya, Sabtu (1/11).

Mereka juga menilai nilai intrinsik saham ADRO (tanpa memperhitungkan bisnis hijau) berada di kisaran Rp2.200 per saham, dengan potensi kenaikan jangka panjang seiring peningkatan diversifikasi portofolio ke energi terbarukan dan alumunium.

 

Risiko dan Outlook

Analis mencatat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai investor, termasuk penurunan harga coking coal, potensi keterlambatan proyek energi hijau, dan pembengkakan belanja modal (capex overrun).

Namun secara keseluruhan, fundamental ADRO tetap kuat, dengan arus kas positif, neraca sehat, serta dukungan dari rantai bisnis terintegrasi yang meliputi pertambangan, energi, dan infrastruktur logistik.

“Kinerja kuat SIS dan efisiensi biaya menandai titik stabilisasi profit ADRO di tengah siklus harga batu bara yang melemah. Kami melihat potensi kenaikan laba berlanjut hingga 2026,” tulis laporan IPS.

Posting Komentar

0 Komentar