Ticker

4/recent/ticker-posts

Laba Bersih Alfamart (AMRT) Turun 3,5% di 9M25, Margin Tertekan tapi Kinerja Masih Sesuai Ekspektasi

Daftar Isi [Tampilkan]


Receh.in —
Emiten ritel modern PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,3 triliun hingga September 2025, turun 3,5% year-on-year (yoy). Meski demikian, hasil tersebut masih sesuai ekspektasi analis dan konsensus, masing-masing 64% dan 67% dari proyeksi setahun penuh, sejalan dengan rata-rata kinerja tiga tahun terakhir di kisaran 67%.

Menurut laporan IPS Research, pendapatan AMRT tercatat Rp94,5 triliun, tumbuh 7,1% yoy, yang juga in-line dengan estimasi analis di level 73% dari target tahunan (rata-rata historis 75%).

 

Margin Tertekan, Tapi Kinerja Masih Terkendali

Secara operasional, gross profit margin (GPM) naik tipis menjadi 21,5% (+10bps yoy), namun tekanan datang dari kenaikan biaya operasional (opex) yang membuat opex-to-sales ratio meningkat ke 19,3% (+50bps yoy). Akibatnya, margin EBIT turun ke 2,2% (-3,9bps yoy).

Pertumbuhan penjualan 9M25 sebesar 7,1% juga sedikit di bawah panduan manajemen FY25F sebesar 10% yoy, menandakan tekanan konsumsi masyarakat yang masih selektif di tengah inflasi pangan dan pelemahan daya beli.

 

Kuartal III Tekan Profit, Eks-Jawa Tumbuh Lebih Cepat

Pada kuartal III-2025, AMRT membukukan pendapatan Rp30,6 triliun, naik 5,7% yoy, dengan pertumbuhan seragam di segmen makanan (5,6%) dan non-makanan (6,1%). Secara geografis, wilayah luar Jawa (ex-Java) mencatat pertumbuhan 13,2% yoy, jauh melampaui pertumbuhan 1,4% di wilayah Jawa, menunjukkan dampak positif dari meningkatnya daya beli di area perkebunan dan pertanian berkat harga komoditas yang tinggi, terutama CPO.

Namun demikian, laba bersih kuartal III turun 28,7% yoy menjadi Rp431 miliar, dengan net profit margin (NPM) menurun ke 1,4%, dibandingkan 2,1% pada kuartal III-2024.

Analis mencatat bahwa GPM kuartal III turun ke 20,6% (-41bps yoy) akibat peningkatan promosi di tengah pertumbuhan penjualan yang melambat. Di sisi lain, beban operasional tumbuh 8,2% yoy, lebih tinggi dibanding kenaikan penjualan, sehingga menciptakan negative operating leverage.

 

Prospek: Tetap BUY dengan Target Harga Rp2.800

Meskipun margin menurun, analis IPS Research mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham AMRT dengan target harga Rp2.800 per saham, setara 32x estimasi PE FY2025F atau +0,5 standar deviasi di atas rata-rata lima tahun.

“Kinerja kuartal III memang melambat karena tekanan margin, tetapi secara tahunan hasilnya masih sesuai proyeksi. Kami melihat fundamental Alfamart tetap kuat dengan ekspansi jaringan dan pertumbuhan stabil di luar Jawa,” tulis analis Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dalam risetnya, Sabtu (1/11).

Risiko utama yang diwaspadai adalah perlambatan same-store sales growth (SSSG) serta kenaikan upah minimum 2026 yang berpotensi menekan margin laba bersih.

 

Outlook: Ekspansi Masih Jadi Katalis

AMRT diperkirakan akan tetap mempertahankan momentum pertumbuhan jangka menengah melalui perluasan gerai, peningkatan efisiensi logistik, serta penguatan platform digital dan payment ecosystem (Alfagift & Alfamind).

Dengan dominasi pangsa pasar di segmen ritel modern dan posisi keuangan yang solid, Alfamart dinilai masih menjadi salah satu emiten defensif terbaik di sektor consumer discretionary Indonesia.

 

Posting Komentar

0 Komentar